PENGUATAN BUDAYA POSITIF MELALUI PENERAPAN KEYAKINAN KELAS
Endi Sutrisna, S.Sos.,S.Pd.Gr.
Calon Guru Penggerak Angkatan 6
Kabupaten Pandeglang
|
Pendidikan di Finlandia |
Budaya sekolah yang dinamis dan menyenangkan bagi semua warganya merupakan dambaan setiap sekolah, dambaan dan contoh ideal terkait keadaan pendidikan saat ini adalah kondisi pendidikan di Negara Finlandia yang merupakan negara terdepan di dunia dalam indeks keberhasilan pendidikan, kondisi kurikulum yang ideal, pengajar yang dominan lulusan S2 dan lulusan terbaik yang mengisi posisi guru di negara tersebut. Dukungan dan kondisi sosial budaya negara yang baik dan konsisten memberikan dampak yang siginifikan di negara tersebut. Kondisi pendidikan tersebut dapat kita wujudkan melalui pendekatan dan penerapan konsep-konsep budaya positif, budaya positif akan menciptakan suasana pembelajaran yang baik di lingkungan sekolah, budaya ini memiliki urgensi tinggi karena lingkungan sekolah sebagai tempat peserta didik belajar harus dapat menghadirkan suasana yang kondusif, aman, nyaman dan menyenangkan agar peserta didik merasa betah untuk belajar berlama-lama di sekolah tanpa rasa tertekan, iklhas dan mendapakan raung yang seluas-luasnya dalam memberikan gagasannya.
Kondsi dambaan tersebut dapat kita lakukan melalui keteladanan kedisiplinan, memulai pembelajaran dengan kesepakatan, memberikan kesempatan yang sama dalam berpendapat, bersikap adil dalam memberikan kebutuhan belajar, selalu berusaha memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar agar peserta didik menikmati setiap materi yang diberikan tanpa ada paksaan. Menciptakan suasana positif berhubungan erat dengan pembelajaran yang berpihak pada murid karena suasana yang positif dapat mendorong motivasi peserta didik untuk belajar secara mandiri secara sadar diri.
Setiap sekolah tentunya sudah memiliki budaya yang baik terkait komunikasi dan disiplin dalam menegakan peraturan, akan tetapi pelaksanannya kurang efektif, perlunya penguatan agar budaya positif dapat ditumbuh kembangkan secara masif di kelas dan lingkungan sekolah. Perlunya penekanan dan kebutuhan akan budaya positif karena budaya ini menekakan pada pencapaian nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang berpihak pada peserta didik agar dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab.
|
Siswa Menempelkan Keyakinan Kelas
|
Budaya positif dilaksanakan dalam
upaya menumbuhkan disiplin diri pada peserta
didik secara langsung menanamkan
motivasi intrinsik untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri
sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percayai.
Dalam mencapai
hal tersebut salah satunya yang dapat dikembangkan dan diterapkan dengan keyakinan
kelas. Budaya ini
dipilih karena keyakinan merupakan implementasi nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati bersama oleh
warga kelas. Keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari dalam yang dapat
memotivasi secara instrinsik, peserta didik lebih
tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar
mengikuti serangkaian peraturan yang identik dengan hukuman yang tidak mengenakan.
Ciri-ciri khas keyakinan kelas:
- Bersifat lebih abstrak daripada peraturan yang lebih rinci dan konkret.
- Keyakinan kelas berupa pernyataan universal yang dibuat dalam bentuk kalimat positif.
- Keyakinan kelas sederhana sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas.
- Keyakinan kelas merupakan sesuatu yang dapat diterapkan di kelas tersebut.
- Pembuatan keyakinan melibatkan semua warga kelas melalui kegiatan curah pendapat.
- Keyakinan kelas ditinjau kembali dari waktu ke waktu sesuai kesepakatan bersama.
Skenario Pelaksanaan
Usaha yang
dilakukan dalam mencapai kondisi budaya positif yang mantap, saya melaksakan/ mempraktekan
konsep “Penguatan
Budaya Positif Melalui Keyakinan Kelas” ini bertujuan:
- Mengenalkan keyakinan kelas kepada peserta didik.
- Menyusun dan membimbing keyakinan
kelas bersama peserta didik.
- Membiasakan penerapan keyakinan kelas untuk menumbuhkan
disiplin
diri.
Pelaksanaan aksi nyata dimulai
dengan memberikan pemahaman dan arahan kepada
peserta didik mengenai keyakinan kelas dan pelibatan murid dalam
penyusunan keyakinan kelas melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Melaksanakan sosialisasi terkait
keyakinan kelas kepada teman sejawat dan kepala sekolah.
2. Melaksanakan sosialisasi terkait
keyakinan kelas kepada murid.
- Menyusun keyakinan kelas bersama peserta didik.
- Peserta didik membuat paper note keyakinan kelas secara mandiri
- Mengelompokan keyakinan yang dibuat sesuai kelompok
kebajikan yang serumpun
- Menempatkan keyakinan kelas di
tempat yang mudah dilihat.
- Melakukan pendalaman pada setiap
keyakinan melalui kegiatan-kegiatan sederhana di awal pembelajaran
|
Keyakinan Kelas Final
|
Pada proses penerapan
budaya ini terdapat tantangan yang dihadapi terkait
keyakinan kelas adalah dalam hal menanamkan keyakinan kelas pada peserta didik
untuk menumbuhkan motivasi intrinsik dalam diri peserta didik. Mindset
yang sudah tertanam selama ini adalah peraturan (bukan keyakinan) merupakan
dasar mereka bertindak. Mematuhi peraturan dengan tujuan untuk menyenangkan dan mendapatkan
nilai baik dari guru, serta berlaku sesuai aturan hanya agar tidak mendapatkan
hukuman atau menghindari ketidaknyaman. Sehingga untuk mengubah mindset
peserta didik dan mengubah orientasi tindakan mereka dari motivasi ekstrinsik
ke motivasi intrinsik inilah yang menjadi tantangan utama, perlu banyak waktu
untuk berproses dan komitmen bersama
untuk mewujudkannya.
Proses penerapan keyakinan kelas agar dapat tertanam dalam diri murid secara sadar,
mandiri dan bertanggungjawab adanya tantangan
yang dihadapi terkait penerapan keyakinan kelas di atas, perlu adanya rencana
tindak lanjut yang dirumuskan
sebagai berikut.