Showing posts with label Komunitas. Show all posts
Showing posts with label Komunitas. Show all posts

Friday, November 24, 2023

PEMANFAATAN BIJI-BIJIAN DALAM PEMBELAJARAN RAGAM HIAS BAGI SISWA KELAS VI SDN CITEUREUP 3

Ayo Berkreasi

Buatlah hiasan dari biji-bijian. Sebelumnya, kamu harus menyediakan sketsa gambar. Buatlah sketsa yang akan kamu buat menjadi hiasan.

Alat dan Bahan yang Digunakan
• Kertas karton putih untuk menggambar
• Pensil untuk menggambar

Cara Membuat
• Buatlah sketsa gambar hiasanmu!



Pembelajaran ini dilakukan dengan tujuan; 
(1) mendeskripsikan bentuk pembelajaran ragam hias menggunakan bahan biji-bijian bagi siswa kelas VI SD Negeri Citeureup 3; 
(2) menganalisis hasil karya pemanfaatan biji-bijian dalam pembelajaran ragam hias bagi siswa kelas VI SDN Citeureup 3. 

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan meliputi statistik deskriptif, pengumpulan data, reduksi data, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pembelajaran ragam hias menggunakan bahan biji-bijian tidak dilaksanakan sesuai RPP. Tujuan pembelajaran siswa mampu berkarya ragam hias dengan memanfaatkan biji-bijian. Materi pembelajaran adalah prosedur memanfaatkan biji-bijian sebagai media berkarya ragam hias. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, demonstrasi, dan penugasan. Kegiatan perencanaan dan pelaksaanaan tidak sesuai anjuran SOP pembelajaran saintifik. Hasil karya siswa kelas VI mayoritas baik, ide/ gagasan sebagian besar menunjukkan jenis ragam hias motif flora dan fauna dengan prinsip stilasi, unsur visual dan prinsip desain sebagian besar selaras/ harmoni, keterampilan teknis sebagian besar rapi. 

Saran yang direkomendasikan bagi guru, perlu memperhatikan dengan teliti dalam membuat RPP, baik dalam segi penulisan maupun penyusunan. Dalam pelaksanaan praktik berkarya, diharapkan siswa dapat menyelesaikan di kelas, sehingga guru dapat memantau proses berkarya hingga selesai sekaligus mengevaluasi. Bagi sekolah, perlu adanya monitoring kinerja guru untuk meningkatkan kualitas dalam mengajar.






















 

Sunday, May 28, 2023

PGRI Kec. Panimbang Gelar Halal Bihalal Tahun 2023

Foto : Ketua PGRI Kab. Pandeglang


Indsmedia.com - Pandeglang - Dalam rangka mempererat silaturahim PGRI Kecamatan Panimbang gelar acara Halal Bihalal bersama seluruh anggota PGRI dan para guru sekecamatan Panimbang yang diselenggarakan di Griyeu Nyimas,  Sabtu (27/5/2023).


Hadir dalam acara tersebut dihadiri Plt Kepala Disdikpora Kabupaten Pandeglang, Mohamad Kabir,S.Pd., Ketua PGRI Kabupaten Pandeglang Hj.Yuskiah,S.Pd., Kormin Disdikpora Panimbang, Drs.Ismail,M.M. Para Ketua K3S, Ketua PSB Panimbang, Kasta,S.Pd. dan seluruh para guru. Dalam sambutan yang dibawakan oleh Plt Kadispora Pandeglang untuk dapat diterima sebagai bagian dari keluarga besar PGRI Pandeglang baik secara pribadi maupun secara kedinasan. 


Sedangkan sambutan Ketua PGRI Kabupaten Pandeglang, Hj. Yuskiah, S.Pd. menyampaikan perjuangan PGRI Pandeglang sangat kontinyu untuk kesejahteraan guru, kami terus mendorong pengangkatan guru honorer menjadi P3K, sejalan dengan itu, ibu juga mengapresiasi kegiatan silatuhrahmi ini sebagai bagian agenda yang dapat mempererat kekeluargaan guru untuk meningkatkan semangat kerjasama dalam memajukan pendidikan di Pandeglang. 


Foto : Sesi Foto Bersama


Ketua PGRI Kecamatan Panimbang, Ruban Burhanudin,S.Pd., dalam sambutannya "Kegiatan ini merupakan salah satu program bidang kerohanian sekaligus program kerja PGRI Panimbang, pada kesempatan ini kami melepas guru yang akan menunaikan ibadah haji tahun ini semoga menjadi Haji Mabrur, pada kesempatan ini sekaligus kami memberikan penghormatan kepada guru yang akan pensiun tahun ini, kami ucapkan terima kasih atas dedikasi selama ini telah berjuang memajukan pendidikan dengan tanpa pamrih.


Kabar kembira lainnya tahun ini juga kita sedang memulai pembangunan gedung PGRI Panimbang walaupun dalam progres pengurugan lahan, mudah-mudahn akan segera tercapai dengan kerjasama guru-guru di kecamatan Panimbang, seterusnya menyampaikan Alhamdulilah keanggotaan kita bertambah dari guru P3K Formasi 2021 dan 2022 sehingga akan menambah sumber daya kita.” pungkas nya.


Acara dilanjutkan dengan Tausiyah dari Ketua MUI Kecamatan Panimbang, isi tausiyah pentinganya silaturahmi bagi kekuatan umat dan acara pun ditutup dengan pembagian doorprize dan halal bihal seluruh anggota dan tamu undangan. (SW)



Wednesday, March 31, 2021

21 Karakter ANGGOTA WA di GROUP, anda termasuk yang mana, cek disini

 



1 *SILUMAN*

Terdaftar anggota group, tapi tidak pernah muncul.

2. *REPORTER*

Rajin melaporkan keadaan apa saja, secara rutin

3. *BETORO KRESNO*

Penuh kata pujangga, nasihat, memompa semangat dll.

4. *VAMPIR*

Cuma aktif kalau malam, jika siang tidak pernah muncul.

5. *NINJA*

Muncul hanya bila namanya disebut.

6. *PENDEKAR*

Hiperaktif di medsos, tapi aslinya ternyata pendiam.

7. *BOJO GALAK*

Tersinggung sedikit terus 'Left Group'. "Mundur Tanpa Berita" (MUNTABER). Tak lama lagi minta admin tolong add kembali.

8. *PLAY BOY*

Baru nimbrung kalo ada cewek muncul.

9. *PELUKIS*

Suka edit foto orang habis itu d kirim.

10. *PANDITO DURNO*

Hobinya meneruskan ceramah agama, kutipan ayat suci dll. Tapi gak bisa buat sendiri.

11. *PETRUK*

Suka posting artikel tetapi sengaja atau tidak itu iklan, biasanya mengenai tempat makan enak, promosi obat-obatan tertentu.

12. *CAK LONTONG*

Kadang" seperti pengamat, suka membahas materi politik, ekonomi dll, mengkritik lawannya, /membuat opini pencitraan diri/ kelompok.

13. *SEMAR MENDEM*

Gemar mengirim drop pin googlemap.

14. *MALU2 KUCING*

Nampak "...is typing" tapi gak pernah keluar postingnya. Ternyata cuma demen towel-towel keyboard.

15. *BENCONG*

Gemar sebarkan gosip hangat. Ditambahin bumbu" pelengkap.

16. *KOLOR IJO*

Hanya muncul kalo ada perlu. Abis tuh ngilang lagi.

17) *THUKUL MENDEM*

Punya segudang jokes sebagai amunisi untuk dikeluarin pada saatnya.

18) *KAKEK BUYUTEN*

Sering salah ketik tapi gak peduli langsung diposting.

19) *KOKI*

Suka pamer gambar/ foto makanan untuk sarapan, makan siang/malam supaya temannya ngiler.

20) *AYAM KAMPUNG*

Tiap hari paling duluan ngucapin selamat pagi.

21) *HANTU*

Jarang komen, sekalinya muncul cuma kasih jempol.


22) *GELI GELI*

Doyan bagi dan sher film blue 

Penuh semangat dan mengebu gebu 🤭😀


*ANDA TERMASUK YG MANA* 🤭😂

*#Salam Sehat🙏🏻🇮🇩*

*#Tetap Semangat✊🏻🇮🇩*#Semoga COVID 19 cepat berlalu #

Friday, March 19, 2021

Perlu Dipahami Ini Pendekatan Indikator Keterbukaan Pemerintah Desa Yang Ideal

                            Suasana Desa di Bali


Oleh:  Nur Rozuqi

Terdapat enam indikator yang dapat digunakan dalam mengukur tingkat transparansi penyelenggaraan suatu pemerintahan, yaitu:

1.Indikator pertama, sistem pemberian informasi pada publik. Adanya sistem keterbukaan dan standarisasi yang jelas dan mudah dipahami dari semua proses-proses penyelenggaraan pemerintahan. Jika terkait dengan proses penyelenggaraan pelayanan publik, maka informasi seperti persyaratan, biaya, waktu dan prosedur yang ditempuh dalam mengurus suatu dokumen (misalkan izin usaha) harus dipublikasikan secara terbuka dan mudah diketahui oleh yang membutuhkan.

2. Indikator kedua, adanya mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan, usulan ataupun kritik publik tentang proses-proses dalam penyelenggaraan pemerintahan. Aturan dan prosedur tersebut bersifat “simple, straight forward and easy to apply” dan mudah dipahami oleh pengguna.

3. Indikator ketiga, adanya mekanisme pelaporan maupun penyebaran informasi penyimpangan tindakan aparat publik di dalam kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. merupakan kemudahan memperoleh informasi mengenai berbagai aspek penyelenggaraan pelayanan publik. Informasi tersebut bebas didapat dan siap tersedia (freely and readily available).

4. Indikator keempat, adanya laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu.

5. Indikator kelima, tersedianya laporan mengenai pendapatan, pengelolaan keuangan, dan aset yang mudah diakses.

6. Indikator keenam, adanya pengumuman kebijakan mengenai pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset.

Dalam upaya menciptakan masyarakat informasi (information society) yang memiliki hak dalam mengawasi jalannya pemerintahan, maka dikeluarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Melalui Undang-Undang tersebut, berbagai masalah transparansi informasi, khususnya yang terkait ataupun dikuasai oleh badan-badan publik harus dibuka untuk masyarakat sebagai pemohon atau pengguna informasi publik.

Manakala keberadaan desa tidak sebagaimana uraian indikator di atas, maka Pemerintah Desa tersebut dapat dikategorikan tidak transparan atau tidak terbuka. Ditambah lagi manakala adanya petunjuk yang mengarah bahwa pembina desa, auditor desa, dan aparat penegak hukum terkesan turut serta menutup-tutupi dan melindungi Pemerintah Desa, maka dapat dipastikan keadaan rakyat diabaikan, bahkan ada yang dalam tekanan, aset desa dan uang rakyat menjadi tidak oftimal.

Bila yang terjadi begitu, maka rakyat akan terpasung, tersandera, dan menjadi tidak tahu kemana dan kepada siapa harus bertanya, melapor, dan berlindung. 


Penulis adalah:

Direktur PusBimtek Palira.

Ketua Umum DPP LKDN

Thursday, March 18, 2021

Potret Kehidupan Masyarakat Suku Baduy Indonesia

 

Banten - Masyarakat Suku Baduy atau Orang Kanekes, merupakan suku asli Indonesia yang mendiami salah satu wilayah di Kabupaten Lebak, Banten. Menjadi salah satu suku asli yang mendiami pulau padat penduduk, suku Baduy menjadi salah satu daya tarik wisata yang sering dikunjungi wisatawan. 

Letak suku Baduy sendiri ada di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes. Suku Baduy masih memiliki hubungan dengan orang Sunda. Tidak heran jika fisik mereka mirip orang Sunda kebanyakan dan bahasa sehari-hari mereka adalah Bahasa Sunda.

Karena keunikannya, banyak wisatawan yang kemudian penasaran dan ingin melihat lebih lanjut kehidupan suku ini. Wisata suku Baduy kemudian diminati, baik turis lokal maupun luar negeri. Imbas dari banyaknya minat wisatawan untuk mengenal Suku Baduy secara langsung, banyak peraturan adat yang dilanggar wisatawan, salah satunya mengambil foto masyarakat Baduy Dalam dan menyebarkannya.

Hal ini membuat masyarakat suku Baduy merasa tidak nyaman sehingga meminta pemerintah untuk mencoret wilayah mereka dari destinasi wisata. Bahkan mereka berharap agar Google juga menghapus lokasi mereka. Tanpa berkunjung langsung kesana, Anda bisa mengetahui sejumlah fakta mengenai suku Baduy.

1. Terbagi menjadi 2 kelompok: Baduy Dalam dan Baduy Luar

Dilansir dari biroumum.bantenprov.go.id, suku Baduy terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Dua kelompok ini memiliki perbedaan terutama dalam hal berpakaian. 

Baduy Dalam merupakan kelompok masyarakat Baduy yang sangat teguh memegang adat istiadat leluhur. Mereka sangat menolak teknologi dan modernisasi, sehingga kehidupan mereka masih tradisional. Masyarakat Baduy Dalam umumnya memakai pakaian berwarna putih yang ditenun sendiri. Warna putih melambangkan kesucian, dimana orang Baduy Dalam belum terpengaruh dengan budaya luar.

Suku Baduy Luar lebih terbuka dengan pendatang, meskipun masih menjunjung tinggi adat istiadat yang ada. Masyarakat Baduy Luar beberapa sudah menggunakan barang-barang modern seperti kasur, bantal, dan beberapa alat elektronik. Pakaian tenun berwarna serba hitam menjadi penanda masyarakat Baduy Luar. 

2. Menjunjung tinggi adat 

Masyarakat suku Baduy sangat berpegang teguh dengan adat istiadat. Mereka menjalankan peraturan leluhur dan menolak segala pengaruh dari luar suku mereka. Orang Kanekes menolak saran pemerintah untuk membangun sekolah dan segala fasilitasnya di wilayahnya. Akibatnya banyak masyarakat Baduy, terutama Baduy Dalam, yang tidak bisa baca tulis. 

Luhurnya adat yang berlaku di wilayah suku Baduy juga terlihat di kehidupan sehari-hari. Mereka selalu bergotong-royong, serta hidup sederhana. Di wilayah Baduy Dalam, semua tempat tinggal dibuat sama. Yang menjadi pembeda adalah perabotan berbahan tembikar. Status sosial masyarakat suku Baduy dilihat dari jumlah perabotan tembikar yang mereka punya.

Sangat bergantung dengan alam

Profesi utama masyarakat suku Baduy adalah bertani, sehingga keadaan alam sangat menentukan kelangsungan hidup mereka. Banyak aturan yang ada di suku ini bertujuan untuk tetap menjaga kelestarian alam di wilayah Baduy. Larangan tersebut berupa tidak boleh menggunakan bahan kimia seperti sabun dan pasta gigi saat mandi, hingga larangan membuang sampah plastik sembarangan terutama di sungai.

Transportasi dilarang, jalan kaki menjadi hal yang biasa di wilayah suku Baduy

Karena ada larangan penggunaan teknologi, transportasi seperti sepeda motor bahkan sepeda tidak akan terlihat di suku Baduy. Sebagai gantinya, mereka akan berjalan kaki untuk berkunjung ke ladang, rumah kerabat, bahkan saat berkunjung ke ibukota provinsi.

Saat mengunjungi kota besar, mereka biasa berjalan berkelompok 3 hingga 5 orang. Biasanya masyarakat suku Baduy wilayah lain untuk bersilaturahmi dan menjual hasil bumi mereka.

















































































Sumber : kontan.co.id, potret baduy_banten

Sumber Foto : @BADUYBADJA_IG, @SouvenirBaduy, @ahosakai1996, @baduypisan, @hundsyou, 

E-learning