Showing posts with label Opini. Show all posts
Showing posts with label Opini. Show all posts

Wednesday, December 4, 2024

Dari Kasus Gus Miftah, Pembelajaran Adab dan Akhlak Akan Digaungkan Kembali

 

Gus Miftah dan Penjual Es Teh


INDSMEDIA.COM - Gara-gara kasus Gus Miftah mengolok-olok Penjual Es Teh menjadi sorotan Masyarakat dan Netizien saat ini hingga utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan Miftah Maulana Habiburrahman tuai kritik publik. Pasalnya, dalam sebuah video, ia tampak menghina pedagang es teh yang sedang berjualan di antara para penonton dalam sebuah acara pengajian. Insiden itu terjadi ketika Miftah mengisi pengajian dalam rangka "Magelang Bersholawat" di Lapangan Drh. Soepardi, Mungkid, Kabupaten Magelang, pada Rabu (20/11/2024).


Awalnya, penonton meminta Miftah untuk memborong dagangan es teh seorang penjual. Namun, ia justru mengeluarkan kata tak pantas.


Dari kasus ini menjadikan adab merupakan masalah yang perlu kita perbaiki, masyarakat tidak sedikit kembali menggaungkan peningkatan pembelajaran adab dan akhak bagi murid di sekolah agar tidak lagi adanya penghinaan dan bully verbal maupun fisik.

Pembelajaran akhlak dan adab di sekolah sangat penting untuk membentuk karakter murid. Pembelajaran ini membantu murid memahami posisinya dalam kelompok, baik dalam keluarga maupun di sekolah. Dengan mengenali diri dan orang lain, murid dapat menghargai perbedaan dan persamaan yang ada, yang merupakan dasar dari sikap saling menghormati.


Pembelajaran akhlak dan adab juga berkontribusi pada penguatan karakter murid. Ketika murid diajarkan untuk berperilaku baik, mereka akan lebih mampu berkolaborasi dan berkomunikasi dengan teman-temannya. Hal ini sangat penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang ramah dan mendukung, di mana semua warga sekolah merasa dihargai dan aman.


Selain itu, pembelajaran akhlak dan adab juga berperan dalam mengatasi isu-isu penting seperti perundungan dan kekerasan. Dengan memberikan pemahaman yang baik tentang nilai-nilai moral, murid diharapkan dapat menghindari perilaku negatif dan lebih peka terhadap tindakan yang dapat merugikan orang lain. Ini juga sejalan dengan kebijakan sekolah yang berfokus pada menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua murid.


Akhirnya, pembelajaran akhlak dan adab mendukung tujuan pendidikan jangka panjang, yaitu menciptakan "Pelajar Sepanjang Hayat". Dengan menanamkan nilai-nilai ini sejak dini, murid akan lebih siap untuk menghadapi tantangan di masa depan dan berkontribusi positif kepada masyarakat. RED.



Thursday, June 25, 2015

JANGAN KATAKAN BODOH ATAU NAKAL PADA ANAK ATAU SISWA ANDA!!!



Haruskah anak-anak kita menjadi korban dan teraniaya karena ketidak tahuan kita ? Tolong baca artikel ini sampai akhir dan tuntas.

Para orang tua yang berbahagia, suatu hari saya pernah kedatangan orang tua yang mengeluhkan anaknya yang disekolahnya tidak pernah bisa menyelesaikan tugas gurunya dengan tepat waktu, bila ujian iapun tidak mampu untuk menyelesaikannya, atau diselesaikan tapi melompat-lompat.

Saya khawatir sekali jika dia nanti jadi anak gagal....lalu ibu ini terdiam tidak melanjutkan kata-katanya.
Kami berusaha untuk menenangkan sang ibu, lalu kami jelaskan bahwa menurut pengalaman kami, anak tidak bisa menyelesaikan tugas disekolah dapat disebabkan oleh beberapa hal:
pertama adalah karena si anak mengalami kesulitan dalam memahami tugas yang diberikan gurunya karena gurunya kurang sabar menjelaskannya.
Kemungkinan kedua adalah karena si anak memiliki kecenderungan berpikir dengan menggunakan otak kanannya.

Apa artinya.... ya seorang anak otak kanan adalah anak yang mendapatkan berkah dari Tuhan memiliki kemampuan untuk menjadi orang-orang kreatif yang mungkin berprofesi dibidang seni ataupun sains.
Dalam kasus ini seorang anak yang lebih dominan otak kanannya,
pada saat berpikir dia lebih banyak mengunakan kemampuan kreatif dan seninya, oleh karena kemampuan seni yang utama maka pekerjaannya sangat tergantung pada inspirasi dan ketenangan jiwanya, semakin tenang maka semakin cepat ia menyelesaikannya.

Seorang seniman lukis misalnya dalam melukis sebuah mahakarya,
tidak dapat dibatasi oleh waktu dalam menyelesaikannya, melainkan hanya tenggat waktu maksimum penyelesaian karya yang bisa disebutkan.
Seperti juga seorang seniman, oleh karena itu seorang anak otak kanan yang mengerjakan tugas tanpa batas waktu akan mampu menyelesaikannya dengan baik, bahkan terkadang lebih cepat dari waktu yang telah ditetapkan.

Berdasarkan penelitian, anak yang cenderung berotak kanan adalah anak yang otak belahan kanannya lebih dominan dalam berpikir ketimbang belahan otak kirinya. Dan Roger Sperry seorang peneliti otak menemukan bahwa otak manusia bagian berpikir tingkat tinggi terbagi kedalam 2 belahan yakni belahan kiri dan belahan kanan sesuai letak posisi tangan kita.
Masing-masing orang memiliki kecenderungan dominan yang berbeda dalam berpikir. Dari kedua belahan tersebut ada anak yang lebih dominan menggunakan otak kanan, ada yang seimbang tapi ada juga yang lebih dominan otak kiri.
Jika anda tidak percaya bahwa otak memiliki kecenderungan dominan bereaksi, mari kita lakukan test bersama, begini caranya... coba angkat kedua tangan anda.... kemudian goyang-goyangkan dan lemaskan jemari-jemari tangan anda...., lalu kemudian pertemukan jemari tangan kanan dengan jemari tangan kiri sehingga persis dalam posisi orang yang hendak berdoa atau memohon.
Nah setelah jemari anda saling menggenggam coba lihat posisi ibu jari yang berada paling atas....apakah ibu jari tangan kiri atau ibu jari tangan kanan...? Jika ibu jari kiri yang di atas maka anda adalah dominan otak kiri dan sebaliknya.

Lalu lakukan test ini pada orang lain baik keluarga, anak-anak atau teman-teman kita, lakukan hal yang sama...., perhatikan apakah hasilnya sama pada setiap orang... Jika tidak itulah cara sederhana untuk membuktikan bahwa otak kita memiliki kecederungan yang berbeda dalam berpikir.
Anak yang dominan otak kanannya cenderung memiliki kemampuan kreatifitas yang sangat tinggi, dan biasanya bekerja berdasarkan insting dan inspirasi.
Hal inilah yang menyebabkan seorang anak otak kanan sulit sekali dengan target-target waktu yang ketat.
Jadi saya jelaskan pada ibu ini, bahwa gejala ini sebenarnya sangat lumrah pada anak yang cenderung dominan otak kanannya.

Mengapa anak otak kanan sering tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikannya dengan batas waktu yang ketat, karena pikirannya bekerja berdasarkan inspirasi, imaginasi dan seni.
Oleh karena itu jika kita ingin seorang anak otak kanan mampu menyelesaikan sesuatu maka jangan berikan target waktu, tapi berikanlah ketenangan dan kebebasan untuk menyelesaikannya. maka ia bisa lebih cepat selesai.

Orang-orang yang saat ini berprofesi di bidang-bidang yang mengandalkan kreatifitas sebagian besar masih memiliki ciri-ciri seperti ini,
ya ciri-ciri yang dibawanya sejak kecil sebagai anak yang dominan menggunakan otak kanannya.
Dan setelah mendengarkan penjelasan tersebut si ibu ini nampak menjadi jauh lebih tenang dan mengangguk-anggukan kepalanya.
Semoga saja ini pertanda positif bagi orang tua ini juga bagi anaknya.

PERHATIKAN JUGA CIRI-CIRI BERIKUT INI
Ciri-ciri umum anak dominan otak kanan:
1. Terlambat bicara dibandingkan anak seusianya
2. Sulit Membaca terutama membaca bersuara
3. Lebih suka ujian Lisan dari pada ujian tertulis
4. Tidak bisa diberi tugas yang dibatasi oleh waktu (cepat panik dan tidak selesai).
5. Kurang suka mengerjakan tugas-tugas yang diperintah melainkan memilih sendiri apa yang ingin dikerjakannya.
6. Sulit mengeja suku kata
7. Sulit mengerjakan soal-soal matematika logika/rumus-rumus terkadang lebih mudah soal cerita atau perlu dengan asosiasi atau contoh-contoh nyata.
8. Sering memandang ke atas dan terlihat seperti melamun (Terbengong/day dreaming)
9. Pada saat berpikir bola matanya bergerak-gerak
10. Kurang suka mencatat (karena proses mencatat menghambat proses visualisasi)
11. Sering membaca terbalik-balik
12. Sulit membedakan huruf d dan b
13. Cenderung lebih suka membuat gambar-gambar.
14. Sering membaca melompat dan beberapa kata tertinggal atau terlompati
15. Bisa membaca dari belakang atau dengan urutan terbalik
16. Jika berbicara tidak runtut dan sistematis
17. Sulit mengungkapkan keinginannya dalam bentuk kata/kalimat
18. Cenderung sensitif dan sangat emosional
19. Sering bicara tidak nyambung dengan pertanyaan
20. Cepat hafal tempat/lokasi dan rute perjalanan
21. Kadang suka berkhayal dan menceritakan fantasinya
22. Konsentrasi rendah pada pekerjaan yang kurang disukainya
23. Konsentrasi tinggi dan lama pada hal-hal yang menarik minatnya.
24. Lebih suka benda/buku yang berwarna-warni

Cara Bekerja otak kanan:
1. Kreatif --> ingin mengetahui hal-hal baru dan menemukan cara-cara baru yang tidak konvensional, melihat alternatif solusi dari berbagai permasalahan.
2. Spasial Tiga Dimensi, mampu melihat dan membayangkan sesuatu secara tiga dimensi; bisa melihat dari kanan ke kiri, atas ke bawah dan sebaliknya. serta membolak balik huruf, angka dan gambar.
3. Memori Fotografi, mampu merekam informasi dalam bentuk gambar-gambar baik dalam bentuk diam atau seperti film yang bergerak. Memiliki papan layar di otaknya.
4. Art --> melihat sebuah pekerjaan sebagai proses seni yang mengandalkan rasa dan estetika yang sering kali tidak bisa dibatasi oleh waktu dan bekerja berdasarkan inspirasi dan mood.
5. Deduktif --> terlebih dahulu harus melihat gambaran besarnya atau hasil akhirnya baru bergerak menyusun langkah demi langkah dan tahapan prosesnya.
6. Random --> Menyusun dan mengolah informasi secara acak, sehingga penyampaian informasinyapun cenderung tidak sistematis.
7. Visual --> Bekerja dalam bentuk gambar; sering kali sulit menuangkan ide gambarnya tersebut kedalam kalimat atau kata-kata yang dipahami.
8. Global --> Lebih menyukai gambaran umum dan kurang menyukai hal-hal detail.
9. Mind Mapping --> Lebih suka dan gampang menulis dalam bentuk pola gambar seperti peta.
10. Model Estetika --> Menilai sesuatu berdasarkan cita rasa dan estetik seni bukan fungsi dan kegunaan.
11. Moody --> Kemampuan berpikir dan bekerja yang sangat dipengaruhi oleh Emosional dan perasaan.
12. Spontan --> Melakukan hal atau sesuatu secara spontan berdasarkan dorongan emosional sesaat. Sering melakukan tindakan dan mengambil keputusan diluar rencana
13. Picky Job --> Hanya mau mengerjakan hal-hal yang menarik perhatiannya. Tidak mudah di suruh/diperintah.
14. Un limited time --> Jika sudah asyik terhadap satu bidang lupa waktu.
15. Konklusif --> Menarik kesimpulan umum dari kepingan-kepingan informasi.
16. Eksekusi 2 langkah --> Merekam informasi baru memaknainya.
17. Inspirational --> bekerja berdasarkan datangnya inspirasi bersifat dadakan dan tidak terencana.
Perbandingan Kerja Otak Kiri dan Kanan:
a. Simbol vs Gambar
b. Runtut/Sekuen vs Acak/Random
c. Logika vs Kreatif/Seni
d. Detail ke Global vs Global ke detail.
e. Setahap demi setahap vs Langsung
f. Proses then memori vs memori then proses
g. Duplikasi vs imaginasi
h. Teratur vs acak dan melompat-lompat
i. Analisis mengurai vs Analisis Kesimpulan
j. Tenggat Waktu vs Bebas Waktu
k. Rencana vs Inspirasi
l. Objek Hitam Putih vs Objek yang berwarna warni
2. Perbedaan Kombinasi Kontinum Otak dan Indera dominan
a. Otak Kiri dengan sensori Visual --> Cenderung Diam, Tegas, Berpikir Runtut, Logika bagus
b. Otak Kiri Auditori --> Cenderung Bicara, Suka berdebat, Logika bagus, cepat menghafal
c. Otak Kiri Kinestetik --> Cenderung diam, Lincah bergerak, Berpikir runtut, logika bagus
d. Otak Kanan Visual --> Suka menghayal, kuat mengingat, cenderung diam, sulit mengeja, suka menggambar, kurang suka mencatat.
e. Otak Kanan Auditori --> Suka bicara, Bicara acak, Bicara khayalan, suka berhandai-handai..., sulit mengeja tapi suka bicara,
f. Otak Kanan Kinestetik --> Cenderung diam, terus bergerak, bergerak tak beraturan, sering melakukan hal-hal yang penuh resiko, pandai membuat sesuatu karya tangannya

Membantu Anak Otak Kanan belajar:
1. Temukan minatnya dan mulai mengajari apapun melalui hal yang menarik minatnya. Jika ia suka mobil bicaralah mulai dari mobil dsbnya.
2. Jika ia ingin belajar sambil bergerak-gerak maka ijinkanlah ia malakukan itu
3. Jelaskan untuk apa kita harus mempelajari sesuatu agar dia bisa melihat gambaran besar dan tujuan akhirnya.
4. Gunakan alat peraga dan contoh-contoh ilustrasi untuk mengambarkan apa yang sedang anda jelaskan misalnya konsep tambah, kurang dan bagi.
5. Latihlah kecepatan untuk Visualisasi dan kemampuan merekam gambar .

a. Latihan tahap dasar visualisasi; misalnya membayangkan sebuah aktivitas yang dilakukan seperti; berangkat ke sekolah, mengerjakan sesuatu dirumah dsb, persis seperti proses hipnoteraphy.
Bayangkan kamu sekarang malangkah menuju lemari es,
bayangkan sekarang kamu buka, tolong ambilkan mama jeruk dan susu,
kemudian tuangkan susunya kedalam gelas, bawa gelas berisi susu dan jeruk itu ke kamar mama.
Jika anak anda sudah bisa mengulangi prosesnya secara runtut artinya dia sudah mulai terlatih kemampuan visualisasinya.
b. Latihan tahap lanjutan visualisasi mengingat gambar;
Minta dia melihat gambar dan anda sebutkan namanya;
minta ia memejamkan mata; tanya apakah gambar itu sudah muncul di bayangan pikirannya.
c. Latihan Lanjutan Visualisasi mengingat Angka dan urutannya,
Latihan ini dimulai dengan mengingat angka 1 s/d 10 satu demi satu,
perlihatkan gambar angka 1 s/d 10 satu persatu, kemudian setelah ia berhasil mengingatnya minta anak anda untuk mengurutkan dari depan kebelakang,
setelah itu minta ia mengurutkannya dari 10 ke 1,
jika berhasil maka dia sudah mulai terlatih untuk menggunakan kemampuan unggulnya.
d. Latihan Lanjutan Visualisasi mengingat Huruf dan urutannya,

Latihan ini dimulai dengan pengenalan huruf satu demi satu;
dengan metode mata terpejam, apabila ini sudah terekam maka mintalah anak anda untuk mengurutkan 10 huruf pertama dari depan dan dari belakang.

Monday, March 9, 2015

Inilah Alasan Anda Menjadi Honorer!!!



Kenapa memilih jadi guru honorer? Pertanyaan tersebut selalu saja ada dalam benak saya ketika melihat guru yang sudah puluhan tahun mengajar dan statusnya masih guru honor. Disatu sisi saya patut mengangkat topi atas ketekunan dan keteguhan rekan guru tersebut, tapi disisi lain saya tak habis pikir apa yang membuat mereka bertahan selama itu? Mengajar memang panggilan, dan yang memanggil bukan status, jabatan atau banyaknya uang. Tapi saat ini apapun harus dilakukan dengan rasional dan profesional. Apakah rasional jika puluhan tahun "ngurusin" pendidikan tapi mesti rela "bersabar" untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya yang saya yakin jauh jauh lebih besar dibanding gajinya sebagai guru honorer. Memang penghasilan bisa darimana saja, tapi profesionalitas mengajar akan menuntut guru untuk loyal terhadap profesinya, dan loyalitas tersebut kadang menutup peluang-peluang untuk mendapatkan penghasilan lain.

Kenapa tidak berhenti saja mengajar daripada selamanya jadi guru honorer yang tak jelas penghasilanya? Rasionalnya pertanyaan itu mendapat jawaban "Ya". Tapi ada banyak alasan seorang guru honorer bertahan hingga puluhan tahun, diantaranya mencintai profesinya sebagai pendidik, terlanjur, berharap suatu saat diangkat jadi PNS, dan tidak ada pilihan lain karena mencari pekerjaan itu susah. 
Tapi kebanyakan karena alasan mencintai profesinya sebagai tenaga pendidik, walaupun kecintaanya mesti dibayar dengan keharusan untuk bersabar. Beruntung sekarang ada program sertifikasi guru, dengan sertifikasi profesi tersebut guru-guru honorer yang memenuhi syarat tertentu bisa mendapatkan tunjangan dari pemerintah, tapi itu tidak berlaku bagi rekan guru honorer yang mengajar di sekolah negeri. Padahal kebanyakan guru honorer berpenghasilan sedikit berada di sekolah-sekolah negeri.
Kenapa pemerintah tidak mengangkat guru honorer langsung jadi PNS?
Kalau mengikuti CPNS rasanya "ngiri" dan seperti ada ketidak adilan disana. Kenapa? Karena umumnya yang diterima adalah "fresh graduate" yang notabene pengalaman mengajarnya kalah jauh dibanding mereka yang sudah puluhan tahun jadi guru honorer. Tapi nyatanya yang melulu terjaring adalah mereka yang fresh graduate tersebut. Lalu apakah yang terjaring CPNS itu orang-orang pilihan karena berhasil lolos seleksi? Mungkin, tapi seleksi tertulis dan psikotes serta wawancara beberapa hari atau minggu tidak bisa dijadikan ukuran kualitas mengajar. Karena biar bagaimanapun pengalaman lebih bisa menjawab tantangan megajar ketimbang tes sehari tersebut.
Belum lagi banyak cerita miring tentang isu yang sudah menjadi rahasia umum, yaitu siapa yang punya uang dia yang bisa lolos CPNS dan menjadi PNS. Tapi sudahlah..
Disadur dari MulyadiTenjo.com

E-learning

Produk Rekomendasi