Showing posts with label kurikulum merdeka. Show all posts
Showing posts with label kurikulum merdeka. Show all posts

Wednesday, February 7, 2024

KKG Mekarsari Gelar Berbagi Praktik Baik Kiat Sukses Menjadi Guru Penggerak dan Cara Asik Observasi Kelas

 


PANDEGLANG (INDSMEDIA.COM) – Kelompok Kerja Guru (KKG) Mekarsari, Gugus 4 Kecamatan Panimbang, menggelar berbagi Praktik Baik “Kiat Sukses Menjadi Guru Penggerak dan Cara Asik Observasi Kelas ”.

Kegiatan yang berlangsung Rabu (7/2/2024) di SDN Mekarsari 5 itu dihadiri Ibu Korwil Panimbang (Disdikpora) Kabupaten Pandeglang Ibu Eneng Wasitoh, S.Pd, Ketua Gugus Mekarsari Ibu Mamih, S.Pd., serta Jajaran Kepala Sekolah Gugus Mekarsari.

Korwil Panimbang Eneng Wasitoh, S.Pd. memberikan apresiasi yang tinggi atas upaya KKG Mekarsari dalam meningkatkan kinerja guru dan mutu pembelajaran. Dia menyampaikan, KKG adalah wadah para pemikir dan ahli untuk mencurahkan pendapat dan menjadi sirkulasi ilmu pengetahuan, pada ajang ini ibu Korwil menghimbau agar semua guru harus dinamis sesuai perkembangan teknologi informasi yang dimana pendidikan sudah berbasis digital, sehingga penguasaan akan TI harus menjadi terdepan.


Ketua Gugus Sekolah Mekarsari, Mamih, S.Pd, memberikan dukungan dan apresiasi kepada Ketua KKG Mekarsari, Ibu Eliyani, S.Pd. sebagai ketua KKG yang telah melaksanakan kegiatan ini dengan suskes dan juga kepada para guru. Dia menyatakan pentingnya penerapan praktik pembelajaran yang inovatif dalam mendorong kemajuan dan prestasi siswa secara merata. Dalam pembelajaran di kelasnya, guru bisa membuat peserta didik menjadi bahagia.

Kurikulum Merdeka melalui kegiatan Program Guru Penggerak sebagai edisi ke-5 dari Merdeka Belajar diharapkan mampu mendongkrak pembelajaran yang holistic agar mencapai nilai Profil Pelajar Pancasila, menjadi wewenang guru untuk diperdalam supaya implementasi kurikulum merdeka dapat tercapai.

Kegiatan Praktik Baik Guru Pemandu ini dipandu oleh Sigit Mugiharjo, S.Pd. Ia menyebut pentingnya meningkatkan wawasan dan pengetahuan melalui Program Guru Penggerak, perlu kiat-kiat sukses agar kita lulus dalam seleksi CGP, serta menilai dan merefleksi kinerja guru melalui observasi kelas yang dilakukan olah rekan sejawat atau oleh kepala sekolah.


Berbagi Praktik Baik yang pertama disampaikan oleh Narasumber Endi Sutrisna, S.Sos.,S.Pd.,Gr. selaku Guru Penggerak Angkatan 6 dan Pengajar Praktik Angkatan 10 Kab. Pandeglang,  materi yang disampaikan adalah kiat sukses menjadi Guru Penggerak melalui 2 tahapan seleksi, yang pertama adalah pengisian CV dan Essay sedangkan seleksi kedua, simulasi mengajar dan wawancara, dalam tahapan ini perlunya strategi dan tips untuk berhasil, salah satunya melalui penguasaan tahapan dan metode pembelajaran dalam waktu yang singkat. Selain strategi dan kiat sukses beliau juga mengemukakan manfaat yang didapatkan dari proses pendidikan guru penggerak, mulai dari menjadi pemimpin pembelajaran sampai dengan penguasaan manajemen sekolah dan komunitas yang tentunya akan berdampak pada ekosistem pendidikan.


Praktik Baik yang kedua disampaikan oleh ibu Suryati, S.Pd. selaku CGP Angkatan 9, beliau mengumumkan tahapan yang perlu dilalui sebelum melakukan observasi kelas, mulai dari percakapan pra-observasi, observasi dan pasca observasi serta penggalian tindak lanjut dan pengembangan diri, Kegiatan observasi ini sangat penting dalam mengukur kemampuan kecakapan guru dalam pembelajaran yang tentunya  fokus utama bertujuan untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi setiap siswa,” katanya.


Berbagi Praktik Baik dilanjutkan oleh Narasumber Andes Gunawan, S.Pd, (CGP Angkatan 9 Kabupaten Pandeglang) dalam paparannya "Proses kinerja guru tidak terlepas dari pengelolaan kinerja, mulai dari penyusunan modul ajar, pengkondisian kelas sampai dengan refleksi, dan tentunya guru harus mengetahui apa tugas dan fungsinya yang dituangkan dalam pengelolaan kinerja yang saat ini Berbasis Platform Merdeka Mengajar (PMM), pengelolan kinerja perlu pemahaman sesuai juknis agar RHK yang kita ambil dapat terpenuhi tepat waktu, sehingga tentunya profesionalisme guru dapat tercapai, pada pelaksanaan Praktik Baik ini adalah salah satu proses dalam rangka menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan berdaya guna." imbuhnya. 

Kegiatan ini diharapkan dapat memberi dampak positif yang signifikan bagi perkembangan pendidikan di wilayah Panimbang khususnya, dan wilayah-wilayah lain di Pandeglang pada umumnya.  (SW)

Monday, November 27, 2023

Lebih Praktis!!! e-RAPORT KURIKULUM MERDEKA JENJANG SD, SMP, SMA, SMK dan SLB

 



INDSMEDIA.COM - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus menggencarkan Merdeka Belajar. Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo secara resmi telah meluncurkan eRapor Kurikulum Merdeka bagi SD, SMP, SMA, SMK, SLB secara daring, Rabu, 30 November 2022.

Merdeka Belajar memiliki kekhasan yang mendukung guru dan memberikan kepercayaan kepada guru sebagai pendidik professional, sehingga guru bisa memiliki fleksibilitas dalam Merdeka Belajar, terutama saat membuat keputusan. Keputusan yang dimaksud ialah dalam koridor professional judgement, seperti menjalankan kurikulum operasional di tingkat sekolah yang sesuai dengan kebutuhan, konteks, visi, dan misi sekolah, termasuk juga membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lebih cocok dengan karakteristik siswa.

Fleksibilitas dalam Merdeka Belajar memiliki tujuan jelas, bukan merdeka dalam arti seenaknya tapi merdeka untuk menumbuhkembangkan siswa secara utuh, mengembangkan tumbuh kembang karakter siswa.

eRapor untuk membantu guru dan satuan pendidikan melaporkan hasil pembelajaran peserta didik untuk dikomunikasikan ke orang tua atau wali. Selain itu, eRapor juga akan meringankan beban administrasi guru. Aplikasi eRapor ini juga terkoneksi dengan Dapodik. Sehingga, guru tidak perlu lagi menginput data peserta didik di eRapor, sehingg prinsip memudahkan guru inilah yang dikembangkan secara sederhana agar mudah digunakan.

"E-Rapor Kurikulum Merdeka"

#Muatan Rapor Kurikulum Merdeka
- Rapor Intrakurikuler
- Rapor P5

-----

#Peran Pengguna di Satuan Pendidikan
a. Administrator:
- Mendaftarkan Webservice
- Mengambil data dapodik
- Membuat data user
- Mengecek dan menyesuaikan referensi data dari dapodik
- Membuat referensi Lokal (Pembelajaran, mapping rapor, penyesuaian logo sekolah dan pemda, TTD Kepsek dan TTD Wali Kelas, input tanggal rapor)
- Menyesuaikan referensi  Tema, Dimensi, elemen-subelemen dan raeget capaian P5
- Menginput data projek dan deskripsi projek serta tema, elemen dan sub elemen tiap projek
- Menyusun Kelompok/Kelas dan Fasilitator Projek
- Cetak Leger dan Rapor Intra dan Rapor Projek
- Backup Restore Data e-Rapor

b. Guru:
- Menginput TP yang telah disusun
- Menyiapkan hasil penilaian
- Mengolah dan kirim Nilai akhir (Cukup mengisi 1 nilai saja)
- Proses Deskripsi (Deskripsi didapatkan dari pemilihan TP mana yang sudah tercapai dan belum tercapai)
- Input Capaian dan Catatan Projek P5
- Input Nilai Ekstrakurikuler

c. Wali Kelas:
- Edit data siswa
- Input Rekap Kehadiran
- Input Nilai Ekstrakurikuler
- Input kenaikan kelas
- Cetak Leger dan Rapor Intra dan Rapor Projek

Materi selengkapnya dapat diunduh dalam tautan :

Materi e-Raport Download Disini

e-Raport SD  Download Disini

e-Raport SMP  Download Disini

e-Raport SMA  Download Disini

e-Raport SMK  Download Disini

e-Raport SLB  Download Disini

 

Download Aplikasi E-Rapor Kurikulum Merdeka melalui laman dibawah ini.
Jenjang SD:
https://ditpsd.kemdikbud.go.id
Jenjang SMP:
https://ditsmp.kemdikbud.go.id
Jenjang SMA:
https://sma.kemdikbud.go.id
Jenjang SMK:
https://smk.kemdikbud.go.id

PMPK: pmpk.kemdikbud.go.id

 


Tuesday, November 7, 2023

Tingkatkan Kompetensi Guru, Kombel SDN Citeureup 3 Gelar In House Training (IHT) Implementasi Kurikulum Merdeka

 


Panimbang - Dalam rangka mewujudkan kurikulum merdeka belajar, SDN Citeureup 3 Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang, melaksanakan IHT (In House Training). Kegiatan ini sebagai  rangkaian mengimplementasikan Pembelajaran Paradigma Baru yang dilaksanakan mulai tanggal 07 November hingga 30 November 2023 dalam 6 kegiatan.

Kegiatan ini dibuka dan disambut oleh Pengawas SD Korwil Kecamatan Panimbang, Ma'mun, M.Pd. dalam sambutannya sekolah harus paham esensi dari setiap kurikulum yang diberlakukan, maka guru harus paham dari struktur kurikulum sampai dengan perencanaan sampai proses asesmen. Sambutan berikutnya oleh Kepala SDN Citeureup 3 Mu.min Ansori, S,Pd.I. dan dilanjut Ketua Komite SDN Citeureup 3 H. Kamsa Supriadi.


Implementasi kurikulum Merdeka ini sebagai bentuk fasilitasi Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang ditujukan guru, kepala sekolah, kepala madrasah, dan kepala PKBM dalam mempersiapkan keterlibatannya pada Kurikulum Merdeka pada tahun ini hingga kedepanya.

Pengawas SD Korwil Panimbang, Ma'mun, M.Pd. mengatakan, Kegiatan ini merupakan langkah awal untuk memahami sebuah perubahan besar yang berpihak kepada kemerdekaan belajar siswa, kemerdekaan mengajar dan keunikan karakteristik setiap sekolah. Kegiatan begitu interaktif yang dipandu oleh moderator Yaya Rukbi, S,Pd. yang sesekali memberikan ulasannya dari setiap inti materi yang disampaikan.

“Saya sangat apresiasi sekali apa yang dilakukan SDN Citeureup 3 yang melakukan terobosan terkait pembelajaran inovatif terkait kurikulum dan pembelajaran,”ujarnya, Selasa (07/11/2023).



Dikatakannya, kegiatan IHT itu merupakan program sekolah yang mendapatkan BOS Kinerja Sekolah dengan Perkembangan Terbaik yang mana intinya peserta memahami filosofi pembelajaran yang memerdekakan, profil pelajar pancasila dan implikasinya dalam pembelajaran.

Sementara itu, Kepala SDN Citeureup 3 Kec. Panimbang mengatakan kegiatan ini bentuk nyata kinerja pihaknya dalam mensyukuri peningkatan kompetensi guru terhadap kurikulum yang baru. 

"IHT ini merupakan tahap awal dalam melaksanakan program implementasi kurikulum baru, yaitu pendidikan yang memerdekakan, apalagi nantinya imbas kepada sekolah sekitar,” kata Mu'min Ansori. 

Menurutnya, sebagai sekolah dasar unggulan, maka pendidik harus mampu berinovasi dalam mengembangkan kurikulum baru ini, yaitu mampu membuat kurikulum satuan pendidikan yang berpihak kepada peserta didik, serta mampu mewujudkan di dalamnya kurikulum yang berkarakter profil pelajar pancasila. 

 


Materi IHT dilanjutkan oleh Pemateri kedua Mohammad Faizin, S.Pd. pemateri dari Guru Penggerak Kabupaten Pandeglang Angkatan 6, beliau memaparkan tata cara penyusunan modul ajar dan dokumen Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP).

"Kegiatan IHT Pembelajaran Paradigma Baru ini, dilaksanakan dalam 6 tahap, pertama pengenalan konsep kurikulum merdeka, kemudian dilanjutkan lagi untuk tahap kedua penyusunan tata tertib dan budaya positif sekolah, optimalisasi PMM, penggunaan Quizizz untuk asesmen, Bedah Rapor Pendidikan dan program Roots, harapannya nanti dalam implementasinya para tenaga pendidik sudah siap." tutupnya. (SW)


Sumber : sdnciteureup3.sch.id

Monday, April 10, 2023

Siswa Jenuh dengan Pembelajaran, atasi dengan Cara ini !

 

Teknik STOP

Indsmedia.com - Belajar terlalu lama dan tergesa-gesa menjadikan siswa merasa jenuh dan lelah, berikut ini tips bagi guru melalui Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan pembelajaran yang bertujuan melatih kompetensi sosial emosional peserta didik, sehingga tercapai keseimbangan antara kompetensi akademik dan sosial emosional yang dapat mengantarkan mereka menjadi individu-individu yang selamat dan bahagia. PSE sangat relevan dan perlu diterapkan di Indonesia secara menyeluruh, tidak hanya secara sporadis di beberapa institusi pendidikan yang sudah mengenal konsep PSE lebih dulu, karena penerapan PSE sangat selaras dengan tujuan pendidikan nasional dan cita-cita pendidikan Ki Hajar Dewantara dan dapat membantu dalam mencetak pelajar Indonesia dengan Profil Pelajar Pancasila.


Dalam menerapkan PSE, guru dapat menggunakan berbagai macam teknik yang disesuaikan dengan kebutuhan, tujuan pembelajaran, kompetensi sosial emosional yang ingin dilatih, dan jenjang pendidikan peserta didik yang diajarkan, di mana guru dapat mendesain sendiri atau memodifikasi teknik-teknik PSE yang tepat.  Pembelajaran sosial emosional, perlu dilaksanakan di kelas guna meningkatkan kemampuan sosial emosional peserta didik. Penerapan PSE dapat menjadi strategi sekolah dalam memastikan kenyamanan murid. Banyak teknik dalam pembelajaran sosial emosional yang dapat diterapkan, salah satunya adalah dengan teknik STOP.


Teknik STOP merupakan teknik yang paling sederhana untuk berlatih mindfulness, yakni dengan menyadari nafas. Kita bisa gunakan Teknik STOP untuk berlatih menyadari nafas. STOP merupakan singkatan dari Stop, Take a deep breath, Observe dan Proceed. Mindfulness tak terbatas pada menyadari nafas saja. Namun, dalam setiap langkah maupun aktivitas kita, kita harus sadar betul dengan apa yang kita lakukan, yang kita rasakan, yang kita pikirkan dan kita ucapkan.


Langkah dalam penerapan PSE dengan teknik STOP yaitu: 

Pertama, S (stop/berhenti). Menginstruksikan semua murid menghentikan sejenak semua aktivitas. Kemudian meminta murid duduk dengan posisi nyaman, badan tegak, rileks, dan meletakkan kedua tangan di atas paha; 

Kedua, T (take a deep breath/ tarik napas dalam). Menginstruksikan semua murid menarik napas, merasakan udara segar masuk ke hidung, lalu menghembuskan, sebanyak 2-3 kali;

Ketiga, O (observe/amati). Menginstruksikan semua murid mengamati apa yang sedang dirasakan pada tubuh. Mengamati perut yang mengembang sebelum membuang napas dan bagian- bagian tubuh yang lainnya dalam posisi semua anggota tubuh rileks; 

Keempat, P (proceed/lanjutkan). Pada tahap ini latihan selesai. Kemudian melanjutkan aktivitas pembelajaran yang masuk pada tahap inti. Dengan perasaan lebih tenang, pikiran lebih jernih dan sikap lebih positif.


Penerapan teknik STOP secara rutin, dapat membangun kemampuan merespons dan mengambil keputusan dengan lebih reflektif. Penerapan teknik STOP di awal pembelajaran juga membuat murid lebih konsentrasi dan tidak mengantuk saat belajar di sekolah, Melalui PSE dengan teknik STOP, nyatanya dapat mengurangi stres dan tekanan dalam proses belajar, sehingga membantu murid memiliki sikap positif terhadap diri maupun orang lain dalam kehidupan sosial. Silahkan dicoba, saya telah mempraktekannya dan hasilnya sangat luar biasa.


Berikut link video Praktek Teknik STOPSelamat Mancoba.


Penulis : Endi Sutrisna

Seorang Guru yang hobi berinovasi dan berbagi. 

Karena berbagi sebagian dari iman.

    


 

Tuesday, February 7, 2023

Gelar Asesmen Diagnosis, SDN Citeureup 3 Gunakan Platform Merdeka Belajar



Siswa Kelas 6


Indsmedia.com - SDN Citeureup 3 Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang gelar Asesmen Diagnosis online, Penilaian awal siswa merupakan hal penting dalam mengukur awal kemampuan siswa sebelum pembelajaran dilakukan, asesmen ini dilaksanakan setiap awal pembelajaran Tema, dilakukan minggu pertama setiap bulan, pelaksanaan asesmen diagnosis Tema 7 di lakukan pada hari Senin tanggal 30 Januari 2023 dilaksanakan secara online melalui fitur asesmen murid pada platform/aplikasi merdeka belajar.

Penggunaan platform Ini merupakan salah satu upaya untuk mengenalkan murid kelas 6 dengan soal-soal tipe AKM. Harapannya dengan mengenal soal-soal tipe AKM di kelas 6, murid-murid dapat lebih mudah memahami soal-soal tipe AKM pada jenjang yang lebih tinggi. 

Endi Sutrisna, S.Sos.,S.Pd.,Gr. selaku wali kelas 6, menjelaskan penggunaan IT dalam proses Asesmen dan pengolahan nilai sangat membantu dalam efektivitas waktu, yang tadinya untuk memeriksa jawaban siswa butuh 30-60 menit kini dengan 1 menit pun hasil penilaian siswa langsung tersaji. Penggunaan IT sudah mulai digunakan dalam penilaian harian, selain dengan platform merdeka belajar, google form juga menjadi pilihan dalam penilaian online, siswa bisa mengerjakan di rumah bagi yang sudah memiliki gadget seperti handphone sedangkan siswa yang belum memiliki gadget ujiannya di sekolah dengan menggunakan fasilitas leptop sekolah. Kedepan juga Insyaallah pelaksanaan PTS akan kami laksanakan secara online. 

Platform Merdeka Mengajar sendiri adalah platform edukasi yang membantu Guru untuk mengajar, belajar, dan berkarya lebih baik lagi serta menjadi teman penggerak Guru dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

Aplikasi yang diciptakan oleh Kemdikbudristek ini bertujuan untuk membantu guru mengembangkan praktik mengajar sesuai kurikulum merdeka melalui fitur perangkat ajar dan asesmen murid, membantu guru terus belajar dan mengembangkan kompetensinya melalui fitur pelatihan mandiri dan video inspirasi, serta menyediakan wadah bagi guru untuk dapat berbagi praktik baik melalui fitur bukti karya saya.

Asesmen ini merupakan pemanfaatan teknologi Informasi yang baik bagi efisiensi waktu dan sangat efektif mengukur kemampuan siswa secara realtime dan cepat dalam mengetahui hasil awal belajar siswa, dengan asesmen ini kita tahu media atau perangkat pembelajaran apa yang cocok dengan minat dan bakat siswa dalam pembelajaran berikutnya. 

Platform merdeka belajar bisa diakses melalui website https://guru.kemdikbud.go.id/ atau aplikasi merdeka belajar yang bisa diunduh di Android Play Store. Untuk bisa masuk ke platform ini, pengguna bisa menggunakan akun belajar.id.


 #platformmerdekabelajar #merdekabelajar #kemdikbudristek #merdekabelajaredisi15

Friday, July 8, 2022

Menjelang Tahun Ajaran Baru, ini Pokok Kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar

 

Kurikulum merdeka yang sebelumnya dikenal dengan sebutan kurikulum prototipe ini dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada materi esensial serta pengembangan karakter dan kompetensi siswa. Kurikulum Merdeka yang diklaim mampu mendukung pemulihan pembelajaran akibat pandemi Covid-19 yang memunculkan learning loss mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila.

2. Fokus pembelajaran pada materi esensial akan membuat pembelajaran lebih mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

3. Guru memiliki fleksibilitas untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi sesuai kemampuan siswa dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

 4 Pokok Kebijakan Terkait Kurikulum Merdeka Belajar

Sebagai tindak lanjut arahan dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) menetapkan empat program pokok kebijakan pendidikan “Merdeka Belajar” yang meliputi: Program tersebut meliputi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi.

Pada tahun 2020, USBN akan digantikan dengan ujian atau asesmen yang diselenggarakan sendiri oleh sekolah. Ujian yang diadakan untuk menilai kompetensi siswa dapat dilakukan dalam bentuk tes tertulis dan atau bentuk tes lainnya yang lebih komprehensif seperti portofolio dan penugasan yang termasuk di dalamnya tugas kelompok, karya tulis, dan lain sebagainya. Dengan demikian guru dan sekolah memiliki kemerdekaan untuk menilai hasil belajar siswanya. Anggaran yang sedianya digunakan untuk USBN dapat digunakan untuk mengembangkan kapasitas guru dan sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Ujian Nasional (UN) terakhir kali diadakan pada tahun 2020. Yang kemudian pada tahun 2021 diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survey Karakter. AKM ditekankan pada kemampuan Literasi dan numerasi siswa yang mengacu pada praktik baik pada level internasional seperti PISA dan TIMSS. Pelaksanaan AKM dan Survey Karakter dilakukan pada siswa yang berada di tengah jenjang sekolah misalnya kelas 4, 8, dan 11. Hal ini bertujuan untuk mendorong guru dan sekolah untuk memperbaiki mutu pembelajaran dan bukan untuk basis seleksi siswa pada jenjang berikutnya.

Arah kebijakan baru yang berkaitan dengan kurikulum mengatakan bahwa guru dapat bebas memilih, membuat, dan mengembangkan format RPP. RPP wajib memuat 3 komponen yaitu, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan asesmen. Sedangkan komponen lainnya hanya bersifat melengkapi saja.

Dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), Kemendikbud akan tetap menggunakan sistem zonasi dengan kebijakan yang lebih fleksibel untuk mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah. Komposisi PPDB jalur zonasi dapat menerima siswa minimal 50 persen, jalur afirmasi minimal 15 persen, dan jalur perpindahan maksimal 5 persen. Sedangkan untuk jalur prestasi atau sisa 0-30 persen lainnya disesuaikan dengan kondisi daerah. Mendikbud kemudian menambahkan bahwa setiap daerah berwenang menentukan proporsi final dan menetapkan wilayah zonasi.

Apa Kriteria sekolah yang akan Menerapkan Kurikulum Merdeka?

Seperti telah diungkapkan oleh Mas Menteri, Nadiem Makarim, saat ini sedikitnya sudah ada 2.500 sekolah atau 31,5 persen sekolah yang sudah menggunakan kurikulum merdeka ini. Kurikulum ini dipercaya membuat pembelajaran lebih sederhana, fokus, dan beban materi lebih ringan. Meskipun tidak ada seleksi dalam proses pendaftaran untuk menerapkan Kurikulum Merdeka ini, sekolah yang akan menerapkan Kurikulum Merdeka harus memenuhi beberapa kriteria pokok, yaitu memiliki minat dan komitmen menerapkan kurikulum Merdeka untuk memperbaiki pembelajaran. Kepala sekolah terlebih dahulu akan diminta untuk mempelajari materi tentang konsep Kurikulum Merdeka. Setelah akhirnya memutuskan untuk mencoba menerapkan kurikulum merdeka, sekolah akan mengisi formulir pendaftaran dan survei singkat. Kesediaan kepala sekolah dan guru dalam memahami dan mengadaptasi Kurikulum Merdeka pada konteks masing-masing memiliki peranan penting yaitu menjadi kunci keberhasilan penerapan kurikulum ini.

Kemendikbudristek hanya menyiapkan skema tingkat penerapan kurikulum berdasarkan hasil survei sekolah yang telah dilakukan. Kemudian akan dilakukan pemetaan tingkat kesiapan dan disiapkan bantuan yang sesuai kebutuhan oleh sekolah.

Pentingnya mengenal Kurikulum Merdeka adalah untuk meminimalisir tingkat kesalahpahaman terhadap pelaksanaan kurikulum merdeka. Kurikulum Merdeka yang pada pelaksanaan pembelajarannya menjadi lebih sederhana dan mendalam diharapkan dapat kembali melejitkan potensi anak bangsa.

 

Sumber : kemdikbud.go.id

E-learning