Sunday, June 21, 2015

PENGERTIAN PENDIDIKAN JASMANI

 

PENGERTIAN PENDIDIKAN JASMANI 

         Nixom dan Cozens (1959) mengemukakan Pendidikan jasmani adalah pase dan proses pendidikan keseluruhan yang berhubungan dengan aktivitas berat yang mencakup sistem, otot serta hasil belajar dan partisipasi dalam aktivitas tersebut. Volter dan Eslinger (Bucher 1964) mengemukakan “Pendidikan jasmani adalah phase pendidikan melalui aktivitas fisik. UNESCO yang tertera dalam International Charte of Physical Education (1974) mengemdkakan: Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai iidividu maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Ateng (1983) mengemukakan: Pendidikan jasmani merupakan bagian integrasi dan pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan mengembangkan individu secara organik, neuromuskuler, intelektual dan emosional.
       
 Websters New Collegiate Dictionary (1980) menyatakan bahwa pendidikan jasmani (physical Education) adalah pengajaran yang memberikan perhatian pada pengembangan fisik dan mulai latihan kalistenik,latihan untuk kesehatan, senam serta performan dan olahraga pertandingan. Ensikiopedia Indonesia menyebutkan bahwa pendidikan jasmani adalah olahraga yang dilakukan di sekolah-sekolah, terdiri dan latihan-latihan tanpa alat dan dengan alat, dilakukan di dalam ruangan dan di lapangan terbuka. Demikian pula menurut Menpora, pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak (Menpora 1984). 

          Menurut Bucher (1983) kata pendidikan jasmani terdiri dan dua kata jasmani (physical) dan pendidikan (education). Kata jasmani memberi pengertian pada kegiatan bermacam-macam kegiatan jasmani, yang meliputi  kekuatan jasmani, pengembangan jasmani, kecakapan jasmani, kesehatan jasmani dan penampiLan jasmani. Sedangkan tambahan kata pendidikan yang kemudian menjadi pendidikan jasmani (physical education) merupakan satu pengertian yang tidak dapat dipisahkan antara pendidikan dan jasmani saja. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memberikan perhatian pada aktivitas pengembangan jasmani manusia. Walaupun pengembangan utamanya adalah jasmani, namun tetap berorientasi pendidikan, pengembangan jasmani bukan merupakan tujuan, akan tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. 

          Ketika seorang sedang melakukan kegiatan jasmani dalam bermain, berenang, berlari, sepak bola, senam dan kegiatan jasmani yang lain, maka intensi pendidikan harus selalu ada dalam permainan itu. Dengan berpartisipasi dalam program pendidikan jasmani akan bermanfaat untuk:
a) memperbaiki tingkat kesehatan jasmani,
b) memberikan dasar keterampilan yang akan membuat bekerja Lebih efisien, menarik dan hidup penuh semangat,
c) serta sebagai pendidikan sosial yang akan memberi sumbangan pada pembentukan karakter dan hubungan antara manusia yang baik. 

           Rijsdrop (1975) dan Belanda menggunakan istilah gymnologi yang berasal dan kata gyzanien yaitu latihan, berlatih dan pasivum artinya melatih din. Gynologi adalah ilmu yang menelaah aksi motorik dalam ruang Iingkup pendidikan dan pembentukan. Pendidikan jasmani bukanlah pendidikan daripada badan, tetapi suatu pergaulan paedagogik dalam dunia gerak dan pengalaman jasmani. Gerak manusia merupakan pentibahan dalam hubungan manusia dengan dunia sekitar. Dalam ruang lingkup pendidikan aksi motorik yang disempurnakan, dimaksudkan untuk mengembangkan kepribadian menuju ke arah kedewasaan, kedewasaan manusia berarti secara berdikari mampu menunaikan hidupnya, 

           Seaton (1974) mengatakan bahwa pendidikan jasmani adalah bentuk pendidikan yang memberikan perhatian pada pengajaran pengetahuan, sikap dan keterampilan gerak manusia. Pendidikan jasmani mempunyai keunikan dibandingkan dengan pendidikan yang lain, yaitu yang memberikan kesempatan untuk mengembangkan karakter dan sIfat sosial yang lebih besar untuk diwujudkan dalam praktik pengajaran. Pendidikan jasmani adalah satu aspek dan pendidikan melalul jasmani. Demikian pula pendapat Baley dan Field (1976) yang memberikan pengertian pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui pemilihan aktivitas fisik yang akan menghasilkan adaptasi pada organik, syaraf otot, intelektual, sosial, kultural, emosional dan estetika. 

            Dan berbagai pendapat tentang pengertian pendidikan jasmani, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga mempunyai perbedaan dan persamaan. Berdasarkan ruang lingkup kegiatannya maka pendidikan jasmani lebih luas dan olahraga (sport), games, bermain (play) dan segala aktivitas untuk mengembangkan kualitas manusia melalui gerak. 

             Dalam pendidikan jasmani (physical education) mempunyai unsur bermain dan olahraga, tetapi tidak semata-mata hanya bermain dan olahraga saja melainkan kombinasinya keduanya. Dengan nama pendidikan jasmani aktivitas fisik berorientasi pada tujuan pendidikan, yaitu mencoba melakukan kegiatan mendidik melalui aktivitas fisik. Akan tetapi pada kegiatan bermain dan olahraga tidak berorientasi pada tujuan pendidikan. 

            Untuk menetapkan batasan tentang pendidikan jasmani, harus dipertimbangkan kaitannya dengan bermain dan olahraga. Meskipun secara implisit ketiganya hampir tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok karena ketiganya saling melingkupi. Bermain menggunakan aktivitas permainan yang menghasilkan kegembiraan. Bermain adalah kegiatan nonkompetitif, atau non-pertandingan dan kegembiraan gerak fisik, meskipun bermain tidak selalu hams kegiatan fisik. Bermain tidak perlu hams olahraga atau pendidikan jasmani, meskipun unsur-unsurnya dapat terlihat pada keduanya. 

             Pendidikan jasmani memiliki kedua komponen bermain dan olahraga, tetapi tidak mesti hams selalu ada keduanya, baik salah satu atau Iengkap dalam takaran yang berimbang antara keduanya. Mengingat namanya pendidikan jasmani adalah aktivitas fisik yang mempunyai tujuan pendidikan. Yang akan dicapai adalah pendidikan, tapi olabraga dan benmain meskipun keduanya dapat dipakai dalam proses pendidikan tidak selalu mengandung takaran pendidikan sebagai tujuan yang penting. 

             Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani semuanya mengandung bentuk gerak fisik, dan ketiganya dapat cocok dalam konteks pendidikan jika dipakai sebagai relaksasi dan kegembiraan, tanpa tujuan pendidikan. Sama seperti olahraga yang dapat hidup demi olahraga itu sendini tanpa nilai pendidikan. Olahraga profesional tidak memiliki tujuan pendidikan, namun tetap olahraga kanena pelakunya tidak selalu hams amatir. Olahraga dan bermain dapat dilakukan, semata-mata hanya untuk kesenangan, pendidikan atau kombinasi anatara keduanya. Kesenangan atau kegembiraan tidak tenpisahkan dan pendidikan, keduanya dapat dan hams disatukan. 

             Catur dan Bridge yang tidak tergolong aktivitas fisik, juga merupakan permainan dan berbentuk pertandingan. Keduanya dapat saja disebut o!ahraga, meskipun bukan olahraga mumi mengingat anti asal dan olahraga, olah dan raga. Jika keduanya disebut sport, mungkin istilahnya masih memadai karena sport anti aslinya adalah bersenang-senang (Ateng, 1992).  

               Bidang-bidang lain yang berkaitan erat dengan pendidikan jasmani adalah pendidikan kesehatan, rekreasi dan tan. Lebih lanjut, Ateng (1992) mengemukakan: Pendidikan kesehatan meliputi pengajanan kesehatan, pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan, tujuannya adalah kebiasaan hidup sehat.
               Pengertian lain pendidikan jasmani merupakan usaha dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak tenhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai bagian integral dan proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani menupakan usaha yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik, neuromuskular, intelektual dan sosial. 

          Berabad-abad manusia dinyatakan sebagai homo sapiens, sebagai makhluk (manusia) yang mengetahui. Manusia memang benintikkan kesadaran diri meskipun bukan satu-satunya ciri manusia.
          Abad yang lalu manusia disebut homo faber, makhluk yang membuat alat perkakas. Dalam karaktenistik mi ditujukan perbedaan dengan makhluk yang tidak membuat perkakas dalam memudahkan hidupnya. Seorang filsuf kebudayaan Belanda, Huizinga, menamakan manusia sebagai horn oludens, manusia yang bermain. mi merupakan tambahan yang tepat bagi ciri manusia faber. Permainan manusia adalah ciri dan kesadanan din manusia. Budaya manusia terbentuk karena tidak seluruh hidupnya dipakai untuk mencani nafkah sehari-hani, untuk memenuhi kebutuhan kelangsungan hidup. Rijsdrop lebih lanjut memilih cmi untuk manusia homo semovens, manusia yang menggerakkan dininya sendini. Manusia yang menyadari tindakannya pergaulannya dengan yang lain, dengan benda-benda sekitamya dan dengan kejasmanian dininya, berkewenangan para relasi atau hubungan dengan yang lain, dengan benda-benda dan dengan dirinya sendiri. Dinamika relasi mi menyebabkan ia mengenal manusia, benda-benda di sekitamya; termasük dirinya sendiri. Manusia menemukan dunianya secara nyata. Ia menemukan kualitas dunianya dengan cara menggerakkan dirinya dengan dunia tersebut. Dalam semua gerakan dan perubahan itu, dia sendiri bergerak dan berubah. Diaadalah homo semovens. 

               Pendidikan jasmani yang berpangkal dan gerak manusia, serta mengarah kepada kepribadian yang bulat dan kreatif dan manusia adalah dasar dan segala pendidikan, demikian Rijsdrop.
               Guru pendidikan jasmani merealisasikan tujuannya dengan mengajarkan dan meningkatkan aktivitas jasmani, dengan bimbingan tujuan pendidikan. Kegiatan pekerjaan sehari-hari berwujud mengajarkan aktivitas jasmani, meskipun tugas yang sesungguhnya adalah usaha bantuan mengembangkan keseluruhan pribadi anak didik. 

               Hal mi berarti bahwa murid-muridnya harus belajar sesuatu daripadanya. Mereka harus memperoleh kemajuan dalam kemampuan aktivitas fisiknya dengan nyata. Tidak dapat hanya asal mereka senang dalam kesibukannya. Mengajar berarti membuat kemajuan. Guru pendidikan jasmani gagal dalam tugasnya, jika rruirid-muridnya tidak mendapat kemajuan dalam penguasaan aktivitas jasmani yang diajarkan; kemajuan dalam memperhalus gerakan atau kemajuan dalam prestasi. 

              Bahan ajar yang diperlukan dalam pengajararmya adalah aktivitas jasmani dapat berupa permainan, tari-tarian dan latihan-latihan. Bagaimana mendapatkan aktivitas jasmani tersebut, terdapat perbedaan-perbedaan yang besar dalam tiap lingkungan budaya.
a. Penyesuaian geografik. Gunung, danau dan sungai, perairan yang tenang membenikan kesempatan untuk aktivitas-aktivitas yang spesifik sesuai dengan keadaan fisik geografik, renang, berkelana, mendayung, memanjat atau kegiatan lain.
b. Tergantung dan pola budaya akan dijumpai aktivitas dalam rangka upacara agama, sebagai pelepas keterangan bersama yang mengikat dengan peraturan-peraturan yang dirasakan sangat ketat. Kadang-kadang aktivitas keagamaan dan hiburan itu merupakan aktivitas yang sama.
c. Aktivitas-aktivitas tradisional, yang fungsi kemasyarakatannya sudah hilang, namun sebagai tradisi masih terus hidup.
d. Aktivitas yang berubah karena pengaruh kemasyarakatan atau politik. Larangan pemenintah Jerman terhadap turnamen mengubah aktivitas dan lapangan terbuka ke dalam bangsal tertutup hingga mengubah pula watak dan perkembangan teknik daripadanya. Olahraga masa Rusa dilandasi oleh pendirian bahwa top prestasi hanya cocok otittik masyarakat kapitalis. Tetapi ketika pada tahun tiga puluhan komunismc mulai terjun ke dalam pergaulan dunia luar, watak olahraga komunis berubah pula.

e. Daerah tetangga yang berdekatan dapat berpengaruh pula pada aktivitasaktivitas jasmani yang ada. Meskipun berkemungkinan bahwa sepak raga itu berasal dan Sulawesi Selatan, namun Indonesia telah mengambil sepak takraw dan tetangganya, negara-negara yang sudah terlebih dahulu mengembangkannya yaitu Malaysia dan Thailand.
f. Kontak dengan dunia luar, orang-orang dengan lingkungan budaya lain, akan menyebabkan ditirunya aktivitas-aktivitas hanya karena hal tersebut menanik hati. Secara tidak rasional merasa tertarik, atau karena kontak tersebut mengakibatkan rasa positif dan karena itu mengambil contoh apa yang disajikan orang lain. Judo dan Jepang telah tersebar ke seluruh dunia. Permainan-pennainan Amerika sepenti softball dan bola basket demikian pula.
g. Badminton mendapat rangsangan impor komersial langsung dan Jerman pada tahun 1949, ketika pedagang alat-alat olahraga mempropagandakannya. Sekarang di Negeni itu sudah menjadi aktivitas tetap.
h. Juga terjadi ekspor yang disengaja. Nielsbuk mengekspor gymnast/k lantaj dan Denmark ke seluruh belahan dunia Barat, sebagai bagian spektakuler dan sistemnya.

          Setelah terlihat perbedaan besar dan aktivitas jasmani dalam berbagai lingkungan budaya, beserta pertukarannya, terdapat pula ciptaan-ciptaan baru dan aktivitas jasmani yang dibuat manusia.
a. Aktivitas, tersebar dekonstruksi, lengkap dengan etika dan disertai tujuan dan gunanya, tersebar dengan cepat karena disukai orang. Konstnuksikonstnuksi semacam itu diterima, bahkan lama dipakai berpuluh-puluh tahun. Latihan-latihan senam Swedia umpamanya telah populer selama berabad-abad.
b. Dibuat pula rangkaian latihan barn dengan tujuan yang sangat tertentu. Umpamanya latihan-latihan kelentukan dan Bukh, latihan beban untuk para atlet dan latihan-latihan pelepasan dan Schultz.
c. Kreasi-kreasi latihan lain didasarkan hubungan musik dengan gerak, seperti senam irama dan ritmik. Pengaruh yoga umpamanya terdapat di dunia Barat seperti ajaran raga dan Meadaw.
d. Faktor komersial dapat menciptakan aktivitas baru, jika ada alat baru yang diciptakan, contohnya Trempolin.
e. Lingkungan hidup dapat menciptakan permainan baru. Basket tercipta dan kebutuhan gerak intensif dan rekreatif dan pengusaha di kota-kota besar, yang dapat dikerjakan dalam bangsal dengan ukuran yang terbatas. 

Sumber: Modul UT Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

No comments:
Write komentar

E-learning