Showing posts with label Pendidikan. Show all posts
Showing posts with label Pendidikan. Show all posts

Monday, October 13, 2025

Gaya belajar peserta didik Anda pasif yuk mulai bergerak ke STEM, terbukti sukses di Sekolah-sekolah Kelas Dunia


Dibutuhkan metode pembelajaran bagi siswa yang tidak hanya mencakup proses berpikir kritis, namun juga menerapkan kerangka analisis dan kolaborasi. 


Dimana siswa akan mengintegrasikan proses dan konsep dalam konteks dunia nyata dari ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa dan matematika yang mendorong pengembangan keterampilan dan kompetensi untuk belajar di sekolah, karir, dan dalam kehidupan profesionalnya.


Gambaran tersebut dikenal dengan metode pembelajaran STEM, yang mengaplikasikan pilar ilmu pengetahuan, teknologi, engineering dan matematika dalam proses pembelajarannya. Untuk mengetahui rincian mengenai STEM dan penerapannya di Global Sevilla, berikut kami sajikan penjelasannya bagi Anda.


Definisi STEM

STEM merupakan akronim dari Science, Technology, Engineering, and Mathematics yang merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana didalamnya terdapat integrasi empat subjek yaitu sains, teknologi, teknik, dan matematika. Keempat bidang ilmu tersebut dapat membuat pengetahuan menjadi lebih bermakna apabila diintegrasikan dalam proses pembelajaran (Torlakson, 2014).


STEM berfokus pada pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang nyata, gabungan dari empat disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa, dan matematika dalam pendekatan interdisipliner dan diterapkan berdasarkan konteks dunia nyata dan pembelajaran berbasis masalah (Giyanto, 2020).

STEM bukan sekadar singkatan dari empat mata pelajaran. Ini adalah pendekatan pembelajaran terpadu yang menekankan pada:

*   Pemecahan Masalah: Fokus pada menyelesaikan masalah dunia nyata.

*   Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL): Anak belajar dengan melakukan proyek, bukan hanya menghafal.

*   Keterampilan Abad 21: Mengasah kreativitas, berpikir kritis, kolaborasi, dan komunikasi.

*   Hubungan Antar Disiplin Ilmu: Menunjukkan bagaimana sains, teknologi, teknik, dan matematika saling terkait dalam kehidupan sehari-hari.


Model Pembelajaran STEM yang Efektif untuk Anak


Berikut adalah kerangka model yang dapat diterapkan di rumah maupun di sekolah:

1. Fase Persiapan: Menciptakan Lingkungan Belajar yang Tepat

*   Mindset "Bertanya dan Mencoba": Ubah mindset dari "takut salah" menjadi "ayo coba dan lihat apa yang terjadi". Kegagalan adalah bagian dari proses belajar.

*   Sumber Daya Sederhana: Anda tidak perlu lab canggih. Manfaatkan barang bekas seperti botol plastik, kardus, sedotan, lem, selotip, dan mainan yang bisa dibongkar pasang.

*   Akses ke Teknologi Dasar: Tablet atau komputer dengan akses internet untuk mencari informasi, tutorial, atau menggunakan software/apps edukasi sederhana.


2. Model Siklus Pembelajaran STEM (5 Fase)

Fase ini dapat diulang untuk setiap proyek atau tantangan baru.


Fase 1: TANYA (Pertanyaan Pemantik)

*   Tujuan: Membangkitkan rasa ingin tahu.

   Contoh:

       "Bagaimana cara membuat jembatan dari kertas yang bisa menahan beban?"

       "Bisakah kita membuat lampu lava sendiri?"

       "Mengapa pesawat kertas yang satu terbang lebih jauh dari yang lain?"


Fase 2: RANCANG (Perencanaan dan Brainstorming)

*   Tujuan: Melatih perencanaan dan berpikir kritis.

*   Aktivitas: Diskusikan ide, buat sketsa desain, prediksi hasilnya, dan tuliskan langkah-langkah yang akan dilakukan. Biarkan anak menuangkan semua idenya tanpa disensor.


Fase 3: CIPTAKAN (Pembuatan dan Eksperimen)

*   Tujuan: Melatih keterampilan motorik halus, kesabaran, dan pemecahan masalah secara langsung.

*   Aktivitas: Anak mulai membangun, merakit, dan mencoba idenya. Di sinilah proses "coba-gagal-coba lagi" terjadi. Pendamping bertugas memandu, bukan memberi solusi instan.


Fase 4: UJI dan ANALISIS (Pengujian dan Refleksi)

*   Tujuan: Melatih analisis dan evaluasi.

*   Aktivitas: Uji ciptaannya. Apakah jembatannya kuat? Apakah lampu lava-nya bekerja? Diskusikan hasilnya: "Mengapa bisa begitu?" "Apa yang bisa diperbaiki?" "Bagaimana jika kita ubah bahannya?"


Fase 5: KOMUNIKASIKAN (Presentasi dan Berbagi)

*   Tujuan: Melatih kepercayaan diri dan kemampuan komunikasi.

*   Aktivitas: Minta anak untuk mempresentasikan proyeknya kepada keluarga atau teman. Ceritakan proses, tantangan, dan apa yang telah dipelajari.


Contoh Penerapan Model dalam Proyek Sederhana

Proyek: "Membangun Menara Tahan Gempa"

1. TANYA: "Bagaimana para insinyur membangun gedung yang tidak mudah roboh saat gempa?"

2. RANCANG: Beri bahan (spaghetti, marshmallow, atau stik es krim dan lem). Minta anak menggambar desain menaranya. Diskusikan struktur mana yang kuat: segitiga atau persegi?

3. CIPTAKAN: Anak mulai membangun menara sesuai desainnya.

4. UJI dan ANALISIS: Goyangkan meja (simulasi gempa). Apakah menaranya roboh? Diskusikan mengapa ia roboh/tetap berdiri. "Apa yang bisa kita perbaiki untuk membuatnya lebih kuat?"

5. KOMUNIKASIKAN: Minta anak menjelaskan desainnya, mengapa memilih struktur itu, dan pelajaran apa yang didapat.


Peran Orang Tua dan Guru dalam Model STEM

Jadi Fasilitator, Bukan Instruktur: Tugas Anda adalah memandu, memberikan sumber daya, dan mengajukan pertanyaan terbuka, bukan memberi jawaban.

Ajukan Pertanyaan "Bagaimana" dan "Mengapa":

       "Bagaimana kamu bisa membuatnya lebih stabil?"

       "Mengapa kamu memilih bahan ini?"

Hargai Proses, Bukan Hanya Hasil Akhir: Pujilah usaha, ketekunan, dan kreativitas anak, bahkan jika proyeknya belum "berhasil".

Hubungkan dengan Kehidupan Nyata: Tunjukkan koneksi antara proyek mereka dengan profesi di dunia nyata. "Ilmu yang kamu pakai tadi sama seperti yang digunakan oleh arsitek!"


Manfaat Penerapan Model STEM

1.  Peningkatan Keterampilan Kognitif: Berpikir kritis, logika, dan kreativitas berkembang pesat.

2.  Motivasi Belajar yang Tinggi: Anak menjadi lebih aktif dan bersemangat karena merasa memiliki kendali atas pembelajarannya.

3.  Penguatan Keterampilan Sosial: Kolaborasi dalam proyek melatih kerja sama, komunikasi, dan empati.

4.  Kesiapan Menghadapi Masa Depan: Anak dibekali dengan keterampilan yang paling dibutuhkan di abad 21.

5.  Pemahaman Konsep yang Lebih Mendalam: Dengan mengalami langsung, anak memahami konsep ilmiah dan matematika bukan sebagai rumus hafalan, tetapi sebagai alat untuk memecahkan masalah.


Kesimpulan

Model belajar STEM adalah perubahan paradigma dari pembelajaran pasif (mendengarkan dan menghafal) menjadi aktif (menciptakan dan mengeksplorasi). Dengan menerapkan model berbasis proyek dan pertanyaan ini, kita tidak hanya memperbaiki kualitas belajar anak, tetapi juga membekali mereka dengan mentalitas dan keterampilan untuk menjadi pemecah masalah dan inovator di masa depan.


Mulailah dengan proyek-proyek kecil, sederhana, dan yang paling penting, bersenang-senanglah bersama anak dalam proses belajarnya!


*Oleh : Sutrisna Wijaya (Founder Harian Guru) 

Sunday, September 7, 2025

Tingkatkan Kompetensi Global, Guru Pandeglang Ikuti Program ALTC di Thailand



PANDEGLANG – Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan wawasan pendidik di kancah internasional, sejumlah guru dari Pandeglang mengikuti program Asia Lecturer & Teacher Community (ALTC) Study Exchange di Thailand. Kegiatan berlangsung selama empat hari, dari tanggal 2 hingga 5 September 2025.


Program pertukaran edukasi ini difasilitasi oleh ALTC dan kerjasama dengan Universitas Bina Bangsa Serang untuk menciptakan jaringan antar pendidik di Asia dan membuka peluang kolaborasi. Delegasi guru dari Pandeglang mendapatkan pengalaman berharga dengan mengunjungi tiga institusi pendidikan tinggi ternama di Thailand. Delegasi guru Pandeglang diwakili oleh Endi Sutrisna, S.Sos.,S.Pd. (SDN Citeureup 3), Dethia HS Suci Nurani, S.Pd. (SDN Cigeulis 1), A.Syarah,S.Pd. (SDN Banjarwangi), Mela Pebriana Sari, S.Pd.I (SDN Cadasari 3), Marpuah, S.Ag. (SMPN 1 Cigeulis), Rosi Novelia Cahyani, S.Pd. (SDN Kertasana 2), Minarti, S.Pd. (SDN Sukajadi 2).


Tiga kampus yang dikunjungi adalah:

*  Universitas Chandrakasem Rajabhat (CRU)

*   Kasem Bundit University (KBU)

*   Krirk University




Kunjungan ke setiap kampus diisi dengan agenda yang padat dan bermanfaat, seperti tour kampus, observasi langsung metode pengajaran, diskusi dengan fakultas setempat, serta workshop tentang inovasi pendidikan dan pengintegrasian teknologi dalam pembelajaran.


“Ini adalah pengalaman yang sangat membuka mata. Kami bisa melihat langsung bagaimana sistem pendidikan Thailand berjalan, metode pengajaran yang aplikatif, dan budaya akademik yang berbeda. Hal-hal ini akan kami bawa pulang dan coba adaptasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas masing-masing di Pandeglang,” ujar Endi Sutrisna sebagai guru peserta.




Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada akademik tetapi juga membangun jejaring (networking) yang kuat antar sesama pendidik dari berbagai negara di Asia. Hal ini diharapkan dapat menjadi pintu awal bagi terciptanya program sister school atau pertukaran pelajar di masa yang akan datang.



Keikutsertaan guru-guru Pandeglang dalam program bergengsi ini menunjukkan komitmen para guru secara mandiri dalam dunia pendidikan untuk terus mendorong peningkatan kualitas pembelajaran dan prestasi lulusan, yang pada akhirnya akan berdampak langsung pada peningkatan mutu pendidikan bagi siswa-siswi di Kabupaten Pandeglang tentunya.


Kontributor : M.Dikri Maulana




Sunday, August 24, 2025

Daftar Sekolah Pengimbas Program BOS Kinerja Prestasi Tahun 2025



Kabar gembira bagi sekolah berprestasi berikuat bantuan BOS Kinerja Prestasi bagi sekolah-sekolah berprestasi berikut petikannya. Dengan hormat kami sampaikan bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2025 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan, serta Keputusan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia Nomor 30/P/2025 tentang Penerima Dana dan Besaran Alokasi Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini Kinerja, Dana Bantuan Operasional Sekolah Kinerja, dan Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan Kinerja Tahun 2025, Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) menetapkan dan memutuskan Sekolah Pengimbas Tahun 2025 sebanyak 189 sekolah sebagaimana tercantum pada lampiran Surat Pemberitahuan ini.


Sekolah Pengimbas selain menerima dana BOS Kinerja Prestasi untuk pengembangan talenta internal sekolah, juga memperoleh dana pengimbasan sebesar Rp 60.000.000 per sekolah, yang dapat digunakan dalam program pengimbasan bersama sekolah imbas yang ditunjuk. Kami berharap dinas pendidikan terkait dapat mendampingi sekolah terpilih dalam menetapkan sekolah imbas dan menjalankan program pengimbasan sesuai dengan petunjuk teknis pengelolaan Dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan dan Pedoman Penggunaan Dana BOS Kinerja Prestasi Tahun 2025.


Selengkapnya dapat diunduh melalui tautan di bawah ini: 

Saturday, August 9, 2025

TINGKATKAN DAYA SAING GENERASI MUDA INDONESIA PASCASARJANA UNIBA GELAR WORKSHOP PENGEMBANGAN SOFT SKILL DAN KECERDASAN EMOSIONAL DALAM MENCEGAH KENAKALAN REMAJA

Workshop Soft Skill 

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Kelompok Panimbang dari Universitas Bina Bangsa sukses menyelenggarakan Workshop Pengembangan Soft Skill dan Kecerdasan Emosional bagi remaja di SMAN 9 Pandeglang. Kegiatan yang digelar pada Jumat, 8 Agustus 2025 ini bertujuan membekali generasi muda dengan keterampilan sosial dan pengelolaan emosi untuk mencegah perilaku kenakalan remaja yang saat ini begitu merebak.

 

Kegiatan dibuka oleh Wakasek Kurikulum SMAN 9 Pandeglang, Ari Nurhadi Siregar, M.Pd. Dalam sambutanya mengucapkan terima kasih dan selamat datang atas keikutsertaan dalam kegiatan ini yang di selenggarakan PKM Pascasarjana Universitas Bina Bansga, Dalam sampain beliau saat ini sangat banyak kasus tentang kenakalan remaja, kekerasaan dan bullying di generasi GenZ, semoga kegiatan ini bisa bermanfaat untuk bisa menghindari hal-hal tersebut.

 


Di lanjutkan oleh Perwakilan Kelompok PKM Panimbang, Nono Suhada, S,Pd. Beliau menyampaikan anak yang pintar dan berpotensi yang memilki kelemahaan dalam sosial emosional, soft skill meruapakan hal yang penting dalam mengantarkan kita kepada kesuskesan di masa depan. Kegiatan ini bisa menyadarkan kita pentingnnya bersikap dengan cara yang baik dan benar. Kita berharap pada aspek religi (agama) tetap ditingkatkan untuk memberi batas.

 


Workshop dihadiri 42 Pelajar SMAN 9 Pandeglang dengan menghadirkan pemateri Fasilitator Guru Penggerak Endi Sutrisna, S.Sos.,S.Pd.,Gr. beserta Marpuah, S.Pd. dan Nono Suhada, S.Pd., selaku narasumber Kenakalan Remaja, serta praktisi pengembangan pendidikan dasar Dethia HS Suci Nurani, S.Pd.,Gr. Melalui sesi interaktif peserta diajak memahami pentingnya komunikasi asertif, empati, manajemen stres, serta pengambilan keputusan positif. Metode pelatihan mencakup diskusi kasus, simulasi situasi konflik, dan permainan peran untuk melatih respons emosional.

 

"Kenakalan remaja sering berawal dari ketidakmampuan mengelola emosi dan tekanan sosial. Melalui soft skill dan kecerdasan emosional, remaja bisa mengatasi masalah tanpa kekerasan atau pelarian negatif," tegas Endi Sutrisna dalam paparannya.

 

Dosen Pembimbing KKM Panimbang Dr. Mutoharoh, M.Si., dan Dosen Pendamping Lapangan PKM Kelompok Panimbang, Dr. Andi Hestriningsih,M.M., menyatakan kegiatan ini merupakan bagian dari program pemberdayaan masyarakat berbasis pendidikan karakter. "Kami ingin remaja Pandeglang tumbuh sebagai generasi resilien yang mampu menghadapi tantangan dengan bijak," ujarnya. Peserta seperti Gita Resti (16) mengaku workshop memberi perspektif baru: "Saya belajar cara menenangkan diri saat marah dan mencari solusi tanpa emosi, dan bisa berkomunikasi secara baik"

 

Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian doorprize bagi peserta yang aktif dan mendapatkan point tertinggi dalam postes, diakhir acara dan ditutup dengan pemberian cendera mata kepada SMAN 9 Pandeglang serta sesi doa dan poto-poto antara narasumber dan peserta.

 

Kontributor : Muhamad Rizki Maulana


Wednesday, July 23, 2025

Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial Pendidikan Dasar dan Menengah 2025

 



Pemanfaatan teknologi seperti kecerdasan artifisial (AI), mahadata (big data), dan Internet of Things (IoT) makin mendominasi berbagai sektor. Digitalisasi telah mengubah cara manusia bekerja, berkomunikasi, dan memecahkan masalah. Agar setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk menghadapi tantangan ini, sistem pendidikan perlu memastikan bahwa literasi digital, termasuk pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial, menjadi bagian dari kurikulum. Dengan demikian, pendidikan yang bermutu dapat diakses oleh semua peserta didik, tanpa terbatas pada daerah atau latar belakang tertentu.

Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan dalam dunia pendidikan modern. Integrasi Koding dan KA dalam pendidikan tidak hanya untuk meningkatkan literasi digital dan kemampuan penyelesaian masalah, tetapi juga mengajarkan berbagai keterampilan esensial yang mencakup berpikir komputasional, analisis data, algoritma pemrograman, etika KA, human-centered mindset, design system KA, dan teknik KA.

Berpikir komputasional mengajarkan peserta didik untuk menyelesaikan masalah secara sistematis dan efisien dengan melakukan proses dekomposisi (memecah masalah besar menjadi bagian kecil), dan pengenalan pola, abstraksi, serta algoritma yang membantu peserta didik memahami dan menangani tantangan digital. Dengan ekosistem pembelajaran yang inklusif dan berkeadilan, pendidikan di Indonesia diharapkan tidak hanya mampu mencetak generasi yang berdaya saing tinggi, tetapi juga memastikan bahwa tidak ada anak yang tertinggal dalam memperoleh akses pendidikan berkualitas.

Capain Pembelajaran Terbaru 2025 - Pembelajaran Mendalam

 


CAPAIAN PEMBELAJARAN FASE FONDASI DI AKHIR SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (TAMAN KANAK-KANAK, TAMAN KANAK-KANAK LUAR BIASA, RAUDHATUL ATHFAL, KELOMPOK BERMAIN, TAMAN PENITIPAN ANAK, ATAU BENTUK LAIN YANG SEDERAJAT)


E-learning

Produk Rekomendasi