Wednesday, August 25, 2010

Analisis Genetik Terhadap Ciri Bentuk Buah pada Perbedaan Periode Pemasakan Buah Labu Spons (Luffa cylindrical Roem)

 

Analisis Genetik Terhadap Ciri Bentuk Buah pada Perbedaan Periode Pemasakan Buah Labu Spons (Luffa cylindrical Roem)

Oleh : Zhang Sheng dkk


 

Rangkuman    :

Labu spons (blustru) sangat terkenal dan tumbuh di negeri China. Jurnal ini berisi penelitian tentang Labu spons yang bertujuan untuk mengetahui factor (genetic atau factor lain) apa yang mempengaruhi ciri bentuk buah (panjang buah dan diameter buah) sebagai salah satu ciri kuantitatif buah yang dapat dijadikan pembanding mutu buah. Faktor tersebut kemudian diukur melalui perbedaan periode masak buah yang terdiri dari dua periode yakni; periode ekonomi (12 hari setelah berbunga ) dan periode fisiologi (60 hari setelah berbunga). Disamping itu, penelitian ini bertujuan untuk memberi informasi tentang pemilihan bibit unggul didalam pengembangan labu spons baik untuk perkebunan atau industri (spons/pengosok). Sebagai pembanding diambil 7 sample parental dari jenis yang berlainan ; P1(Wuyexiang), P2(Lifeng), P3(Tianhong), P4(Jinke), P5(Fengyuan), P6(Jintouniao), P7(Sanjiang). Percobaan dilakukan di kebun terbuka dengan menyemaikan bibit parental dan F1 (persilangan antar tetua sejenis) secara random pada area seluas 50cmX180cm dalam bentuk garis/tanggul untuk setiap plot yang berisi 10 tanaman dan diberi penyangga untuk perambatan tanaman. Pengukuran panjang dan diameter buah dilakukan pada 2 periode (ekonomi dan fisiologi) dan data yang diperoleh di analisis menggunakan uji-t untuk mengetahui hubungan dari setiap variasi/fenotif yang muncul dari setiap variebel (panjang dan diameter buah labu spons) yang diukur pada periode masak yang berbeda. Hasilnya diperoleh bahwa yang mempengaruhi ciri bentuk buah labu spons adalah factor genetic dari induk sepanjang keseluruhan periode pertumbuhan buah dan periode masak sendiri yang merupakan indicator dari factor lingkungan. Sebagai contoh dari table 1 dan table 3 diperoleh hasil rata-rata panjang dan diameter buah dari parental dan F1, bahwa buah terpanjang dihasilkan oleh P2 dan F2 sedangkan buah berdiameter besar dihasilkan oleh P5 dan F5 terbukti adanya factor genetic parental pada tingkat signifikan dengan probability 0.01.


 

Analisis Jurnal    :


 

Luffa cylindrical
Roem, tidak banyak dikenal oleh masyarakat secara luas. Luffa cylindrical
Roem, sering disebut dengan sebutan blustru atau labu spons.. Oleh beberapa orang buah blustru ini sering disamakan dengan oyong padahal tidak sama. Blustru merupakan sejenis tanaman semak yang merambat yang banyak tumbuh di wilayah yang beriklim tropis. Empat bulan setelah bijinya ditanam, tanaman ini sudah berbuah. Buah muda dapat dibuat sayur dan setelah buah masak berwarna kekuningan. Buah yang sudah masak tersebut dapat dibuat sebagai bahan pembuat spons dengan cara, buah yang sudah masak dipotong dan digantung pada tangkainya dengan bagian bawah diiris beberapa cm agar cairannya dapat menetes keluar. Setelah dua atau tiga hari jaringan serat yang ada didalamnya dikeluarkan dan siap dipakai sebagai spons/alat penggosok . Oleh sebab itulah Luffa cylindrical
Roem disebut labu spons karna buah labunya dapat dibuat spons . Meskipun spons dari jenis ini sekarang sudah tidak banyak dipakai lagi. Dari sumber yang saya dapat, penelitian tentang labu spons sekarang ini sudah banyak dilekukan pada tingkat pemanfaatan yang lebih baik tidak dan tidak hanya sebatas sebagai penghasil spons namun juga biji dari labu spons tersebut dapat dijadikan bahan baku pembuatan pil kontrasepsi karena dapat mencegah fertilisasi, serta juga dapat dijadikan sebagai bahan baku kosmetik.

Dengan manfaat yang dapat diperolah dari labu spons ini, maka para peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk memperoleh bibit unggul (perkebunan sayuran) dan sebagai bahan material industri (industri spons). Disamping itu juga dari penelitian ini, peneliti berharap dapat mengtahui interaksi gen yang mempengaruhi dari ekspresi gen /fenotif /bentuk buah(panjang dan diameter bauh) pada pengaruh perbedaan waktu masaknya buah sebagai indikator untuk dilakukannya pengukuran.

Berdasarkan tujuan tersebut penelitian menggunakan dua karakter ciri bentuk buah spons yakni ukuran panjang dan diameter buah sebagai indicator yang akan diteliti dengan perlakuan pengaruh perbedaan periode masaknya buah yakni periode ekonomis dan periode fisiologis pada berbagai jenis labu spons . Periode ekonomis dihitung 12 hari setelah tanaman berbunga dan periode fisiologi dihitung 60 hari setelah berbunga. Sebagai pembanding diambil 7 sample parental dari jenis yang berlainan ; P1(Wuyexiang), P2(Lifeng), P3(Tianhong), P4(Jinke), P5(Fengyuan), P6(Jintouniao), P7(Sanjiang).

Percobaan dilakukan di kebun terbuka dengan menyemaikan bibit parental dan F1(hasil persilangan 2 tetua sejenis) secara random pada area seluas 50cmX180cm dalam bentuk garis/tanggul untuk setiap plot yang berisi 10 tanaman dan diberi penyangga untuk perambatan tanaman.

Selanjutnya setelah tanaman berbuah sesuai dengan periode yang telah ditentukan (periode ekonomis dan fisiologis) maka dilakukan pengukuran panjang dan diameter buah setiap parental dan F1. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode statistik analisis genetic menggunakan uji-t, untuk memperoleh hubungan dari setiap variasi/fenotif yang muncul dari setiap variebel (panjang dan diameter buah labu spons) yang diukur pada periode yang ditentukan dan diperoleh hasil pada tabel 1.

Tabel 1 menunjukkan nilai fenotif dari setiap variabel pada periode tertentu diperoleh rentang pertumbuhan panjang dan diameter buah pada periode ekonomi lebih kecil dibandingkan pada periode fisiologi sebgagai contoh; untuk panjang buah pada periode ekonomis rentangnya dari 33.81-84.10 cm dan pada periode fisiologis rentangnya dari 39.27-102.36 cm. Sedangkan untuk diameter buah pada periode ekonomis rentangnya dari 13.02-26.50 cm dan pada periode fisiologis rentangnya dari 18.11-31.79 cm. Jadi dari hasil tersebut dapat diungkapkan bahwa dua sifat atau cirri-ciri bentuk (panjang dan diameter buah), boleh jadi dipengaruhi oleh factor genotip dan factor genetic induk , juga dipengaruhi oleh perbedaan periode masak buah tersebut. Disamping itu, dari table 1 dan table 3 diperoleh hasil rata-rata panjang dan diameter buah dari parental dan F1, bahwa buah terpanjang dihasilkan oleh P2 dan F2 sedangkan buah berdiameter besar dihasilkan oleh P5 dan F5 terbukti adanya factor genetic parental pada tingkat signifikan dengan probability 0.01.

Kesimpulannya panjang dan diameter buah depengaruhi oleh factor genetic dari induk sepanjang keseluruhan periode pertumbuhan buah dalam membentuk ciri kuantitatif. Ekspresi gen dari induk lebih besar berlangsung pada periode ekonomi dibandingkan pada periode fisiologis yang hanya berupa pengaruh tambahan dari induk untuk proses pematangan. Oleh karena itu, jika para pekerja kebun ingin mendapatkan hasil buah terpanjang maka pekebun harus menanam jenis buah dari parental P2 (Lifeng) ,sedangkan jika para pekebun ingin mendapatkan hasil buah dengan garis diameter terbesar maka pekebun harus menanam jenis buah dari parental P5 (Fengyuan), selain itu juga para pekebun labu spons dapat saja melakukan pemendekan periode masak buah labu spons dalam pertumbuhan panjang dan garis diameter buah labu spons, karena diketahui ekspresi gen dari induk terjadi secara besar pada periode ekonomis (12 hari setelah berbunga).

Penelitian dari jurnal ini menurut pendapat saya merupakan suatu pembuktian dari hukum Mendel dengan aplikasi untuk memperoleh bibit unggul dengan cara pemilihan bibit unggul dari beberapa jenis tanaman melalui perbandingan fenotif yang muncul dari setiap jenis buah yang dihasilkan oleh masing-masing tanaman yang berbeda. Sehinnga jelas dan dapat dipastikan bibit unggul yang diperoleh merupakan bibit dari tanaman induk yang unggul pula dan hal ini sesuai dengan pendapat Mendel.

Menurut Mendel setiap sifat yang nampak dari suatu organisme (hewan, manusia, dan tumbuhan) ditentukan oleh sepasang gen yang masing-masing berasal dari tetua yang membentuknya yang diterima melalui perkawinan. Gen itu merupakan unit yang utuh dan tidak menyebabkan gen-gen tersebut melebur diri menjadi satu selama perkawinan. Gen-gen tersebut akan berpisah lagi atau bersegregasi pada saat pembentukan sel kelamin (gamet). Jadi organisme akan mengandung banyak sekali pasangan gen sesuai dengan banyaknya sifat yang dikendalikan. Disamping itu juga, sifat yang nampak dari sautu organisme ditentukan oleh faktor lingkungan yang mempengaruhinya seperti pada jurnal berupa perlakuan perbedaan periode masaknya buah yang berdeda (periode ekonomis dan periode fisiologi).


 


 


 


 


 

DAFTAR PUSTAKA


 

Campbell.2004. BIOLOGI Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Jusuf, M.2007. Genetika.Jakarta : Universitas Terbuka

No name.http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=206 (di unduh tgl 25 April 2010 pkl.13.15)


 

No name http://www.naturindonesia.com/tanaman-obat-indonesia/abjad-awal-b/148-blustru.html

(di unduh tgl 25 April 2010 pkl.14.15)


 

No name http://komplemen.com/modules.php?name=toga&page=Blustru.htm

(di unduh tgl 26 April 2010 pkl.13.15)


 

No name http://www.essence-of-mineral-makeup.com/luffa-cylindrica.html

(di unduh tgl 5 Mei 2010 pkl.13.15)


 

www.narc.org.np/publicaton/.../Descriptors%20Sponge%20gourd.PDF


 


 

No comments:
Write komentar

Silahkan isi komentar Anda disini

E-learning

Produk Rekomendasi