
Siklus Hidup Tanaman Jagung
Fase Vegetatif (V Stage) - Fasa Pertumbuhan Daun dan Batang
Fase ini berfokus pada pembentukan akar, batang, dan daun.
V0. Perkecambahan (0-10 Hari Setelah Tanam)
Apa yang terjadi: Biji jagung menyerap air dan membengkak. Embrio di dalam biji aktif tumbuh. Akar radikula (akar pertama) muncul menerobos kulit biji, diikuti oleh koleoptil (tunas pertama yang berbentuk seperti tombak) yang menuju ke permukaan tanah.
Penanda: Belum ada daun yang terbuka.
V1. Stadium Satu Daun (7-14 HST)
Apa yang terjadi: Koleoptil muncul di permukaan tanah. Daun pertama terbuka sempurna dan terlepas dari koleoptil. Titik tumbuh berada di bawah tanah dan mulai membentuk ruas batang dan daun baru.
Penanda: Daun pertama terlihat jelas dengan ligulanya (telinga daun).
V2-V(n). Stadium Dua Daun hingga Stadium n Daun (14-50 HST)
Apa yang terjadi: Tahap ini adalah periode pertumbuhan yang cepat. Batang dan daun tumbuh dengan pesat. Akar adventif (akar kait) mulai tumbuh dari ruas batang terbawah, memperkuat penopangan tanaman. Titik tumbuh masih di bawah tanah.
Penanda: Setiap daun baru yang terbuka sempurna menandai stadium baru (V3, V4, V5, dan seterusnya).
VT. Stadium Akhir Vegetatif (Sekitar 50-60 HST)
Apa yang terjadi: Malai bunga jantan (tassel) terlihat di puncak tanaman, tetapi masih terbungkus dalam daun bendera. Tahap ini disebut juga "Puntung". Titik tumbuh sudah berada di atas tanah.
Penanda: Malai terlihat seperti "puntung rokok" di ujung tanaman. Ini adalah puncak dari fase vegetatif.
Fase Generatif (R Stage) - Fasa Pembentukan dan Pemasakan Biji
Fase ini berfokus pada reproduksi, dimulai dari penyerbukan hingga pembentukan biji.
R1. Keluarnya Rambut Jagung (Silking) (≈ 55-65 HST)
Apa yang terjadi: Ini adalah tahap paling kritis dalam siklus jagung. Rambut jagung (silk) yang berasal dari bakal biji pada tongkol, muncul dari ujung kelobot. Penyerbukan harus terjadi pada tahap ini.
Penanda: Rambut jagung yang berwarna hijau atau kemerahan terlihat menjuntai dari tongkol. Kekurangan air atau unsur hara pada tahap ini akan menyebabkan rambut jagung tidak keluar sempurna atau tongkol tidak terisi penuh.
R2. Berbunga (Blister) (≈ 65-80 HST)
Apa yang terjadi: Penyerbukan dan pembuahan selesai. Embrio mulai terbentuk. Biji jagung tampak seperti blister (lepuh) berwarna putih dan berisi cairan bening. Endosperma (cadangan makanan) mulai terbentuk.
Penanda: Biji jika ditekan terasa lunak dan berisi cairan.
R3. Stadium Susu (Milk) (≈ 80-95 HST)
Apa yang terjadi: Endosperma berubah dari cairan bening menjadi seperti susu putih (banyak pati dan gula). Biji masih mengandung banyak air. Jagung manis biasanya mulai dipanen pada akhir tahap ini.
Penanda: Jika biji ditusuk, akan keluar cairan berwarna putih seperti susu.
R4. Stadium Lembek (Dough) (≈ 95-110 HST)
Apa yang terjadi: Endosperma berubah dari konsistensi susu menjadi seperti adonan (dough) yang padat dan putih. Kadar air dalam biji mulai menurun.
Penanda: Isi biji sudah tidak cair lagi, tetapi masih lunak seperti adonan.
R5. Stadium Biji Bergelombang (Dent) (≈ 110-125 HST)
Apa yang terjadi: Pati mengeras di bagian biji yang jauh dari tongkol, membentuk lapisan keras. Bagian atas biji (dekat tongkol) masih lunak dan mengering lebih lambat, sehingga membentuk cekungan seperti "gigi". Hampir semua jagung field corn berada di tahap ini.
Penanda: Cekungan khas ("gigi") terlihat jelas di bagian atas biji.
R6. Matang Fisiologis (Black Layer) (≈ 125-140 HST)
Apa yang terjadi: Tahap panen untuk biji kering. Lapisan hitam (black layer) terbentuk di dasar biji, menandai terputusnya suplai nutrisi dari tanaman ke biji. Kadar air biji sekitar 30-35%. Biji telah mencapai berat kering maksimum dan siap dipanen untuk dijadikan benih atau disimpan.
Penanda: Jika biji dilepas dari tongkol, terlihat lapisan/noktah hitam di bagian dasarnya.
Faktor yang Mempengaruhi Siklus Pertumbuhan
Varietas: Jagung hibrida umumnya memiliki siklus lebih pendek (75-110 hari) daripada jagung lokal.
Iklim dan Musim: Suhu, curah hujan, dan intensitas sinar matahari sangat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan.
Kesuburan Tanah: Ketersediaan unsur hara, terutama Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) sangat menentukan hasil.
Ketersediaan Air: Fase kritis yang membutuhkan air cukup adalah saat menjelang dan selama penyerbukan (VT hingga R1).
Ringkasan Visual Siklus:
Biji -> Kecambah -> Tanaman Muda -> Tanaman Dewasa (dengan Malai) -> Keluarnya Rambut Jagung -> Biji Susu -> Biji Lembek -> Biji Bergelombang -> Biji Kering (Matang)
Dengan memahami siklus ini, petani atau siapapun dapat menentukan waktu pemupukan, penyiraman, dan panen yang tepat untuk mendapatkan hasil yang optimal.