Showing posts with label Referensi umum. Show all posts
Showing posts with label Referensi umum. Show all posts

Sunday, October 30, 2016

Informasi Penambahan Waktu Cut Off Pengisian Instrumen Aplikasi PMP

ini baru resmi,,:)
Yang Terhormat :
1. Kepala LPMP
2. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
3. Kepala Dinas Pendidikan Kab/Kota
4. Pengawas Sekolah
5. Kepala Sekolah SD, SMP, SLB, SMA dan SMK
6. Operator Sekolah

di seluruh Indonesia


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Sebelumnya kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya atas partisipasinya dalam mengisi data instrumen di Aplikasi Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP). Mengingat integrasi PMP dengan Dapodik yang prosesnya relatif masih baru, sampai saat ini masih sangat banyak ditemukan kendala di lapangan seputar Apliasi PMP baik dari segi pengisian instrumen, pengiriman data, maupun kendala infrastruktur yang ada.

Di sisi lain, waktu yang disediakan untuk pengisian instrumen Aplikasi PMP sangatlah terbatas. Maka, kami menyampaikan bahwa waktu Cut Off akan ditambah selama 20 hari sehingga Batas Cutt Off yang baru adalah tanggal 20 November 2016.

Dalam waktu tersebut kami mengharapkan kepada sekolah yang belum mengirimkan datanya agar berupaya melakukan pengiriman dan selalu berkoordinasi dengan helpdesk PMP Dikdasmen untuk menangani permasalahan yang ada. Kami juga akan berusaha melakukan pembenahan-pembenahan agar kendala di lapangan dapat teratasi dan pendataan PMP ini dapat dilaksanakan dengan sukses.

Demikian Informasi yang dapat disampaikan harap menjadi maklum.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam Satu Data,
Satgas PMP Dikdasmen
Kemdikbud


Catatan :
Untuk mengatasi permasalahan pengiriman data yang sering gagal atau proses pengiriman memakan waktu yang terlalu panjang, kami memnuat jadwal pengiriman data PMP berdasarkan wilayah. Jadwal terlampir dalam file yang dapat diunduh

Saturday, June 25, 2016

Info Batas Waktu Sinkronisasi Aplikasi Dapodik Semester Genap 2015 2016

Ingat! Batas Waktu Sinkronisasi Aplikasi Dapodik Semester Genap 2015 2016

Yth. Bapak/Ibu
1. Kepala Sekolah SD, SMP, SMA, SMK dan SLB
2. Operator Dapodik SD, SMP, SMA, SMK dan SLB
di seluruh Indonesia
Assalamu alaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Menindaklanjutipersiapan upgrade database dapodik dari versi 2.4.7 menjadi 2.5.3 yang kemudian diikuti dengan maintenance server dan perbaikan/penyesuaian aplikasi, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh operator sekolah, di antaranya:
Tanggal 24 – 30 Juni 2016


Mengingat batas waktu untuk perbaikan data dapodik untuk kebutuhan data Transaksi di Ditjen. GTK dan masa aktif periode genap tahun pelajaran 2015/2016 akan berakhir pada tanggal 30 Juni 2016, maka kami berharap operator Sekolah melakukan sinkronisasi sebelum batas yaitu tanggal 30 juni 2016 Pukul 23.59 WIB.


Kemudian kami mohonkan agar informasi batas pengiriman data seperti diatas disampaikan kepada teman teman operator lainnya mengingat pada aplikasi baru nantinya tanpa rilis aplikasi “updater” dan langsung menggunakan Aplikasi Dapodik 2016 Ditjen Dikdasmen “Installer” serta menggunakan prefill baru.
Tanggal 1 sd 17 Juli 2016
Upgrade Database Dapodik 2016 Ditjen Dikdasmen dari 2.4.7 menjadi 2.5.3. Sekolah diharapkan untuk menyiapkan Dokumen pendukung untuk entri data kelas I, VII atau X dan TIDAK DIIJINKAN melakukan proses sinkronisasi.


Tanggal 18 Juli 2016
Rilis Aplikasi baru Dapodik 2016 Ditjen Dikdasmen.
Kami mengingatkan kembali bahwa kelulusan siswa kelas VI, IX dan XII Tahun 2015/2016 termasuk input data untuk siswa baru kelas I, VII dan X tahun 2016/2017 dilakukan setelah referensi tahun pelajaran 2016/2017 diaktifkan. Informasi pembukaan tahun pelajaran 2016/2017 secara teknis akan disampaikan melalui website resmi pendataan di http://dapo.dikmen.kemdikbud.go.id atau http://dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id
Atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu operator sekolah, Kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Saturday, June 11, 2016

Cara Menentukan Rangking Otomatis di Excel

 

Beberapa waktu lalu aku kedatangan teman seorang guru dan ia menjadi wali kelas di kelas 4 dan 5 di tempat ia mengajar, setelah basa basi ngobrol ngalor ngidul akhirnya temenku menyampaikan keluhan bahwa dia sedang menggarap raport siswanya dan tinggal mencantumkan Rangking dari masing2 muridnya akan tetapi ia tidak dapat menghitung nilai yang ada untuk menentukan Rangkingnya secara otomatis, nah akhirnya aku kasih saran kepadanya untuk membuat Rangking Otomatis dengan menggunakan Excel, pada intinya ia tidak tahu bahwa di excel bisa juga untuk menentukan rangking secara otomatis singkat cerita ia mintak diajari caranya kepada saya, "wah ganteng2 gini saya jadi gurunya guru dong" hehehe.....
dari situlah sobat aku berinisiatif untuk berbagi pengalaman ini dalam postingan di GFT kepada pembaca sekalian mudah-mudahan berguna...

Ok lansung saja.......

Dalam Dunia Excel dikenal Formula Rank atau Fungsi Rank, Fungsi Rank adalah suatu fungsi untuk menentukan posisi atau rangking dari suatu bilangan yang terdapat dalam daftar atau sekelompok data dan rumus yang digunakan adalah :

=RANK(number,ref,order)

Keterangan:
number, adalah nilai yang akan dijadikan dasar rangking. Untuk contoh kasus dibawah sel dari Nilai Rata-Rata yang menjadi dasar untuk perankingan (sel M13)
ref, berupa range yang diabsolutkan dari kolom yang menjadi dasar merangking (range $U$13:$U$22)
Order, bersifat opsional. Jika tidak dicantumkan maka dianggap bernilai 0. Parameter ini hanya mengijinkan nilai 0 dan 1. Jila diberi nilai 0, maka rangking dalam bentuk descending yaitu nilai tertinggi menjadi rangking 1.  Jila diberi nilai 1, maka rangking dalam bentuk ascending yaitu nilai terendah menjadi rangking 1. untuk kasus ini parameter order dapat diabaikan atau diberi 0.

Perhatikan Gambar Studi Kasus dibawah ini :


Dengan Studi kasus pada gambar diatas maka rumus jadinya adalah :

=RANK(M13;$M$13:$M$22;0)

M13 adalah posisi dimana terdapat suatu nilai untuk kita ketahui rangkingnya setelah kita bandingkan dengan nilai lainnya dalam daftar tersebut (perhatikan M13:M22)


Sedankan angka 0 (nol) untuk menunjukkan urutan secara Descending atau mengurutkan suatu nilai dimulai dari nilai yang terbesar sampai nilai terkecil.

selanjutnya Copy Vaste rumus tersebut  kebawah
dan akan menghasilkan Rangking Otomatis seperti gambar berikut :



Demikian sobat Cara Menentukan Rangking Otomatis di Excel semoga bermanfaat.......
Terimakasih.........

#Dibalik Tembok Keraton

 


PADA 1824 terjadi kehebohan di Keraton Surakarta. Seorang selir, dengan memainkan peran maskulin, kedapatan berhubungan seks dengan selir lainnya. Pakubuwono V juga menemukan para selirnya melakukan masturbasi bersama dengan menggunakan lilin yang dibentuk seperti alat kelamin laki-laki.

Sejak itu dia tak memperbolehkan para selirnya tidur dalam ruang tertutup. Dia memerintahkan agar para selirnya tidur di depan kamarnya setiap malam. Mereka berbaring berjajar dalam masing-maisng berjarak enam kaki. Pakubuwono V rupanya khawatir para selirnya akan lebih menyukai bentuk aktivitas seksual “alternatif” itu alih-alih berhubungan dengan laki-laki.

Skandal itu, sebagaimana dikutip Saskia Wieringa dan Evelyn Blackwood dalam antologi Hasrat Perempuan, dicatat penerjemah Belanda yang dekat dengan kalangan keraton Surakarta, JW Winter, pada 1902.

Selir, dalam bahasa Jawa Halus disebu garwa ampeyan, adalah seorang perempuan yang diikat tali kekeluargaan oleh seorang lelaki tapi tak berstatus istri. Status selir berada jauh di bawah permaisuri. Artikel berjudul “Atas Nama Kekuasaan dan Seks”, yang dimuat majalah Tempo pada 12 September 1987, menulis bahwa tak ada batas berapa banyak seorang raja boleh memiliki selir. Hamengkubuwono boleh memiliki hingga 30 selir, Hamengkubuwono II memiliki 4 permaisuri dan 26 selir. Pakubuwono X menjadi raja Jawa dengan selir terbanyak, 40 orang.

Raja tak bisa sembarangan jika ingin bertemu dengan selir. Seorang punggawa dengan tugas khusus mengatur jadwal pertemuan. Ini dilakukan agar setiap selir mendapat giliran dan menghindari raja hanya memanggil selir yang dia ingat.

Selir dan anak-anak mereka yang masih kecil beserta pembantu perempuan biasanya ditempatkan di dalam keputren yang amat tertutup. Letak keputren biasanya berada di lingkaran terdalam keraton. Menurut Nancy K. Florida dalam Writing The Past, Inscribing The Future, setidaknya hingga abad ke-19, satu-satunya lelaki yang memiliki akses masuk ke keputren Surakarta hanyalah Sultan.

B.J.D Gayatri, seorang feminis Indonesia, berdasarkan apa yang dia pelajari dari almarhum neneknya yang tinggal di dalam tembok istana Yogyakarta, menurutkan kepada Saskia Wieringa bahwa keputren adalah sebuah tempat eksklusif yang merupakan domain perempuan. “Dalam rumahtangga poligini tersebut para perempuan dalam keputren terlibat persahabatan dengan perempuan, yang kemungkinan besar melibatkan keintiman seks sesama jenis, tanpa perlu khawatir (terungkap hubungan itu),” tulis Saskia Wieringa dalam “Reformasi, Sexuality and Communism in Indonesia”, makalah untuk konferensi pertama Seksualitas dan HAM di Manchester, Juli 1999.

Sejumlah kakawin, syair-syair dalam bahasa Jawa Kuno, seperti Kresnayana, Gatotkacasraya, dan Sutasoma juga membahas banyak aspek kehidupan para perempuan keraton. Namun, menurut Helen Creese dalam Women of the Kakawin World, seksualitas perempuan yang ditampilkan dalam kakawin nyaris seluruhnya heteroseksual. Padahal para perempuan bangsawan itu berbagi tempat tidur dan hidup dalam kontak yang intim satu sama lain. “Bahkan dalam sebuah dunia terkungkung yang seluruh isinya adalah perempuan, interaksi seksual sesama jenis (nyaris) tak pernah digambarkan,” tulis Creese.

Hanya kakawin Hariwangsa yang agak eksplisit menggambarkan interaksi seksual sesama perempuan. Ini dapat dilihat dalam adegan Dewi Rukmini mencari penghiburan kepada Kesari, perempuan yang menjadi sahabat dekatnya sejak masa kanak-kanak.

“Siang-malam keduanya tak terpisahkan, saling menghibur; keduanya santai namun bersemangat. Ada waktu-waktu tertentu mereka membicarakan kesenangan yang bersifat erotis, tapi mereka membicarakan semua itu dalam kiasan. Ditingkahi derai tawa dan pandangan penuh arti yang mengandung gairah.”

“Jika Rukmini menangkap kesan bahwa Kesari berlaku seperti kekasihnya, dia paham bagaimana menanggapinya. Berpura-pura tenang dan tak memberi perhatian, lalu mulai merayu, berbicara, menanggapi –dan tiba-tiba berlaku berani. Namun dia tahu bahwa dia tak kuasa memenuhi hasrat Kesari.”

Yang menarik, meski keraton seolah tak mengakui keberadaan interaksi seksual semacam itu, bentuk-bentuk transgenderisme bukan sesuatu yang asing. Dalam epos Mahabarata dikisahkan bahwa Srikandi terlahir sebagai seorang perempuan, Dewi Amba. Bisma menolak Amba sebagai calon istrinya. Sakit hati, dia memohon kepada dewata. Doa itu dikabulkan, dia terlahir kembali sebagai Srikandi. Sebuah suara membisikkan kepada orangtuanya agar Srikandi dididik sebagai laki-laki. Orangtuanya memenuhi bisikan itu. Srikandi hidup sebagai laki-laki, dan suatu hari menikah. Tapi istrinya mencemoohnya ketika tahu Srikandi seorang perempuan. Srikandi patah arang, nyaris bunuh diri. Untunglah dia bertemu seorang pendeta yang kemudian memberinya kelamin laki-laki. Dia kembali ke istrinya, sudah jadi laki-laki, dan kemudian beroleh keturunan. Saat meninggal barulah dia kembali menjadi perempuan.

Peter Carey dan Vincent Houben dalam “Spirited Srikandis and Sly Sumbadras”, dimuat bungarampai Indonesian Women in Focus: Past and Present Notions karya Elsbeth Locher-Scholten dan Anke Niehof, merefleksikan sosok Srikandi yang androgini pada Prajurit Estri, sebuah laskar prajurit elit keraton yang seluruh anggotanya perempuan. Mereka memiliki keahlian berperang, dan terkenal mahir menembak jitu. Mereka juga menguasai seni dan kesusatraan. Menurut Carey dan Houben, sosok Srikandi dalam epos Mahabarata memberikan legitimasi kepada perempuan dalam laskar elit tersebut untuk “bertingkahlaku seperti laki-laki”, menguasai keahlian laki-laki, juga hidup tak bergantung pada orang lain.

Keraton Jawa juga mengenal Ardhnariswara, yang bagian kanan tubuhnya laki-laki (dewa Syiwa) dan bagian kirinya perempuan (dewi Shakti). Saskia Wieringa dalam makalahnya “Intersex and Transex in Asia”, mengutip Helen Creese, mengemukakan bahwa Ardhnariswara juga disebutkan dalam bentuk tantra dari yoga tentang cinta (yoga of love) di mana penyatuan antara Syiwa dan Shakti menciptakan “benih dunia” (windu). Penyatuan kosmik ini menghasilkan kepuasan seksual sekaligus kesejahteraan dunia; melambangkan kelimpahan hidup. Menurut Wieringa, penyatuan laki-laki dan perempuan dalam satu tubuh merujuk pada kehebatan spiritual sekaligus kenikmatan ragawi dari cinta.

Contoh lainnya, dewi Durga. Mengutip Alit Mookerje dalam Kali: The Feminine Force, Wieringa menulis ketika kekuatan kolektif para dewa laki-laki digabungkan dengan energi feminin Durga, dewa/dewi itu mampu mengalahkan iblis Mahisha yang mengancam akan menghancurkan para dewa. Proses terciptanya dewa/dewi dengan kekuatan super ini dikaitkan dengan energi luar biasa, yang memancarkan api ke segala arah. Inilah asal-muasal rahim bercahaya (flaming womb), sumber kekuatan dari Ken Dedes.

Ken Dedes, menurut Carey dan Houben, adalah sosok perempuan dengan kualitas Ardhnariswara. Dia adalah reinkarnasi dari Betari Durga. Ken Dedes memiliki kekuatan destruktif yang amat besar. Hanya lelaki luar biasa yang mampu menundukkan kekuatannya. Jika berhasil, lelaki itu akan beruntung, sebab perempuan titisan Durga memiliki kekuatan untuk memberikan kekuasaan dan bentuk legitimasi lain kepada pasangannya. Dan lelaki itu adalah Ken Arok, yang setelah menikahi Ken Dedes menjadi raja Tumapel –lebih dikenal sebagai Kerajaan Singasari– dan kelak menurunkan raja-raja di Jawa.

sumber : http://historia.id/budaya/di-balik-tembok-keraton

Monday, June 6, 2016

PERBEDAAN MENCOLOK GURU ZAMAN DAHULU DAN SEKARANG

 


Assalamu'alaikum Wr.Wb. selamat siang dan salam sejahtera untuk rekan-rekan guru seluruh indonesia....pada kesempatan kali ini saya akan berbagi bagaimana perbedaaan guru jaman dulu dan sekarang dalam hal mendidik dan mengajar siswa dikelas, 
 
Segala sesuatu yang ada di dunia pasti tak luput dari yang namanya kekurangan. Sama halnya dengan profesi guru. Entah itu guru zaman sekarang ataupun zaman dahulu semuanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Nah, kali ini saya akan berbicara mengenai 5 Perbedaan Guru Dulu dan Sekarang. Hal apa sajakah yang membedakan guru Zaman Dulu dan Sekarang ? ini dia:
 
1. Cara Mengajar
Cara mengajar yang diterapkan oleh guru zaman dulu umumnya adalah dengan menggunakan penjelasan yang bertele-tele, yang sepertinya setiap kata yang ada di buku itu dibaca. Dengan metode ini, pengetahuan yang diterima siswa hanya bersumber dari sang guru saja.
Sedangkan guru zaman sekarang lebih sering hanya menjelaskan secara singkat materinya, lalu mempersilahkan para siswa untuk bertanya apabila ada kesulitan. Dengan cara ini, siswa jadi terpacu untuk mengembangkan pengetahuannya di luar sekolah. Misalnya dengan browsing di Internet, mengikuti kursus, dan lain sebagainya. Pengetahuan yang didapat pun akan semakin banyak.
 
2. Cara Menasihati Siswa
Cara menasihati siswa yang dilakukan oleh guru-guru zaman dulu adalah dengan kalimat- kalimat yang biasanya kasar. Seperti menyinggung kondisi ekonomi keluarganya, penampilannya, dan lain sebagainya. Hal ini akan membuat para siswa saat itu menjadi berfikir keras agar tidak akan diledek oleh guru-guru mereka.
 
Perlakuan berbeda dilakukan guru zaman sekarang. Mereka biasanya menasihati para murid hanya dengan nasihat-nasihat yang halus dan tidak sampai menyinggung perasaan murid tersebut. Cara ini kurang efektif karena murid kadang-kadang hanya mendengarkan di telinga kanan dan keluar di telinga kiri.
 
3. Cara Berinteraksi Diluar Kelas
Guru-guru zaman dulu dengan gaya mengajarnya kaku, diluar kelas apabila disapa oleh murid nya, mereka hanya tersenyum lalu berlalu begitu saja. Karena dalam diri mereka, ada suatu doktrin yang menjelaskan bahwa ada garis pemisah antara guru dan murid. Jadi, sang murid harus sangat menghormati gurunya.
Sedangkan guru zaman sekarang lebih luwes dalam berinteraksi diluar kelas. Misalkan saja ada murid-muridnya yang menyapa, mereka akan tersenyum lepas dan kadang-kadang justru bercanda dengan murid-muridnya itu. Seakan akan tidak ada garis batas antara murid dan guru. Guru pun bisa dijadikan tempat untuk mencurahkan segala isi hati kita (curhat) tentang sekolah maupun kehidupan sehari-hari kita.
 
4. Penggunaan Teknologi
Ketika zaman dulu, yang mana saat itu teknologi belum secanggih sekarang ini, seorang guru apabila ingin menjelaskan materinya, hanya dengan menggunakan kapur dan papan tulis kayu saja. Atau bila dengan alat bantu, paling jauh hanya menggunakan peta untuk pelajaran geografi.
Hal yang sangat berbeda dilakukan oleh guru zaman sekarang. Guru sekarang lebih senang menuliskan materi ajarnya di sebuah file presentasi yang nanti hasilnya bisa ditampilkan di layar menggunakan LCD proyektor. Disamping lebih praktis, cara ini bisa membantu para siswa untuk mengetahui lebih detail suatu gambar/objek/benda.
 
5. Pemberian Nilai
Pemberian nilai yang dilakukan oleh guru zaman dulu adalah selain nilai asli, ada nilai yang diambil secara subyektif oleh guru tersebut. Hal-hal yang dinilai antara lain adalah kesopanan, etika, dan keantusiasan siswa tersebut dalam mendalami materi yang diajarkan guru tersebut. Sehingga dengan cara itu, nilai siswa benar-benar asli sesuai dengan kenyataan yang ada pada siswa tersebut.
Berbeda dengan guru zaman sekarang. Kebanyakan guru zaman sekarang hanya mengisi kolom nilai seorang murid hanya dari hasil rata-rata ulangan ditambah tugas, dan keaktifannya dalam bertanya ataupun menjawab. Sehingga tidak jarang nilai yang muncul di rapor tidak mencerminkan kemampuan sebenarnya dari murid tersebut.
 
Guru zaman dahulu dan zaman sekarang ternyata memiliki perbedaan yang sangat menonjol, dan ini menunjukkan ciri khas masing-masing guru. Nah, alangkah lebih baik, apabila hal yang baik di masa lalu diterapkan di masa kini dan hal yang buruk dijadikan pelajaran. Well, bagaimana Sobat? setujukah dengan opini di atas ?
 

Sunday, June 5, 2016

SK Daftar Sekolah Pelaksana Kurikulum 2013 Tahun 2016 Dirjen Dikdasmen

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR : 305/KEP/D/KR/201647/D1/KEP/KP/2016.

Saat ini khusus rekan guru SMKN dan SMKS di seluruh Indonesia

TENTANG PENETAPAN SATUAN PENDIDIKAN PELAKSANA KURIKULUM 2013 DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH,
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR
KESATU : Menetapkan Sekolah Dasar pelaksana Kurikulum 2013,
KEDUA : Menetapkan Sekolah Menengah Pertama pelaksana
KETIGA : Menetapkan Sekolah Menengah Atas pelaksana Kurikulum
KEEMPAT : Menetapkan Sekolah Menengah Kejuruan pelaksana
KELIMA : Menetapkan satuan pendidikan khusus pelaksana
KEENAM : Pengawasan pelaksanaan Kurikulum 2013 sebagaimana
KETUJUH : Biaya yang timbul akibat pelaksanaan keputusan ini

DAN MENENGAH TENTANG PENETAPAN SATUAN

PENDIDIKAN PELAKSANA KURIKULUM 2013. sebagaimana tercantum dalam lampiran I keputusan ini. Kurikulum 2013, sebagaimana tercantum dalam lampiran II
keputusan ini. 2013, sebagaimana tercantum dalam lampiran III
keputusan ini. Kurikulum 2013, sebagaimana tercantum dalam lampiran

IV keputusan ini. Kurikulum 2013, sebagaimana tercantum dalam lampiran V
keputusan ini.dimaksud pada Diktum KESATU sampai dengan Diktum KELIMA, dilakukan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar  dan Menengah bersama dengan Badan Penelitian dan  Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. dibebankan pada anggaran Direktorat Jenderal Pendidikan  Dasar dan Menengah yang relevan.

DOWNLOAD SK DAN LAMPIRAN SEKOLAH PELAKSANA KURIKULUM 2013
LAMPIRAN DAFTAR

Pendekatan Atlantis di Sundalandia ( Indonesia)

 

Sundalandia

Oleh Dhani Irwanto, 27 Oktober 2015
Sundalandia adalah wilayah bio-geografi Asia Tenggara yang meliputi Paparan Sunda, bagian landas kontinen Asia yang terekspos selama zaman es terakhir. Periode Glasial Terakhir, dikenal sebagai Zaman Es Terakhir, adalah periode glasial terakhir dalam rangkaian panjang Zaman Es yang terjadi selama tahun-tahun terakhir Pleistosen, dari sekitar 110.000 sampai 12.000 tahun yang lalu. Sundalandia meliputi Semenanjung Malaka di daratan Asia, serta pulau-pulau besar Kalimantan, Jawa dan Sumatera, dan pulau-pulau sekitarnya. Batas timur Sundalandia adalah Garis Wallace, diidentifikasi oleh Alfred Russel Wallace sebagai batas timur kisaran daratan fauna mamalia Asia, dan juga sebagai batas zona ekosistem Indomalaya dan Australasia. Pulau-pulau di sebelah timur garis Wallace dikenal sebagai Wallacea, dan dianggap sebagai bagian dari Australasia. Perlu dicatat bahwa saat ini secara umum telah diterima bahwa Asia Tenggara adalah merupakan titik masuk migrasi manusia modern dari Afrika.
800px-Map_of_Sundaland
Gambar 1 – Peta Sundalandia
Laut Tiongkok Selatan dan daratan di sekitarnya telah diteliti oleh para ilmuwan seperti Molengraaff dan Umbgrove, yang mendalilkan sistem drainase kuno yang sekarang terendam. Daerah ini telah dipetakan oleh Tjia pada tahun 1980 dan dijelaskan secara lebih rinci oleh Emmel dan Curray pada tahun 1982 termasuk delta sungai, dataran banjir dan rawanya. Ekologi Paparan Sunda yang terekspos telah diselidiki dengan menganalisis inti bor dasar laut. Serbuk sari yang ditemukan didalam inti telah menunjukkan ekosistem yang kompleks dan berubah dari waktu ke waktu. Penggenangan Sundalandia telah memisahkan spesies yang pernah menempati lingkungan yang sama seperti ikan surau air tawar (Polydactylus macrophthalmus, Bleeker 1858; Polynemus borneensis, Vaillant 1893) yang pernah berkembang dalam sistem sungai yang sekarang disebut "Sungai Sunda Utara" atau "Sungai Molengraaff". Ikan ini sekarang ditemukan di Sungai Kapuas di pulau Kalimantan, serta di Sungai Musi dan Batanghari di pulau Sumatera.
Periode Glasial Terakhir, atau Zaman Es Terakhir, dianggap oleh para ilmuwan sebagai peristiwa glasiasi (pencairan es) terbaru dalam serangkaian Zaman Es yang lebih panjang, yang dimulai lebih dari dua juta tahun yang lalu dan telah mengalami beberapa glasiasi. Dalam periode ini, ada beberapa perubahan diantara gletser maju dan mundur. Glasiasi terluas dalam Periode Glasial Terakhir ini adalah sekitar 22.000 tahun yang lalu. Pola umum pendinginan dan gletser maju secara global adalah mirip, namun perbedaan lokal pengembangan gletser maju dan mundur dari benua ke benua yang terinci sulit untuk dibandingkan.
Dari sudut pandang arkeologi manusia, periode tersebut masuk kedalam periode Paleolitik dan Mesolitik. Saat peristiwa glasiasi dimulai, Homo sapiens hanya terdapat di Afrika dan menggunakan peralatan yang sebanding dengan yang digunakan oleh manusia Neanderthal di Eropa, Levant dan Homo erectus di Asia. Menjelang akhir peristiwa tersebut, Homo sapiens menyebar ke Eropa, Asia, dan Australia. Gletser mundur memungkinkan kelompok orang Asia bermigrasi ke Amerika dan mempopulasikannya.
11924236_10206675964050464_8773787452159628519_n
Gambar 2 – Permukaan laut Pasca-Glasial
Stadial Dryas Muda, juga disebut Pendinginan Besar, adalah suatu kondisi geologi beriklim dingin dan kering yang singkat (1300 ± 70 tahun) dan terjadi antara sekitar 12.800 dan 11.600 tahun yang lalu. Stadial Dryas Muda diduga disebabkan oleh runtuhnya lapisan es di Amerika Utara, meskipun teori lain juga telah diusulkan. Stadial ini terjadi setelah interstadial Bølling-Allerød (periode hangat) pada akhir Pleistosen dan mendahului kelahiran Holosen Awal. Nama stadial ini diambil dari nama sebuah genus indikator, Dryas octopetala, bunga liar yang terdapat di tundra Pegunungan Alpin.
Stadial-stadial Dryas adalah periode-periode dingin yang menyelingi tren pemanasan sejak Maksimum Glasial Terakhir 21.000 tahun yang lalu. Dryas Tua terjadi sekitar 1.000 tahun sebelum Dryas Muda dan berlangsung sekitar 400 tahun. Dryas Tertua terjadi antara sekitar 18.000 dan 14.700 tahun yang lalu.
Slide2
Gambar 3 – Periode Glasial Terakhir berdasarkan pengukuran lapisan es di Greenland

Batimetri dan Topografi

Sundaland - Last Glacial Maximum_75%
Gambar 4 – Sebuah peta yang menunjukkan Sundalandia pada sekitar Zaman Es Terakhir (21.000 tahun yang lalu) yang dihasilkan oleh penulis dari grid elevasi GTOPO30 yang diterbitkan oleh USGS. Muka air lautnya adalah sekitar 120 meter dibawah sekarang. Pola aliran sungai yang dibawah muka air laut sekarang digambar menggunakan grid tersebut dan perkiraan sedimentasi laut, transportasi sedimen pesisir, pembentukan delta, peristiwa meander, perubahan rezim sungai dan gerakan sungai. Sungai daratan sekaran digabungkan. Warna-warna selain biru menunjukkan elevasi permukaan tanah. Garis merah tipis adalah garis pantai sekarang.
Data topografi dan batimetri saat ini yang meliputi Paparan Sunda dalam proyeksi geografi (lintang dan bujur) telah diekstrak dari grid elevasi GTOPO30 yang diterbitkan oleh USGS. GTOPO30 meliputi resolusi spasial lintang dan bujur horizontal 30 detik busur (sekitar 0,9 km di dekat khatulistiwa) dalam bentuk berkas format model elevasi digital (digital elevation model, DEM). Grid serupa lainnya seperti GEBCO_8 yang diterbitkan oleh IHO dan IOC/UNESCO, dan ETOPO1 yang diterbitkan oleh NOAA juga digunakan sebagai referensi. Diterapka skema warna pada DEM dimana daerah dibawah -120 m diwakili oleh warna biru sehingga garis pantai pada periode Maksimum Glasial Terakhir dapat dengan mudah diidentifikasi.
Beberapa asumsi telah diterapkan dalam prosedur analitisnya (Sathiamurthy et al, 2006). Pertama, diasumsikan bahwa topografi dan batimetri daerah tersebut mendekati fisiografi yang ada selama rentang waktu dari 21.000 tahun yang lalu sampai sekarang. Namun, karena proses sedimentasi dan erosi telah mempengaruhi batimetri Paparan Sunda selama 21.000 tahun terakhir (Schimanski dan Stattegger, 2005), maka hasilnya adalah hanya perkiraan. Dengan demikian, harus ditekankan bahwa kedalaman dan geometri Paparan Sunda dan depresi-depresi yang sekarang terendam tidak mencerminkan kondisi masa lalu yang tepat.
Kedua, diasumsikan bahwa dasar laut yang sekarang adalah seperti yang ada pada periode Maksimum Glasial Terakhir dan sedikit dipengaruhi oleh erosi arus dasar laut, pelarutan kapur atau gerakan tektonik, seperti ditunjukkan oleh Umbgrove (1949), yang mungkin terjadi selama transgresi pada masa Pasca-Pleistosen awal. Dalam hal gerakan tektonik, Geyh et al (1979) menyebutkan bahwa Selat Sumatera adalah secara tektonik stabil setidaknya selama Holosen. Selanjutnya, Tjia et al (1983), menyatakan bahwa Paparan Sunda telah sebagian besar secara tektonik stabil sejak awal Tersier. Namun demikian, Tjia et al (1983) menunjukkan bahwa kenaikan permukaan laut di wilayah ini dapat dikaitkan dengan kombinasi dari kenaikan permukaan laut yang sebenarnya dan gerakan kerak vertikal. Hill (1968) mengacu pada karya sebelumnya yang dilakukan oleh Umbgrove (1949), menyarankan kemungkinan solusi kapur sebagai modus pembentukan depresi (seperti dalam kasus lubang Lumut lepas pantai Perak, Malaysia), dan memberikan alternatif penjelasan, yaitu disebabkan oleh proses tektonik.
Data sedimentasi dasar laut adalah jarang tersedia namun pendekatan proses sedimentasi telah dibuat dalam menghasilkan peta topografi dan batimetri daerah Sundalandia. Dalam kondisi yang sama, proses-proses lain seperti transportasi sedimen pesisir, pembentukan delta, proses meander, perubahan rezim sungai dan gerakan sungai juga telah didekati dan dimasukkan pada peta. Danau kuno direkonstruksi dari DEM dan riwayat geologi yang ada. Pulau-pulau yang kecil dan tidak signifikan telah dihapus.
Selain peta topografi dan batimetri, garis pantai pada permukaan laut tertentu, kemiringan permukaan tanah, daerah aliran sungai dan pola aliran sungai juga dihasilkan dan menempatkannya pada layer-layer yang berbeda.
Sundaland - Watersheds_resized
Gambar 5 – Sebuah peta yang menunjukkan DAS utama Sundalandia di sekitar periode Maksimum Glasial Terakhir (21.000 tahun BP) yang dihasilkan oleh penulis menggunakan metode yang sama seperti pada gambar sebelumnya. Nama-nama sungai diberikan berdasarkan pada nama-nama laut, selat, teluk, pulau atau sungai saat ini yang ditempati oleh DAS.

Vegetasi

Cannon et al (2009) telah melakukan penelitian terhadap distribusi vegetasi di wilayah Sundalandia pada Maksimum Glasial Terakhir menggunakan model spasial eksplisit yang digabungkan dengan bukti-bukti geografi, paleoklimatologi dan geologi. Vegetasinya dibagi menjadi 3 macam, yaitu vegetasi pesisir dan rawa, vegetasi daerah rendah dan vegetasi daerah tinggi.
Vegetasi pesisir dan rawa mengalami sejarah biogeografi yang paling dinamis diantara ketiga macam vegetasi yang diteliti. Pada puncak Maksimum Glasial Terakhir, ketika permukaan laut turun dibawah garis pantai, hutan bakau terdapat didalam daerah yang sangat sempit di sepanjang pesisir. Namun, banyak rawa pesisir yang meluas sampai ke pedalaman ditumbuhi kerapah gambut dan kerangas yang berbagi dengan hutan rawa gambut pesisir. Ketika daratan mulai tergenangi, pada 11.000 – 9.000 tahun lalu, vegetasi pesisir dan rawa mengalami ekspansi yang dramatis tetapi relatif singkat. Pada sekitar 8.000 tahun lalu, vegetasi pantai telah kira-kira pada posisi yang sama dengan saat ini, dengan luasan bakau, aluvial air tawar dan rawa gambut ditentukan oleh pola progradasi masing-masing delta sungai yang mengikuti transgresi masa Holosen. Vegetasi pesisir dan rawa juga mengalami relokasi geografi yang tiba-tiba dan menyeluruh sampai ratusan kilometer selama penggenangan yang cepat.
Luasan vegetasi daerah rendah mencapai maksimum pada Maksimum Glasial Terakhir yang disebabkan oleh adanya daratan yang luas karena penurunan permukaan laut. Luasan vegetasi daerah tinggi juga mencapai maksimum pada Maksimum Glasial Terakhir. Secara umum, distribusi vegetasi daerah tinggi sangat sensitif terhadap interaksi antara perubahan suhu dan tingkat pertumbuhan vegetasi.
0809865106SI_Page_1 (Cropped)
Gambar 6 – Peta vegetasi Sundalandia pada Maksimum Glasial Terakhir berdasarkan data historis dari Bird et al (2005) dan beberapa penyesuaian, dengan skenario koridor terbuka (kiri) dan tertutup (kanan) (Cannon et al, 2009)

Kondisi Saat ini

Sundaland - Tectonic Plates_resized 75%
Gambar 7 – Sesar aktif utama di Sundalandia pada zona konvergensi Lempeng Sunda, Eurasia, Filipina, India dan Australia. Lempeng Timor dan Laut Banda yang lebih kecil (bagian dari Lempeng Sunda), Maluku (bagian dari Lempeng Filipina) dan Andaman (bagian dari Lempeng Eurasia) juga ditampilkan. Panah besar menunjukkan gerakan mutlak lempeng. Segitiga merah adalah gunungapi.
Sundaland - Earthquake (USGS)_75%
Gambar 8 – Plot kejadian gempa besar yang pernah tercatat beserta intensitasnya dalam skala Mw. Perhatikan bahwa Sundalandia dikelilingi oleh deretan rawan gempa. (Sumber: USGS)
Sundaland - Tsunami_75%
Gambar 9 – Plot sumber tsunami yang pernah tercatat beserta akibat kenaikan airnya. Perhatikan bahwa tsunami sering terjadi di Laut Banda dan Laut Sulawesi yang dapat mempengaruhi pulau-pulau bagian dalam. (Sumber: NOAA)
Sundaland - Volcano Eruption_resized_75%
Gambar 10 – Plot letusan gunungapi yang pernah diketahui beserta intensitasnya dalam Volcanic Explosivity Index (VEI). Perhatikan letusan skala besar Tambora pada tahun 1815 dan letusan-letusan Krakatau yang sering terjadi, terbesar pada tahun 1883. (Sumber: NOAA)

Migrasi Manusia

Menurut teori sebelumnya, nenek moyang masyarakat Austronesia modern di kepulauan Melayu dan wilayah yang berdekatan diyakini telah bermigrasi ke selatan, dari daratan Asia Timur ke Taiwan, dan kemudian ke seluruh kepulauan Asia Tenggara. Namun, temuan terakhir menunjukkan bahwa Sundalandia yang sekarang terendam adalah merupakan awalmula peradabah: disebut sebagai teori "Keluar dari Sundalandia".
Stephem Oppenheimer menempatkan asal Austronesia di Sundalandia dan daerah-daerah diatasnya. Penelitian genetik yang dilaporkan pada tahun 2008 menunjukkan bahwa pulau-pulau yang merupakan sisa-sisa Sundalandia kemungkinan besar dihuni sedini 50.000 tahun yang lalu, bertentangan dengan hipotesis sebelumnya (Bellwood dan Dizon, 2005) bahwa daerah tersebut dihuni paling lambat 10.000 tahun yang lalu dari Taiwan.
Sebuah studi oleh Universitas Leeds yang dipublikasikan dalam Molecular Biology and Evolution pada tahun 2008, yang meneliti garis keturunan DNA mitokondria, menunjukkan bahwa manusia telah mendiami pulau-pulau di Asia Tenggara dalam jangka waktu yang lebih lama dari yang diyakini sebelumnya. Penyebaran penduduk tampaknya telah terjadi pada saat yang sama dengan naiknya permukaan laut, yang telah mengakibatkan migrasi dari Kepulauan Filipina ke utara menuju Taiwan dalam 10.000 tahun terakhir. Migrasi penduduk yang paling mungkin adalah karena didorong oleh perubahan iklim – sebagai efek tenggelamnya sebuah benua kuno. Naiknya permukaan laut dalam tiga pulsa besar mungkin telah menyebabkan banjir dan perendaman di Sundalandia, menciptakan Laut Jawa dan Laut Tiongkok Selatan, dan ribuan pulau yang membentuk Indonesia dan Filipina kini. Berubahnya permukaan laut menyebabkan manusia tersebut untuk menjauh dari kediaman pantai dan budaya mereka, dan berpindah ke pedalaman di seluruh Asia Tenggara. Migrasi paksa ini menyebabkan manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan hutan dan pegunungan baru, mengembangkan pertanian dan domestikasi, dan menjadi pendahulu manusia masa depan di wilayah ini.
Penelitian dan studi oleh HUGO Pan-Asian SNP Consortium pada tahun 2009, yang dilakukan dalam dan antara populasi yang berbeda di benua Asia, menunjukkan bahwa keturunan genetik sangat berhubungan dengan kelompok-kelompok etnis dan bahasa. Terdapat peningkatan yang jelas dalam keragaman genetik dari utara ke selatan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada satu aliran migrasi utama manusia ke Asia yang berasal dari Asia Tenggara, bukan beberapa aliran dalam dua arah selatan-utara seperti yang diusulkan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa Asia Tenggara merupakan sumber geografi utama populasi Asia Timur dan Asia Utara. Populasi Asia Timur terutama berasal dari Asia Tenggara dengan kontribusi kecil dari kelompok Asia Tengah-Selatan. Penduduk pribumi Taiwan berasal dari Austronesia. Hal ini berlawanan dengan teori bahwa Taiwan merupakan "tanah air" leluhur bagi populasi di seluruh Indo-Pasifik yang berbicara bahasa Austronesia.
clip_image002
Gambar 11 – Panah-panah berwarna yang menggambarkan meningkatnya diversifikasi genetik manusia setelah bermigrasi ke timur di sepanjang yang sekarang disebut pantai India dan berpencar menjadi beberapa kelompok genetik yang berbeda yang bergerak di seluruh Asia Tenggara dan bermigrasi ke utara ke Asia Timur (Sumber: HUGO Pan-Asian SNP Consortium)
Pada tahun 2012, Stephen Oppenheimer menunjukkan, berdasarkan bukti genetik, iklim dan arkeologi, bahwa manusia modern dari Afrika menyebar melalui jalur tunggal ke Sundalandia. Semua kelompok non-Afrika saat ini adalah keturunan dari penyebaran ini, dengan pengecualian beberapa autosom (7% atau kurang) yang berasal dari campuran dengan beberapa kelompok non-Afrika kuno. Terbukti bahwa terdapat penyebaran cepat melalui pantai Samudera Hindia ke Kalimantan dan Bali di ujung Paparan Sunda. Permukaan laut yang rendah pada Zaman Es memungkinkan penyebaran berikutnya ke Paparan Sahul, yang kemudian terisolasi cukup lama karena naiknya permukaan laut sampai masa pasca-glasial dimana para pelayar dari kepulauan Asia Tenggara menemukannya.
clip_image002
Gambar 12 – Peta yang menunjukkan jalur migrasi selatan tunggal dari Afrika dan jalur migrasi pantai dari Laut Merah di sepanjang pantai Indo-Pasifik ke Australia, termasuk kecenderungan ekstensi ke Tiongkok, Jepang dan Papua. Vegetasi yang tampak adalah pada Maksimum Glasial Terakhir. (Sumber: Oppenheimer, 2013)
Pada tahun 2012, Jinam et al menentukan 86 urutan genom DNA mitokondria (mtDNA) lengkap dari empat masyarakat adat Malaysia, bersama-sama dengan analisis ulang terhadap data autosomal tunggal nukleotid polimorfisme (SNP) di Asia Tenggara untuk menguji kewajaran dan dampak model migrasi. Tiga kelompok Austronesia (Bidayuh, Selatar, dan Temuan) menunjukkan frekuensi tinggi haplogrup mtDNA, yang berasal dari daratan Asia 30,000–10,000 tahun lalu, tetapi terdapat frekuensi yang rendah penanda “Keluar dari Taiwan”. Analisis komponen utama dan analisis filogenetik menggunakan data SNP autosomal menunjukkan dikotomi antara kelompok Austronesia benua dan pulau. Mereka berpendapat bahwa baik mtDNA dan data autosomal menyarankan migrasi “Rangkaian Awal” yang berasal dari Indocina atau Tiongkok Selatan sekitar masa akhir-Pleistosen sampai awal-Holosen, yang mendahului, tetapi belum tentu mengecualikan, ekspansi Austronesia.
Karafet et al (2014), melalui sebuah studi Y-DNA, mendukung hipotesis bahwa Asia Tenggara adalah pusat diversifikasi garis keturunan haplogrup K di Oseania dan menggarisbawahi pentingnya potensi Asia Tenggara sebagai sumber variasi genetis untuk populasi Eurasia. Struktur filogenetis haplogrup K-M526 menunjukkan peristiwa percabangan yang berturut-turut (M526, P331 dan P295), yang tampaknya telah secara cepat terdiversifikasi. Kecuali P-P27, semua garis keturunannya saat ini terdapat Asia Tenggara dan Oseania. Struktur filogenetis haplogrup K-M526 dibagi menjadi empat subklade utama (K2a-d). Yang terbesar dari subklade ini, K2b, dibagi lagi menjadi dua kelompok: K2b1 dan K2b2. K2b1 menggabungkan haplogrup sebelumnya yang dikenal dengan M, S, K-P60 dan K-P79, sedangkan K2b2 terdiri dari haplogrup P dan sub haplogrupnya, Q dan R.
Menariknya, kelompok monofiletis yang dibentuk oleh haplogrup Q dan R, yang membentuk mayoritas garis keturunan patrilinial di Eropa, Asia Tengah dan Amerika, merupakan satu-satunya subklade K2b yang ternyata tidak terbatas secara geografis di Asia Tenggara dan Oseania saja. Perkiraan interval waktu peristiwa percabangan antara M9 dan P295 menunjukkan proses diversifikasi awal K-M526 yang cepat, yang kemungkinan terjadi di Asia Tenggara, yang kemudian mengekspansi ke arah barat menjadi nenek moyang haplogrup Q dan R. Menariknya lagi, bukti DNA purba menunjukkan bahwa haplogrup R1b – garis keturunan yang dominan saat ini di Eropa Barat – mencapai frekuensi yang tinggi setelah periode Neolitikum Eropa seperti yang ditunjukkan oleh Lacan et al dan Pinhasi et al.
Tatiana 1
Gambar 13 – Filogeni haplogrup K (Karafet et al, 2014)
Karafet
Gambar 14 – Penyebaran keturunan haplogrup K2 (Karafet et al, 2014)
Brandão et al dalam sebuah makalah yang diterbitkan oleh Human Genetics pada tahun 2016 menyatakan bahwa penyebaran keramik Neolitik dan bahasa Melayu-Polinesia di kepulauan Asia Tenggara yang menunjukkan penyebaran pertanian keluar dari Taiwan 4.000 tahun yang lalu adalah masih menjadi perdebatan. Mereka kemudian melakukan studi menggunakan analisis DNA mitokondria (mtDNA) untuk mengidentifikasi kelompok garis keturunan utama yang paling mungkin telah tersebar dari Taiwan ke kepulauan Asia Tenggara, dan menyimpulkan bahwa penyebaran tersebut memiliki dampak yang relatif kecil pada struktur genetik yang masih ada di kepulauan Asia Tenggara, dan bahwa peran pertanian dalam perluasan bahasa Austronesia adalah kecil. Apabila dibandingkan antara penyebaran “Keluar dari Taiwan” pada pertengahan Holosen dengan penyebaran pasca-glasial dari kepulauan Asia Tenggara pada awal Holosen, hanya sekitar 20% garis keturunan mtDNA di kepulauan Asia Tenggara saja yang merupakan hasil penyebaran “Keluar dari Taiwan” dan selebihnya adalah hasil penyebaran pasca-glasial dari kepulauan Asia Tenggara, terutama karena naiknya permukaan laut pada Maksimum Glasial Terakhir. Migrasi dari Asia daratan ke Taiwan terjadi sekitar 6.000 – 7.000 tahun yang lalu dan tetap menjadi penduduk asli yang berbeda sampai dengan penyebarannya ke kepulauan Asia Tenggara.
Analisis rinci yang menggabungkan data DNA mitokondria (mtDNA), kromosom-Y dan genome dalam studi yang dilakukan oleh Soares et al dari University of Minho di Portugal dan diterbitkan dalam jurnal Human Genetics pada 2016, menunjukkan rangkaian peristiwa yang jauh lebih rumit. mtDNA dan kromosom-Y yang ditemukan di Kepulauan Pasifik telah ada di kepulauan Asia Tenggara jauh lebih awal dari 4.000 SM, yang menimbulkan keraguan yang serius terhadap teori “Keluar dari Taiwan”. Soares et al berpendapat bahwa lanskap dan permukaan laut yang berubah sekitar 11.500 tahun lalu menyebabkan ekspansi yang signifikan dari Indonesia 8.000 tahun lalu. Ekspansi ini, yang merupakan penemuan tim, menunjukkan bahwa populasi di seluruh Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik berbagi mtDNA dan kromosom-Y yang sama. Hasil studi tim tersebut juga menunjukkan adanya gelombang minor migrasi yang mungkin mengarah pada penyebaran bahasa Austronesia.
Edwina Palmer (2007) telah melakukan studi bahwa penggenangan Sundalandia pasca-glacial telah mendorong sebagian penduduknya untuk bermigrasi pada sekitar 10.000 – 11.000 tahun yang lalu, mengikuti sabuk hutan lucidophyllous yang meluas dan akhirnya menetap di Jepang sekarang pada periode Jomon. Orang-orang ini mungkin penutur bahasa Austronesia. Selanjutnya, ia berpendapat bahwa migrasi penutur bahasa Austronesia “Keluar dari Taiwan” bisa terjadi kemudian sebagai migrasi balik pada periode Holosen akhir, dan bahwa skenario migrasi “Keluar dari Sundalandia” ke Jepang pada periode Jomon belum tentu sepenuhnya kompatibel dengan teori “Keluar dari Taiwan” tersebut.
Migrasi dari Asia Tenggara ke Madagaskar telah dibuktikan dengan studi hubungan linguistik antara bahasa Madagaskar dengan bahasa Barito Kalimantan dan telah dikonfirmasi dengan penelitian genetik. Analisis genetik serupa juga telah diterapkan pada tanaman, dan dengan mempelajari terminologi nama-nama yang digunakan juga telah menunjukkan migrasi tersebut (Claude Allibert, 2011). Migrasi orang-orang Asia Tenggara ke Madagaskar berasal dari bagian selatan Sulawesi (Bugis) dan Kalimantan (Maanyan). Kemiripan karakteristik antropologi budaya dan agama, seperti keyakinan tentang kembaran anak dan hewan, dan juga praktek penguburan ganda (terdapat di Filipina), menguatkan indikator kaitan genetik dan linguistik mereka.

Peradaban Sungai

Sungai menyediakan aliran dan pasokan air yang terus menerus atau yang selalu dapat diandalkan untuk transportasi, pertanian dan bahan makanan bagi manusia. Sungai-sungai tersebut bersama dengan iklim, vegetasi, geografi dan topografi menjadikan awal berkembangannya peradaban sungai. Selain itu, sementara masyarakat dari peradaban tersebut bergantung pada sungai, sungai juga menjadi tempat awalmulanya inovasi baru dan perkembangan teknologi, ekonomi, kelembagaan dan organisasi. Budaya sungai adalah tempat lahirnya peradaban maritim.
Sungai-sungai besar dengan lahan yang subur terdapat di Sundalandia pada Zaman Es. Besar kemungkinan bahwa peradaban di Sundalandia berawal di sungai-sungai tersebut. Karena laut juga tidak dapat terpisahkan dari kehidupan mereka, maka tumbuhnya peradaban hingga menjadi besar adalah di sekitar muara sungai. Kenaikan permukaan laut dan bencana banjir atau tsunami yang berulang-ulang menyebabkan mereka untuk berpindah ke tempat yang lebih tinggi, di pegunungan. Sarana transportasi yang ada pada waktu itu hanyalah sungai, sehingga mereka berpindah ke daerah-daerah hulu sungai. Peradaban kuno dan yang masih berlanjut sampai sekarang telah diamati dan mereka berada di daerah-daerah hulu sungai besar.
Sundaland - Riverine Civilizations (2)
Gambar 15 – Peradaban sungai di Sundalandia

Teori Atlantis di Sundalandia

Beberapa penulis telah secara khusus menyatakan hubungan yang jelas antara Sundalandia dan Atlantis-nya Plato. Dataran bawah laut Sunda adalah cukup cocok dengan deskripsi Plato tentang Atlantis. Topografi, iklim, flora dan faunanya bersama-sama dengan aspek mitologi lokal, semuanya menjadi hal yang meyakinkan untuk mendukung ide ini.
CW Leadbeater (1854-1934), seorang teosopis ternama, adalah mungkin yang pertama menunjukkan adanya hubungan antara Atlantis dan Indonesia dalam bukunya, The Occult History of Java. Peneliti-peneliti lain telah menulis tentang prasejarah daerah tersebut, diantaranya yang paling dikenal adalah mungkin Stephen Oppenheimer yang dengan tegas menempatkan Taman Eden di wilayah ini, meskipun ia hanya menyebut sedikit referensi mengenai Atlantis. Robert Schoch, bekerjasama dengan Robert Aquinas McNally, menulis sebuah buku dimana mereka menunjukkan bahwa bangunan piramida mungkin memiliki asal-usul dari sebuah peradaban yang berkembang di bagian-bagian Sundalandia yang kini terendam.
Buku pertama yang secara khusus mengidentifikasi Sundalandia dengan Atlantis ditulis oleh Zia Abbas. Namun, sebelumnya telah ada setidaknya dua publikasi internet yang membahas secara rinci perihal Atlantis di Asia Tenggara. William Lauritzen dan almarhum Profesor Arysio Nunes dos Santos keduanya mengembangkan situs internet secara luas. Lauritzen juga telah menulis sebuah e-book yang tersedia dalam situsnya, sementara Santos mengembangkan pandangannya tentang Atlantis di Asia melalui bukunya, Atlantis: The lost continent finally found. Dr Sunil Prasannan membuat sebuah esai yang menarik didalam website Graham Hancock. Sebuah situs yang lebih esoteris juga menyampaikan dukungan mengenai teori Sundalandia.
Dukungan lebih lanjut tentang Atlantis di Indonesia terjadi pada April 2015 dengan penerbitan buku, Atlantis: The lost city is in Java Sea oleh seorang pakar hidrologi, Dhani Irwanto, yang berupaya untuk mengidentifikasi fitur kota yang hilang dalam rincian narasi Plato dengan suatu lokasi di Laut Jawa lepas pantai pulau Kalimantan.

Referensi

Stephen Oppenheimer, Out-of-Africa, the peopling of continents and islands: tracing uniparental gene trees across the map, Philosophical Transactions of The Royal Society B (2012) 367, 770–784
Andreia Brandão, Ken Khong Eng, Teresa Rito, Bruno Cavadas, David Bulbeck, Francesca Gandini, Maria Pala, Maru Mormina, Bob Hudson, Quantifying the legacy of the Chinese Neolithic on the maternal genetic heritage of Taiwan and Island Southeast Asia, Human Genetics, April 2016, Volume 135, Issue 4, pp 363-376
Tatiana M Karafet, Fernando L Mendez, Herawati Sudoyo, J Stephen Lansing and Michael F Hammer, Improved phylogenetic resolution and rapid diversification of Y-chromosome haplogroup K-M526 in Southeast Asia, European Journal of Human Genetics (2015) 23, 369–373
Pedro A Soares et al, Resolving the ancestry of Austronesian-speaking populations, Human Genetics Volume 135, Issue 3, pp 309-326, March 2016
Timothy A. Jinam, Lih-Chun Hong, Maude E Phipps, Mark Stoneking, Mahmood Ameen, Juli Edo, HUGO Pan-Asian SNP Consortium and Naruya Saitou, Evolutionary History of Continental Southeast Asians: “Early Train” Hypothesis Based on Genetic Analysis of Mitochondrial and Autosomal DNA Data, Society for Molecular Biology and Evolution 29(11):3513–3527,  June 2012
Dhani Irwanto, Atlantis: The lost city is in Java Sea, Indonesia Hydro Media, 2015
***
Hak cipta © 2015, Dhani Irwanto

PENDIDIKAN SEKS DAN PENCEGAHAN KEJAHATAN SEKSUAL









Statusku tentang ngawurnya Kak Seto mengundang kontroversi yang luar biasa. Sangat teramat banyak pendapat, baik sepakat maupun menolak dengan isi status itu. Baiklah, saya jelaskan di sini terkait dengan itu.

Kak Seto sangat prihatin atas tragedi kejahatan seksual anak. Begitu banyak anak jadi korban para predator seks. Lalu, Kak Seto memunculkan wacana pentingnya pendidikan seks bagi anak-anak.

Di sinilah muncul kontroversi arti dari pendidikan seks anak. Saya mengartikan bahwa pendidikan seks anak adalah upaya pemberian pengetahuan tentang semua yang berkaitan dengan seks, baik norma, perilaku, anatomi, dan penyakit seks.

Masalah kejahatan seksual anak tidak disebabkan oleh minimnya pengetahuan anak-anak tentang seks, MELAINKAN minimnya pengawasan orang tua kepada anak, tayangan media dan internet yang tidak mendidik, serta tidak pedulinya masyarakat dengan perilaku anak-anak di lingkungannya.

Jadi, anak-anak itu jadi KORBAN kejahatan seks yang dilakukan oleh orang-orang dewasa. Maka, mestinya pencegahan kejahatan seksual anak-anak dilakukan dengan melibatkan masyarakat. Masalah kejahatan seksual anak hanya mampu diatasi jika dimulai dari hulu (perhatian orang tua, media, dan kepedulian masyarakat).

Logikanya, mestinya pelaku kejahatanlah yang harus dididik agar tidak mengulangi kejahatannya lagi. Namun, mengapa justru korban yang jadi pusat perhatian? Apa gunanya pendidikan seks bagi anak-anak, sedangkan pelaku kejahatan seksual anak masih bebas berkeliaran mencari mangsa?

Nah, dari situlah mestinya Kak Seto bertindak dengan menekan pemerintah agar melakukan kampanye antikejahatan seksual anak. Pemerintah perlu mengedukasi masyarakat tentang bahaya kejahatan seksual jika menimpa anak-anak.

Pendidikan seks tidak perlu diajarkan secara spesifik. Beban pelajaran anak-anak sudah sangat banyak sehingga sangat tidak efektif jika dipaksakan dilakukan guru. Lebih baik konten-konten itu dimasukkan ke pelajaran yang sesuai dengan tujuannya, seperti norma seks dijadikan satu dengan pelajaran agama, kesehatan seks dengan pelajaran olahraga, anatomi seks dengan pelajaran IPA Biologi, keindahan hidup dengan sastra dan lain-lain.

SEBARKAN...!!!

Cara Melihat Calon Peserta Sertifikasi Guru 2016

Cara mengecek atau melihat  calon peserta sertifikasi guru tahun 2016.
Daftar calon peserta sertifikasi guru tahun 2016 telah diumumkan secara online oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sertifikasi guru tahun ini akan dilakukan melalui Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Guru yang dibiayai sertifikasinya merupakan guru dalam jabatan, yaitu guru yang diangkat sebelum 31 Desember 2015.


Saat ini dalam tahap verifikasi calon peserta sertifikasi guru dapat dilihat melalui situs resmi www.sergur.kemdiknas.go.id. Semua guru yang memenuhi persyaratan mempunyai kesempatan untuk mengikuti PLPG tahun 2016. Rencananya pendaftaran calon peserta PLPG akan diperpanjang hingga Mei 2016.

Cara mengecek calon peserta sertifikasi guru tahun 2016

1. Kunjungi http://sergur.kemdiknas.go.id/pub/index.php

Cara Melihat Calon Peserta Sertifikasi Guru 2016

2. Klik menu Daftar Calon Peserta

Cara Melihat Calon Peserta Sertifikasi Guru 2016

3. Isikan NUPTK yang ingin dicari dalam daftar calon peserta

Cara Melihat Calon Peserta Sertifikasi Guru 2016

4. Akan tampil data daftar calon peserta sertifikasi guru tahun 2015

Data calon peserta sertifikasi guru yang bisa dilihat adalah data guru, kategori peserta, pendidikan terakhir, dan instansi/sekolah. Bisa pula dilihat pola sertifikasi apakah PLPG atau SG-PPG, bidang studi sertifikasi, dan skor Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2015. Skor minimal UKG yang ditetapkan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG) tahun 2016 adalah minimal 55.

PLPG dilaksanakan oleh LPTK penyelenggara sertifikasi guru dalam jabatan yang telah ditetapkan Pemerintah dan didukung oleh Perguruan Tinggi yang memiliki program studi relevan dengan bidang studi/mata pelajaran guru peserta PLPG. Sertifikasi guru pola PLPG diselenggarakan selama 10 hari dengan bobot 90 Jam Pembelajaran.

MAKALAH BUDIDAYA SINGKONG SECARA TERPADU

 


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Di antara kebutuhan yang lainnya, pangan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi agar kelangsungan hidup seseorang dapat terjamin. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dulu hingga sekarang masih terkenal dengan mata pencaharian penduduknya sebagia petani atau bercocok tanam. Luas lahan pertanianpun tidak diragukan lagi. Namun, dewasa ini Indonesia justru menghadapi masalah serius dalam situasi pangan di mana yang menjadi kebutuhan pokok semua orang.
Di Indonesia, ketela pohon menjadi makanan bahan pangan pokok setelah beras dan jagung. Manfaat daun ketela pohon sebagai bahan sayuran memiliki protein cukup tinggi, atau untuk keperluan yang lain seperti bahan obat-obatan. Kayunya bisa digunakan sebagai pagar kebun atau di desa-desa sering digunakan sebagai kayu bakar untuk memasak. Dengan perkembangan teknologi, ketela pohon dijadikan bahan dasar pada industri makanan dan bahan baku industri pakan. Selain itu digunakan pula pada industri obat-obatan.
Oleh karena itu kami sebagai mahasiswa agroteknologi perlu ikut serta berperan dalam pembangunan di sektor pertanian salah satunya dengan cara melakukan pembudidayaan ubi kayu .
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan maklah ini adalah agar memahami cara budidaya tanaman pangan terutama tanaman ubi kayu .


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aspek Budidaya ubi kayu
Ketela pohon merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ubi kayu, singkong atau kasape. Ketela pohon berasal dari benua Amerika, tepatnya dari negara Brazil. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia, antara lain: Afrika, Madagaskar, India, Tiongkok. Ketela pohon berkembang di negara-negara yang terkenal wilayah pertaniannya dan masuk ke Indonesia pada tahun 1852.
Klasifikasi tanaman ketela pohon adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan
Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
Sub divisi : Angiospermae atau berbiji tertutup
Kelas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima Pohl.; Manihot esculentaCrantz sin.
Varietas-varietas ketela pohon unggul yang akan ditanam pada lahan kami seluas 4x4 m2 ini adalah varietas biasa ditanam, antara lain: Valenca, Mangi, Betawi, Basiorao, Bogor, SPP, Muara, Mentega, Andira 1, Gading, Andira 2, Malang 1, Malang 2, dan Andira 4. Di dunia ketela pohon merupakan komoditi perdagangan yang potensial. Negara negara sentra ketela pohon adalah Thailand dan Suriname. Sedangkan sentra utama ketela pohon di Indonesia diJawaTengah dan Jawa Timur.
2.1.1 Syarat Tumbuh
Curah hujan yang sesuai untuk tanaman ubi kayu antara 1.500 – 2.500 mm/tahun. Kelembaban udara optimal untuk tanaman ubi kayu antara 60-65%, dengan suhu udara minimal bagi tumbuhnya sekitar 10oC. Jika suhunya dibawah 100C, pertumbuhan tanaman akan sedikit terhambat. Selain itu, tanaman menjadi kerdil karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna. Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman ubi kayu sekitar 10 jam/hari, terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
Tanah yang paling sesuai untuk ubi kayu adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros, serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia, dan mudah diolah. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial, latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol, dan andosol.
Derajat kemasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ubi kayu berkisar antara 4,5 – 8,0 dengan pH ideal 5,8. Umumnya tanah di Indonesia ber-pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0 – 5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ubi kayu.
Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman ubi kayu antara 10-700 m dpl, sedangkan toleransinya antara 10-1.500 m dpl. Jenis ubi kayu tertentu dapat ditanam pada ketinggian tempat teretentu untuk dapat tumbuh optimal.
2.1.2 Pedoman Budidaya Ubi Kayu
2.1.2.1 Perbanyakan Tanaman
Ubi kayu diperbanyak dengan setek batang. Setek batang diperoleh dari hasil panenan tanaman sebelumnya. Setek diambil dari bagian tengah batang agar matanya tidak terlalu tua, tetapi juga tidak terlalu muda. Perbanyakan dengan biji hanya dilakuan oleh pemulia tanaman dalam mencari varietas unggul. Asal stek, diameter bibit, ukuran stek, dan lama penyimpanan bibit berpengaruh terhadap daya tumbuh dan produksi ubi kayu. Bibit yang dianjurkan sebagai berikut :
- stek berasal dari batang bagian tengah yang sudah berkayu
- Panjang 15-20 cm
- Diameter 2-3 cm
- Tanpa Penyimpanan
2.1.2.2 Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan antara lain adalah untuk memperbaiki struktur tanah. Tanah yang baik untuk budi daya ubi kayu seharusnya memiliki struktur remah atau gembur, sejak fase awal pertumbuhan tanaman hingga panen. Pengolahan tanah juga bertujuan untuk menekan pertumbuhan gulma. Hal ini dilakukan agar ubi kayu tidak bersaing dengan berbagai gulma dalam mengambil hara tanah, pupuk dan air. Selain itu pengolahan tanah pada ubi kayu juga bertujuan untuk menerapkan sistem konservasi tanah untuk memperkecil peluang terjadinya erosi. Hal ini penting dilakukan agar kesuburan tanah tetap lestari, karena sentra ubi kayu didominasi lahan-lahan yang relatif peka erosi.
clip_image002
2.1.2.3 Cara tanam
Jika dimaksudkan untuk diambil umbinya, penanaman setek dilakukan secara vertikal berjarak 50 cm antar setek. Namun, jika dimaksudkan untuk diambil daunnya, setek dapat ditanam rapat secara mendatar agar tunas baru muncul dari setiap buku. Anjuran cara tanam sebagai berikut :
- Pangkal stek dipotong rata atau runcing. Pangkal stek yang dipotong miring akan berdampak pada pertumbuhan akar yang tidak merata
- Tanamlah stek dalam posisi vertical. Stek yang ditanam dalam posisi lain (miring 450 dan horizontal), akarnya tidak terdistribusi secara merata. Volume akar di tanah dan penyebarannya berpengaruh pada jumlah hara yang dapat diserap tanaman, selanjutnya berdampak pada produksi. Jangan terbalik, pemotongan ujung stek meruncing, membantu agar stek tidak ditanam terbalik.
- Kedalaman tanam 15 cm, pada musim hujan maupun musim kemarau. Hal ini terkait dengan kelembaban tanah untuk menjaga kesegaran stek. Disarankan menanam dalam keadaan tanah gembur dan lembab. Tanah dengan kondisi ini akan menjamin kelancaran sirkulasi O2 dan CO2 serta meningkatkan aktivitas mikrobia tanah. Keadaan ini dapat memacu pertumbuhan daun untuk menghasilkan fotosintat secara maksimal yang akan ditranslokasikan ke tempat penyimpanan cadangan makanan (ubi) Ubi kayu secara maksimal pula.
2.1.2.4 Penanaman dan Penyulaman
Waktu tanam yang tepat bagi tanaman ubi kayu, secara umum adalah musim penghujan atau pada saat tanah tidak berair agar struktur tanah tetap terpelihara. Tanaman ubi kayu dapat ditanam di lahan kering, beriklim basah, waktu terbaik untuk bertanam yaitu awal musim hujan atau akhir musim hujan. Pada praktek penanaman lahan kami kali ini , stek ditanam pada bulan September ini.
Waktu penyulaman dilakukan saat ubi kayu mulai berumur 1-3 minggu. Bila penyulaman dilaksanakan sesudah umur 5 minggu, tanaman sulam akan tumbuh tidak sempurna karena ternaungi tanaman sekitarnya. Sediakan bibit khusus untuk sulam yang ditanam di pinggir atau tepi kebun.

2.1.2.5 Pengendalian gulma
Gulma harus dikendalikan karena gulma merupakan pesaing bagi tanaman ubi kayu khusunya untuk mengambil hara, pupuk dan air. Berikut adalah waktu yang tepat untuk pengendalian gulma yaitu :
- Tiga bulan pertama, hal ini disebabkan pertumbuhan gulma yang lebat, karena tanah di antara tanaman belum tertutup sempurna oleh kanopi
- Di saat panen, dengan tujuan menurunkan kesulitan panen, sehingga kehilangan hasil dapat dicegah dan mempermudah pengolahan tanah dan mengurangi populasi gulma pada musim tanam berikutnya.
2.1.2.6 Pemupukan
Tanaman ubi kayu memerlukan pupuk dalam penanaman, karena unsur hara yang diserap oleh ubi kayu per satuan waktu dan luas lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman pangan yang berproduktivitas tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa hara terbawa panenuntuk setiap ton umbi segar adalah 6,54 Kg N, 2,24 P2O5, dan 9,32 Kg K2O/ha/musim atau pada tingkat hasil 30 ton/ha sebesar 147,6 Kg N, 47,4 Kg P2O5, dan 179,4 Kg K2O/ha/musim. Hara tersebut harus diganti melalui pemupukan setiap musim. Tanpa pemupukan akan terjadi pengurasan hara, Sehingga kesuburan hara menurun dan produksi dan produksi ubi kayu akan menurun. Berikut adalah dosis pupuk yang berimbang untuk budi daya ubi kayu :
- Pupuk Organik : 5 – 10 ton/ha setiap musim tanam
- Urea : 150 – 200 Kg/ha
- SP36 : 100 Kg/ha
- KCl : 100 – 150 Kg/ha
Tehnik pemberian dosis pupuk untuk tanaman ubi kayu adalah, berikan pupuk organik + 1/3 Urea + 1/3 KCl sebagai pupuk dasar pada saat pembuatan guludan. Lalu sisa dosis diberikan pada bulan ketiga atau keempat.
 2.1.2.6 Pengairan dan Penyiraman
Kondisi lahan Ketela pohon dari awal tanam sampai umur + 4–5 bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab, tidak terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan dari sumber air yang terdekat. Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung .
2.1.2.7 Pengendalian Hama dan Penyakit
Penyakit utama tanaman ubi kayu adalah bakteri layu (Xanthomonas campestris pv. manihotis) dan hawar daun (Cassava Bacterial Blight/CBB). Kerugian hasil akibat CBB diperkirakan sebesar 8% untuk varietas yang agak tahan, dan mencapai 50 – 90% untuk varietas yang agak rentan dan rentan. Varetas Adira-4, Malang-6, UJ-3, dan UJ-5 tahan terhadap kedua penyakit ini.
Hama utama ubi kayu adalah tungau merah (Tetranychus urticae). Hama ini menyerang hanya pada musim kemarau dan menyebabkan rontoknya daun, tetapi petani hanya menganggap keadaan tersebut sebagai akibat kekeringan. Penelitian menunjukkan penurunan hasil akibat serangan hami ini dapat mencapai 20 – 53%, tergantung umur tanaman dan lama serangan. Bahkan berdasarkan penelitian di rumah kaca. Serangan tungau merah yang parah dapat mengakibatkan kehilangan hasil ubi kayu hingga 95%. Tungau dapat menyebabkan kerusakan tanaman ubi kayu dengan cara mengurangi luas areal fotosintesis dan akhirnya mengakibatkan penurunan hasil panen ubi kayu. Kerusakan tanaman dapat diperparah oleh kondisi musim kering, kondisi tanaman stress air, dan kesuburan tanah yang rendah.
Untuk pengendalian tungau merah sebaiknya ubi kayu ditanam di lahan pada awal musim hujan untuk mencegah terjadinya serangan tungau, dengan tenggang waktu maksimum 2 bulan. Jika terlambat ditanam, peluang terjadinya serangan lebih lama sehingga kehilangan hasil yang ditimbulkan semakin tinggi. Namun cara yang paling praktis, stabil dan ekonomis adalah dengan menanam varietas yang tahan tungau. Varietas Adira-4 dan Malang-6 cukup tahan tungau, sedangkan UJ-5 dan UJ-3 peka tungau. Sebaiknya UJ-3 dan UJ-5 sebaiknya ditanam di daerah-daerah yang mempunyai bulan basah cukup panjang (seperti Lampung) sehingga serangan tungau yang dialami tidak berat. UJ-3 dan UJ-5 kurang bagus ditanam di daerah yang mempunyai musim kering relatif panjang.
2.1.2.8 Panen
Kriteria utama umur panen ubi kayu adalah kadar pati optimal, yakni pada saat tanaman berumur 7-9 bulan. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan daun mulai berkurang, warna daun mulai agak menguning, dan banyak daun yang rontok. Sifat khusus ubi kayu ialah bobot ubi kayu meningkat dengan bertambahnya umur tanaman, sedangkan kadar pati cenderung stabil pada umur 7-9 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa umur panen ubi kayu fleksibel. Tanaman dapat dipanen pada umur 7 bulan atau ditunda hingga 12 bulan. Namun penundaan umur panen hanya dapat dilakukan di daerah beriklim basah dan tidak sesuai di daerah beriklim kering. Berikut adalah tehnik panen yang benar :
·         Buanglah batang – batang ubi kayu terlebih dahulu.
·         Tinggalkan pangkal batang ­+ 10 cm untuk memudahkan pencabutan
·         Cabutlah tanaman dengan tangan menggunakan tenaga dari seluruh tubuh, sehingga umbinya dapat diangkat keluar dari tanah.
·         Pada tanah berat, pakailah alat pengungkit berupa sepotong bambu atau kayu. Ikat pangkal batang dengan kayu, ujung pengungkit diletakkan di atas bahu, kemudian angkatlah perlahan – lahan ke atas.


BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Singkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya cairan berwarna biru gelap yang bersifat racun bagi manusia.
3.2 Saran
Dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi ubikayu serta pendapatan petani, penerapan teknologi ubikayu ditingkat lapang perlu diterapkan dengan tepat dengan menerapkan paket teknologi yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah (spesifik lokasi). Dengan melakukan budi daya ubi kayu langsung di lapangan mahasiswa akan mengetahuia berbagai masalah serta cara menyelesaikannya.










DAFTAR PUSTAKA

Badan Agribisnis Departemen Pertanian. 1999. Investasi Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura. Kanisius. Yogyakarta.
Danarti dan Sri Najiyati. 1998. Palawija, Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penerbit Swadaya, Jakarta.
Rahmat Rukmana, H. Ir. 1997. Ubi Kayu, Budidaya dan Pasca Panen. Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI), Yogyakarta.
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS
http://indoagrow.wordpress.com/2012/02/10/budidaya-ubi-kayu/

E-learning