
Sosialisasi Pembaruan Pengelolaan Kinerja 2026 di Ruang GTK
Informasi Terkini dan Teraktual

Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(Permenpan RB) No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya, serta sistem Penilaian Kinerja Guru (PKG), seorang guru
dianggap "Berkinerja di Atas Ekspektasi" (biasanya
dengan nilai 90-100 atau dalam kategori "Sangat Baik") jika memenuhi
sejumlah capaian.
Berikut adalah
daftar kriteria guru yang berhak mendapatkan nilai kinerja di atas ekspektasi:
A. Kompetensi
Pedagogik
B. Kompetensi
Kepribadian
C. Kompetensi
Sosial
D. Kompetensi
Profesional (Pengembangan Diri)
Proses Penilaian
Penilaian ini tidak
dilakukan secara subjektif. Prosesnya melibatkan:
Kesimpulan
Singkatnya, guru
yang berhak mendapatkan nilai kinerja "Di Atas Ekspektasi" adalah
guru yang tidak hanya menjalankan tugasnya, tetapi melampaui apa yang
menjadi kewajiban dasar. Mereka adalah guru-guru yang inovatif,
inspiratif, reflektif, dan terus berkembang, serta memberikan dampak
positif yang nyata terhadap kualitas proses dan hasil belajar peserta didik.
Jika Anda mencari daftar nama spesifik, itu hanya
dapat diperoleh dari administrasi sekolah masing-masing (bagian kepegawaian
atau kepala sekolah) setelah proses PKG selesai dilaksanakan.
Jawaban:
Jawaban:
1. Mengubah Pola Pikir: Merombak budaya kerja individu menjadi kolaboratif, di mana guru harus rela membuka kelas untuk diobservasi dan menerima umpan balik dari sejawat.
2. Ketersediaan Waktu: Menjaga konsistensi program kolaboratif di tengah jadwal mengajar yang padat dan beban administratif yang seringkali menyita waktu.
3. Kualitas Refleksi: Meningkatkan diskusi pasca-observasi dari sekadar basa-basi menjadi analisis mendalam yang benar-benar berdampak pada peningkatan praktik mengajar.
Jawaban:
1. Mindset Individual ke Kolaboratif: Mengubah kebiasaan guru bekerja sendiri menjadi terbuka untuk dikritik dan berbagi praktik di komunitas pembelajaran membutuhkan pembangunan kepercayaan yang lama.
2. Keterbatasan Waktu Nyata: Menjaga keberlanjutan program kolaboratif seperti Lesson Study di tengah jadwal mengajar padat dan beban administratif yang tak terkurangi sangat rentan membuat inisiatif ini mandek.
3. Kedalaman Refleksi: Memastikan diskusi refleksi tidak sekadar formalitas.