Friday, November 7, 2025

Cara Cek Penerima Bansos dan PBI JK BPJS Kesehatan terbaru November 2025

 

 Cara Cek Penerima PBI JK BPJS Kesehatan November 2025, Klik cekbansos.kemensos.go.id


https://cekbansos.kemensos.go.id/


Indsmedia.com – Tahun 2025 Pemerintah terus memberikan perlindungan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu melalui program Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI-JK). Melalui program ini, peserta BPJS Kesehatan dari kalangan fakir miskin dan orang tidak mampu tidak perlu membayar iuran bulanan karena telah ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah. Bagi Anda yang ingin memastikan apakah termasuk dalam penerima PBI JKN BPJS Kesehatan, simak cara ceknya secara online berikut ini.

Apa itu PBI JKN? 
PBI JKN atau Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan merupakan peserta BPJS Kesehatan yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos).

Program ini diatur dalam Peraturan Menteri Sosial Nomor 5 Tahun 2016 dan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2015 tentang perubahan atas PP Nomor 101 Tahun 2012.

Peserta PBI JKN juga tercatat dalam Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yang menjadi pengganti Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).



Cara cek penerima PBI JK BPJS Kesehatan November 2025 Pengecekan penerima PBI BPJS Kesehatan bisa dilakukan secara online, baik melalui situs cekbansos.kemensos.go.id maupun aplikasi Cek Bansos Kemensos. 
1. Cek penerima PBI JKN lewat situs cekbansos.kemensos.go.id Buka laman https://cekbansos.kemensos.go.id 
2. Pilih data wilayah penerima (provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan) 
3. Masukkan nama penerima manfaat sesuai yang tertera di KTP Ketik kode captcha yang muncul Klik “Cari Data” 
4. Jika terdaftar sebagai penerima, akan muncul keterangan pada kolom “PBI JK”. Namun jika tidak, sistem akan menampilkan notifikasi “Tidak Terdapat Peserta/PM”.


Baca Juga : 


Syarat menjadi penerima PBI BPJS Kesehatan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014, penerima PBI JKN harus memenuhi beberapa ketentuan berikut: 
1. Warga Negara Indonesia (WNI) 
2. Memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang valid dan terdaftar di Dukcapil 
3. Termasuk dalam kategori fakir miskin atau orang tidak mampu Terdata dalam DTKS atau DTSEN Kemensos 
4. Peserta PBI JKN berhak mendapatkan layanan kesehatan kelas 3 di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

Itulah cara cek penerima PBI JK BPJS Kesehatan November 2025. Masyarakat disarankan untuk mengecek status penyaluran secara berkala, terutama bagi yang sebelumnya terdaftar sebagai penerima bantuan. Jika status kepesertaan tidak aktif, Anda bisa mengajukan reaktivasi KIS PBI atau melapor ke Dinas Sosial setempat agar data dapat diperbarui.


Baca Berikutnya

Ini Syarat Guru PPPK Agar Dapat Mengajar di Sekolah Swasta

 



SCCN ASN-PPPK  



Jakarta 5 November 2025. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti secara resmi menerbitkan aturan terkait redistribusi ASN.

Rencananya guru ASN dapat mengajar di sekolah swasta

Guru yang berstatus PPPK nantinya dapat mengajar di sekolah swasta dengan syarat tertentu.

Syarat tersebut tertuang di dalam Permendikdasmen Nomor 1 Tahun 2025 yang ditandatangani oleh Abdul Mu’ti.

Mu’ti menegaskan bahwa guru PPPK yang akan diredristribusi ke sekolah swasta harus memenuhi syarat di antaranya:

a. Mempunyai kualifikasi akademik minimal S1 atau D4;

b. Jenjang jabatan paling rendah ialah guru ahli pertama

c. Mempunyai hasil kinerja minimal baik

d. Sehat jasmani dan rohani serta bebas dari narkotika

e. Tidak pernah mengalami hukuman baik tingkat sedang maupun berat

f. Tidak sedang menjadi tersangka atau terdakwa

g. Adanya formasi yang kosong di sekolah swasta tujuan

h. Rekomendasi DInas Pendiidkan terkait

i. permohonan pengisian jabatan yang kosong dari sekolah swasta

Nah, itulah beberapa syarat yang ditetapkan bagi guru PPPK untuk mengajar di sekolah swasta.



Monday, November 3, 2025

Isian Dokumen Pengembangan Kompetensi - Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahun 2025

 

 




Jawaban :

Inspirasi menarik yang saya peroleh adalah pergeseran paradigma dari model evaluasi yang birokratis menjadi pembelajaran kolaboratif yang memberdayakan. Saya menyadari bahwa kekuatan utama terletak pada transformasi kepala sekolah menjadi "katalis pembelajaran" yang tidak hanya mengevaluasi, tetapi aktif membangun komunitas praktisi di sekolahnya.

Melalui kegiatan ini, muncul insight tentang kekuatan jejaring. Ketika kepala sekolah saling berbagi tantangan dan solusi dalam kelompok kerja, mereka menciptakan sumber inovasi yang berkelanjutan. Prosesnya berubah dari sekadar memenuhi standar administratif menjadi menumbuhkan kepemimpinan instruksional yang autentik, di mana setiap keberhasilan dan kegagalan menjadi bahan refleksi bersama untuk percepatan perbaikan yang sistemik.




Jawaban : 


Saya menerapkan inspirasi tersebut dengan membentuk "komunitas praktisi" kepala sekolah di tingkat gugus/kecamatan. Dalam forum ini, kami secara rutin menganalisis rekaman video pembelajaran nyata dari masing-masing sekolah menggunakan protokol observasi terstruktur. Proses ini tidak berfokus pada penilaian, tetapi pada identifikasi praktik baik dan alternatif solusi untuk tantangan yang dihadapi. Setiap peserta mendapatkan perspektif baru dan strategi konkret yang langsung dapat diadaptasi untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan instruksional mereka, sekaligus memperkuat jejaring dukungan profesional yang berkelanjutan.


Semoga Sukses!!!







Isian Dokumen Refleksi Tindak Lanjut - Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah

 


 





Jawaban:

Dari proses tindak lanjut pengelolaan kinerja kepala sekolah, inspirasi baru yang saya dapatkan adalah transformasi konsep supervisi menjadi kolaborasi pembelajaran. Tindak lanjut bukan lagi sekadar memastikan rekomendasi dilaksanakan, tetapi menjadi momentum membangun komunitas pembelajaran di mana kepala sekolah sebagai learner leader. Inspirasi ini mendorong pendekatan yang lebih partisipatif, di mana kepala sekolah yang telah dibina kemudian menjadi mentor bagi kepala sekolah lain.



Jawaban:

Berdasarkan inspirasi tersebut, saya mengubah ruang kelas menjadi "komunitas praktisi" dengan menerapkan observasi kolaboratif dan refleksi berbagi praktik secara rutin. Guru-guru secara berkelompok merancang pembelajaran, saling mengamati implementasinya, lalu menganalisis dampaknya terhadap peserta didik. Hasil refleksi menjadi dasar perbaikan metode mengajar secara kolektif dan berkelanjutan, sehingga inovasi dari satu guru dapat cepat diadopsi oleh lainnya.


Jawaban:

1.  Mengubah Pola Pikir: Merombak budaya kerja individu menjadi kolaboratif, di mana guru harus rela membuka kelas untuk diobservasi dan menerima umpan balik dari sejawat.

2.  Ketersediaan Waktu: Menjaga konsistensi program kolaboratif di tengah jadwal mengajar yang padat dan beban administratif yang seringkali menyita waktu.

3.  Kualitas Refleksi: Meningkatkan diskusi pasca-observasi dari sekadar basa-basi menjadi analisis mendalam yang benar-benar berdampak pada peningkatan praktik mengajar.




Jawaban :

Rencana mengatasi tantangan tersebut adalah:
1.  Pendekatan Bertahap: Memulai dengan kelompok guru sukarela sebagai pionir untuk membuktikan manfaat dan menciptakan efek riak yang alami.
2.  Alokasi Waktu Terstruktur: Mengalokasikan waktu khusus (misal: 2 jam/minggu) dalam jadwal resmi sekolah dan menyederhanakan tugas administratif non-esensial untuk memberi ruang bagi kolaborasi.
3.  Pembinaan Berkelanjutan: Memperkuat kemampuan fasilitasi kepala sekolah dan guru inti melalui pelatihan.





Jawaban: 

Tindak lanjut pengelolaan kinerja memberikan inspirasi baru tentang keberlanjutan transformasi. Kami menyadari bahwa keberhasilan sejati bukan terletak pada kepatuhan menjalankan rekomendasi, tetapi pada bagaimana sebuah rekomendasi tunggal dapat berkembang menjadi sebuah siklus inovasi yang melibatkan seluruh komunitas sekolah.

Inspirasi utamanya adalah dengan menjadikan kepala sekolah sebagai katalisator budaya mutu. Dari proses tindak lanjut, lahir praktik baik yang kemudian diadopsi.





Jawaban :

Berdasarkan inspirasi tersebut, perubahan praktik yang saya lakukan adalah mentransformasi ruang kelas/satuan pendidikan menjadi "laboratorium kolaboratif". Saya menginisiasi program "Lesson Study" lintas mata pelajaran di mana guru-guru secara rutin berkolaborasi merancang, mengobservasi, dan merefleksikan pembelajaran bersama. Kepala sekolah tidak hanya memantau, tetapi aktif menjadi fasilitator dalam sesi refleksi ini.



Jawaban:

1.  Mindset Individual ke Kolaboratif: Mengubah kebiasaan guru bekerja sendiri menjadi terbuka untuk dikritik dan berbagi praktik di komunitas pembelajaran membutuhkan pembangunan kepercayaan yang lama.

2.  Keterbatasan Waktu Nyata: Menjaga keberlanjutan program kolaboratif seperti Lesson Study di tengah jadwal mengajar padat dan beban administratif yang tak terkurangi sangat rentan membuat inisiatif ini mandek.

3.  Kedalaman Refleksi: Memastikan diskusi refleksi tidak sekadar formalitas.





Jawaban:

Rencana mengatasi tantangan tersebut adalah:

1.  Pendekatan Bertahap: Memulai dengan kelompok guru sukarela sebagai pionir untuk membuktikan manfaat dan menciptakan efek riak yang alami.

2.  Alokasi Waktu Terstruktur: Mengalokasikan waktu khusus (misal: 2 jam/minggu) dalam jadwal resmi sekolah dan menyederhanakan tugas administratif non-esensial untuk memberi ruang bagi kolaborasi.

3.  Pembinaan Berkelanjutan: Memperkuat kemampuan fasilitasi kepala sekolah dan guru inti melalui pelatihan, serta menggunakan protokol observasi dan data pembelajaran yang konkret untuk memastikan refleksi menghasilkan tindakan nyata.











E-learning

Produk Rekomendasi