Showing posts with label Artikel. Show all posts
Showing posts with label Artikel. Show all posts

Wednesday, April 12, 2023

TARI NGODO SDN CITEUREUP 3

 
Tari Ngodo

“TARI NGODO”

(Dipopulerkan oleh anak-anak SDN Citeureup 3) Pasirkadu adalah salah satu kampung yang terletak tidak jauh dari kawasan wisata Khusus Tanjung Lesung yang tersohor di Provinsi Banten, tepatnya di Desa Citeureup Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang Banten. Secara geografis kampung Pasirkadu berada pada ketinggian 100 m di atas permukaan laut. Keberadaan tanah pada kondisi tertentu sangat cocok dan subur untuk tanaman cengkeh dan tanaman sejenis lainnya. Masyarakat Kampung Pasirkadu memiliki mata pencaharian mayoritas sebagai petani cengkeh. Pada waktu tertentu tanaman cengkeh mulai berbunga, saat itulah terpancar sinar harapan dari masyarakat sekitar. Memang harga cengkeh saat ini secara ekonomis memiliki nilai jual yang cukup menjanjikan, sehingg tidak heran pria-wanita, tua-muda bahkan anak-anak remaja jika masa panen tiba mereka menyambut hari-harinya untuk mulung cengkeh (ngodo) dalam bahasa setempat. Kesempatan ngodo cengkeh ini hanya terjadi satu kali dalam setahun, itupun jika cuaca memungkinkan. Kebiasaaan ngodo tersebut kami implementasikan pada gerakan tarian daerah yang diberi nama “Tari Ngodo” yang akan dibawakan oleh anak-anak SDN Citeureup 3 di bawah asuhan Guru CS dan Bapak Sumar selaku kepala sekolah. @swpremier @universitas terbuka serang @tarikreasi @sdnciteureup3 @disdikporapandeglang

Thursday, January 5, 2023

Deadline 20 Hari Lagi, ini Panduan Pengisian Aplikasi e-Kinerja BKN Tahun 2022

 



Indsmesia.com.  Badan Kepegawaian Negara (BKN) telah menerbitkan Buku Panduan Aplikasi e-Kinerja BKN Tahun 2022.


Buku Petunjuk e‐Kinerja tahun 2022 digunakan untuk memandu ASN dalam pelaporan, monitoring, dan penilaian kinerja dalam periode tertentu menggunakan aplikasi e‐Kinerja.


Diharapkan dengan Buku Aplikasi e-Kinerja BKN Tahun 2022 dapat mempermudah ASN dalam penggunaan aplikasi e‐Kinerja tahun 2022.


A.Akses e‑Kinerja 2022

Anda dapat mengakses e‑Kinerja2022 di https://kinerja.bkn.go.id, kemudian login menggunakan NIP dan Password MySAPK Anda.
Jika Anda lupa terhadap password MySAPK, silahkan gunakan fitur reset Password yang tersedia di aplikasi MySAPK BKN (https://mysapk.bkn.go.id).

Lebih lanjut klik disini..



Saturday, December 17, 2022

KIMIA HIJAU DAN PRINSIP LINGKUNGAN

KELOMPOK 3 KELAS B

ENDI SUTRISNA

SONHAJI

DEDE KIKI EKA PAHLAWAN




Kimia hijau adalah pendekatan terhadap perancangan, proses pembuatan, dan pemanfaatan produk kimia sedemikian rupa sehingga dapat meminimalkan atau bahkan menghilangkan bahaya yang diakibatkan oleh zat kimia terhadap lingkungan, termasuk manusia.

Melansir artikel ilmiah berjudul Penerapan Kimia Hijau untuk Menjamin Keamanan Pangan tulisan Dina Mustafa, kimia hijau (green chemistry), atau yang disebut juga dengan kimia berkelanjutan, adalah konsep serta penerapan kimia dan teknologi yang berinteraksi dengan ilmu lain, seperti fisika, dan biologi.

Pendekatan Kimia Hijau
Tujuan utama dari pendekatan kimia hijau adalah menciptakan zat-zat kimia yang lebih baik dan aman, sebagaimana dijelaskan dalam jurnal bertajuk Kimia Hijau dan Pembangunan Kesehatan yang Berkelanjutan di Perkotaan oleh Dina Mustafa.

Bersamaan dengan hal tersebut, pendekatan ini juga berupaya memilah-milah cara yang paling aman dan efisien untuk menyintesis zat-zat tersebut serta mengurangi sampah kimia yang dihasilkan.

Tujuan penghilangan dampak buruk dilakukan sejak pada tahap perancangan. Pencegahan bahaya pada proses pembuatan zat kimia akan memberikan manfaat bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Hutan Perawan

Moto dari pendekatan kimia hijau adalah "lebih baik, lebih mudah, dan lebih murah untuk merancang, dan mengembangkan proses-proses dan senyawa yang ramah lingkungan daripada mengatasi akibat buruk dari proses dan produk kimia yang berbahaya bagi lingkungan"


Moto tersebut menjelaskan bahwa mencegah terjadinya polusi lingkungan oleh proses dan produk kimia yang berbahaya jauh lebih baik daripada menangani polusi kimia yang sudah terjadi.

Ide kimia hijau merupakan respons atas pengembangan dan pemanfaatan zat-zat kimia yang tanpa kendali sehingga dapat menjadi kontaminan di alam. Zat-zat tersebut dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan makhluk hidup lainnya melalui tanah, air, debu, dan udara.

Kimia Hijau sangat penting bagi kehidupan manusia sebab selain mampu memberikan perlindungan pada lingkungan dan kesehatan manusia, juga bersifat ekonomis sebab dengan Kimia Hijau maka:

Pentingnya Prinsip-prinsip Kimia Hijau:
  1. Mencegah terbentuknya polutan proses kimia dengan cara merancang sintesis kimia yang mencegah terbentuknya sampah atau polutan.
  2. Merancang bahan kimia dan produk turunannya yang aman sehingga menghasilkan produk kimia yang efektif rendah atau tanpa efek racun.
  3. Merancang sintesis kimia yang tidak berbahaya.
  4. Memanfaatkan bahan baku dalam proses kimia dari material terbarukan.
  5. Menggunakan katalis.
  6. Menghindari proses derivatisasi terhadap senyawa kimia.
  7. Memaksimalkan ekonomi atom dengan cara merancang proses.
  8. Penggunaan pelarut dan kondisi reaksi yang lebih aman dengan cara mencoba menghindari penggunaan pelarut, agen pemisah, atau bahan kimia pembantu lainnya.
  9. Meningkatkan efisiensi energi dengan melakukan reaksi pada kondisi mendekati atau sama dengan kondisi alamiah.
  10. Merancang bahan kimia dan produknya yang dapat terdegradasi setelah digunakan menjadi material tidak berbahaya atau tidak terakumulasi setelah digunakan.
  11. Analisis pada waktu bersamaan dengan proses produksi untuk mencegah polusi.
  12. Memperkecil potensi kecelakaan.


Tuesday, November 15, 2022

Kerangka Kompetensi Sosial Emosional (CASEL)

 


Kerangka Kompetensi Sosial Emosional (CASEL)

Kerangka Kompetensi Sosial dan Emosional (CASEL)

Definisi

Contoh

Kesadaran Diri:

kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.

  • Dapat menggabungkan identitas pribadi dan identitas sosial
  • Mengidentifikasi  kekuatan/aset diri dan budaya
  • Mengidentifikasi emosi-emosi dalam diri
  • Menunjukkan integritas dan kejujuran
  • Dapat menghubungkan perasaan, pikiran, dan nilai-nilai
  • Menguji dan mempertimbangkan prasangka dan bias
  • Memupuk efikasi diri
  • Memiliki pola pikir bertumbuh
  • Mengembangkan minat dan menetapkan arah tujuan hidup

Manajemen Diri: kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi

  • Mengelola emosi diri
  • Mengidentifikasi dan menggunakan strategi-strategi pengelolaan stres
  • Menunjukkan disiplin dan motivasi diri
  • Merancang tujuan pribadi dan bersama
  • Menggunakan keterampilan merancang dan mengorganisir
  • Memperlihatkan keberanian untuk mengambil inisiatif
  • Mendemonstrasikan kendali diri dan dalam kelompok

Kesadaran Sosial: kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda

  • Mempertimbangkan pandangan/pemikiran orang lain
  • Mengakui kemampuan/kekuatan orang lain
  • Mendemonstrasikan empati dan rasa welas kasih
  • Menunjukkan kepedulian atas perasaan orang lain
  • Memahami dan mengekspresikan rasa syukur
  • Mengidentifikasi ragam norma sosial, termasuk dengan norma-norma yang menunjukkan ketidakadilan

Keterampilan Berelasi: kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif

  • Berkomunikasi dengan efektif
  • Mengembangkan relasi/hubungan positif
  • Memperlihatkan kompetensi kebudayaan
  • Mempraktikkan kerjasama tim dan pemecahan masalah secara kolaboratif
  • Dapat melawan tekanan sosial yang negatif
  • Menunjukkan sikap kepemimpinan dalam kelompok
  • Mencari dan menawarkan bantuan apabila membutuhkan
  • Turut membela hak-hak orang lain

Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab: kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok

  • Menunjukkan rasa ingin tahu dan keterbukaan pikiran
  • Mengidentifikasi/mengenal solusi dari masalah pribadi dan sosial
  • Berlatih membuat keputusan beralasan/masuk akal, setelah menganalisis informasi, data, dan fakta
  • Mengantisipasi dan mengevaluasi konsekuensi-konsekuensi dari tindakannya
  • Menyadari bahwa keterampilan berpikir kritis sangat berguna baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah
  • Merefleksikan peran seseorang dalam memperkenalkan kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, keluarga, dan komunitas
  • Mengevaluasi dampak/pengaruh dari seseorang, hubungan interpersonal, komunitas, dan kelembagaan

Jika kita analisis lebih lanjut,  5 Kompetensi Sosial dan Emosional yang telah kita bahas berhubungan erat dengan  6 (enam) dimensi  Profil Pelajar Pancasila.  Sebagai contoh,  ketika seorang murid perlu mengeluarkan ide yang baru dan orisinil untuk memecahkan masalah  (dimensi kreatif)  diperlukan juga kemampuan bernalar kritis  untuk melihat permasalahan yang ada. Dalam situasi tersebut, murid tersebut menerapkan kesadaran diri dan manajemen diri. 

Selanjutnya, solusi yang dihasilkannya juga perlu mempertimbangkan akhlak kepada makhluk hidup lain yang dapat dimunculkan dari dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Dalam situasi tersebut, ia menerapkan KSE kesadaran sosial dan keterampilan berelasi. Dalam mewujudkan solusinya, ia pun perlu melibatkan orang lain dengan tetap menghargai keragaman latar belakang yang dimiliki (dimensi gotong royong dan berkebhinekaan global). Dalam tahap ini, ia menerapkan KSE kesadaran sosial, keterampilan relasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. 

 


Saturday, November 5, 2022

Penguatan Budaya Positif Dengan Keyakinan Kelas

PENGUATAN BUDAYA POSITIF MELALUI PENERAPAN KEYAKINAN KELAS

Endi Sutrisna, S.Sos.,S.Pd.Gr.
Calon Guru Penggerak Angkatan 6
Kabupaten Pandeglang

 

Pendidikan di Finlandia
Budaya sekolah yang dinamis dan menyenangkan bagi semua warganya merupakan dambaan setiap sekolah, dambaan dan contoh ideal terkait keadaan pendidikan saat ini adalah kondisi pendidikan di Negara Finlandia yang merupakan negara terdepan di dunia dalam indeks keberhasilan pendidikan, kondisi kurikulum yang ideal, pengajar yang dominan lulusan S2 dan lulusan terbaik yang mengisi posisi guru di negara tersebut. Dukungan dan kondisi sosial budaya negara yang baik dan konsisten memberikan dampak yang siginifikan di negara tersebut. Kondisi pendidikan tersebut dapat kita wujudkan melalui pendekatan dan penerapan konsep-konsep budaya positif, budaya positif akan menciptakan suasana pembelajaran yang baik di lingkungan sekolah, budaya ini memiliki urgensi tinggi karena lingkungan sekolah sebagai tempat peserta didik belajar harus dapat menghadirkan suasana yang kondusif, aman, nyaman dan menyenangkan agar peserta didik merasa betah untuk belajar berlama-lama di sekolah tanpa rasa tertekan, iklhas dan mendapakan raung yang seluas-luasnya dalam memberikan gagasannya.

Kondsi dambaan tersebut dapat kita lakukan melalui keteladanan kedisiplinan, memulai pembelajaran dengan kesepakatan, memberikan kesempatan yang sama dalam berpendapat, bersikap adil dalam memberikan kebutuhan belajar, selalu berusaha memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar agar peserta didik menikmati setiap materi yang diberikan tanpa ada paksaan. Menciptakan suasana positif berhubungan erat dengan pembelajaran yang berpihak pada murid karena suasana yang positif dapat mendorong motivasi peserta didik untuk belajar secara mandiri secara sadar diri.

Setiap sekolah tentunya sudah memiliki budaya yang baik terkait komunikasi dan disiplin dalam menegakan peraturan, akan tetapi pelaksanannya kurang efektif, perlunya penguatan agar budaya positif dapat ditumbuh kembangkan secara masif di kelas dan lingkungan sekolah. Perlunya penekanan dan kebutuhan akan budaya positif karena budaya ini menekakan pada pencapaian nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang berpihak pada peserta didik agar dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab.

Siswa Menempelkan Keyakinan Kelas
Budaya positif dilaksanakan dalam upaya menumbuhkan disiplin diri pada peserta didik secara langsung  menanamkan motivasi intrinsik untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percayai. Dalam mencapai hal tersebut salah satunya yang  dapat dikembangkan dan diterapkan dengan keyakinan kelas. Budaya ini dipilih karena keyakinan merupakan implementasi nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati bersama oleh warga kelas. Keyakinan akan lebih memotivasi seseorang dari dalam yang dapat memotivasi secara instrinsik, peserta didik lebih tergerak dan bersemangat untuk menjalankan keyakinannya, daripada hanya sekedar mengikuti serangkaian peraturan yang identik dengan hukuman yang tidak mengenakan.

Ciri-ciri khas keyakinan kelas:
  1. Bersifat lebih abstrak daripada peraturan yang lebih rinci dan konkret.
  2. Keyakinan kelas berupa pernyataan universal yang dibuat dalam bentuk kalimat positif.
  3. Keyakinan kelas sederhana sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas.
  4. Keyakinan kelas merupakan sesuatu yang dapat diterapkan di kelas tersebut.
  5. Pembuatan keyakinan melibatkan semua warga kelas melalui kegiatan curah pendapat.
  6. Keyakinan kelas ditinjau kembali dari waktu ke waktu sesuai kesepakatan bersama.

Skenario Pelaksanaan

Usaha yang dilakukan dalam mencapai kondisi budaya positif yang mantap, saya melaksakan/ mempraktekan konsepPenguatan Budaya Positif Melalui Keyakinan Kelas” ini bertujuan:

  1. Mengenalkan keyakinan kelas kepada peserta didik.
  2. Menyusun dan membimbing keyakinan kelas bersama peserta didik.
  3. Membiasakan penerapan keyakinan kelas untuk menumbuhkan disiplin diri.

Pelaksanaan aksi nyata dimulai dengan memberikan pemahaman dan arahan kepada peserta didik mengenai keyakinan kelas dan pelibatan murid dalam penyusunan keyakinan kelas melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melaksanakan sosialisasi terkait keyakinan kelas kepada teman sejawat dan kepala sekolah.

2. Melaksanakan sosialisasi terkait keyakinan kelas kepada murid.

  1. Menyusun keyakinan kelas bersama peserta didik. 
  2. Peserta didik membuat paper note keyakinan kelas secara mandiri 
  3. Mengelompokan keyakinan yang dibuat sesuai kelompok kebajikan yang serumpun 
  4. Menempatkan keyakinan kelas di tempat yang mudah dilihat. 
  5. Melakukan pendalaman pada setiap keyakinan melalui kegiatan-kegiatan sederhana di awal pembelajaran

Keyakinan Kelas Final
Pada proses penerapan budaya ini terdapat tantangan yang dihadapi terkait keyakinan kelas adalah dalam hal menanamkan keyakinan kelas pada peserta didik untuk menumbuhkan motivasi intrinsik dalam diri peserta didik. Mindset yang sudah tertanam selama ini adalah peraturan (bukan keyakinan) merupakan dasar mereka bertindak. Mematuhi peraturan dengan tujuan untuk menyenangkan dan mendapatkan nilai baik dari guru, serta berlaku sesuai aturan hanya agar tidak mendapatkan hukuman atau menghindari ketidaknyaman. Sehingga untuk mengubah mindset peserta didik dan mengubah orientasi tindakan mereka dari motivasi ekstrinsik ke motivasi intrinsik inilah yang menjadi tantangan utama, perlu banyak waktu untuk berproses dan komitmen bersama untuk mewujudkannya.

Proses penerapan keyakinan kelas agar dapat tertanam dalam diri murid secara sadar, mandiri dan bertanggungjawab adanya tantangan yang dihadapi terkait penerapan keyakinan kelas di atas, perlu adanya rencana tindak lanjut yang dirumuskan sebagai berikut.

  1. Melakukan pembiasaan penerapan keyakinan kelas di awal-awal pertemuan.
  2. Membuka ruang komunikasi dengan peserta didik untuk mengakomodasi kebutuhannya.
  3. Membiasakan diri untuk mengambil posisi kontrol sebagai manager.
  4. Melakukan penanganan permasalahan peserta didik dengan segitiga restitusi.
  5. Melakukan refleksi bersama untuk memantapkan budaya positif kedepannya. 

Budaya positif yang baik dan berhasil setelah dipraktekan di kelas kemudian penulis bagikan kepada teman sejawat di sekolah dan wilayah lebih luas lagi melalui kegiatan beragi pemahaman yang dilaksanakan mandiri melalui webinar daring dengan tema Penguatan Budaya Positif Sekolah, peserta sangat anstusias dan melebihi target,dengan jumlah peserta 32 peserta, hal ini menandakan antusiasme teman-teman sejawat akan budaya positif sangat perlu diterapkan di sekolah masing-masing, dengan berbagai kesan dan pesan yang beragam, yang penulis tampung dalam media padlet, pengenalan konsep budaya positif ini sangat bermanfaat sekali bagi kemajuan pendidikan sehingga kondisi disiplin budaya positif yang diharapkan dapat tercapai. 

Webinar Budaya Positif

 

#Salam Guru Penggerak

#Merdeka Belajar

E-learning