Showing posts with label Karya Tulis. Show all posts
Showing posts with label Karya Tulis. Show all posts

Saturday, May 4, 2019

Cara Upload Karil UT Terbaru

UPDATED !!!
Artikel terbaru cara upload Karil. Klik tulisan ini !!!
Sesuai dengan Surat Edaran Dirjen DIKTI No. 152/E/T/2012 tanggal 27 Januari 2012 tentang Publikasi Karya Ilmiah, setiap mahasiswa diwajibkan melakukan publikasi ilmiah sebelum yang bersangkutan lulus suatu program studi dan mendapatkan gelar S1 maupun S2. Ketentuan ini juga berlaku bagi mahasiswa Universitas Terbuka (UT). Mulai tahun 2013 mahasiswa UT wajib melakukan publikasi karya ilmiah pada Jurnal Online Universitas Terbuka sebagai persyaratan kelulusan. Penulisan karya ilmiah dilakukan sesuai dengan format karya ilmiah yang telah ditentukan seperti yang tercantum dalam panduan Karya Ilmiah UT yang dapat diunduh berikut ini :

•    Panduan Karya Ilmiah untuk Pembimbing dan Mahasiswa FKIP
•    Panduan Karya Ilmiah untuk Pembimbing dan Mahasiswa FEKON, FISIP, FMIPA, dan PPs

Sedangkan prosedur upload (mengunggah) karya ilmiah karil UT dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut...

Hal Yang Perlu Anda Perhatikan :
=====================
Registrasi Karil Terlebih Dahulu. Karil dapat diunggah melalui Website: "http://karil.ut.ac.id:88/id/user/register" (tanpa tanda kutip), apabila sudah melakukan Registrasi Pembayaran karya Ilmiah (Karil), yang dibayarkan menggunakan Billing (LIP) melalui Bank-bank yang telah ditentukan seperti BRI/ BTN/ Mandiri. Apabila anda belum melunasi pembayaran Karil, maka pilihan Jenis Jurnal Tidak akan muncul dari menu "Nama Jurnal" di Website Karil.

Ketik NIM Secara Manual. Pengisian Nomor Induk Mahasiswa NIM pada kotak isian, harus dilakukan secara manual/ diketik. Apabila NIM diisi dengan cara Copy-Paste (ctrl + V atau klik kanan), maka pilihan Nama Jurnal juga tidak akan muncul/ atau keluar. Berikut gambar kegagalan yang terjadi karena "Belum registrasi, atau Mengisi NIM dengan cara Copy-Paste" :

  
Mengakses aplikasi Karil UT
=====================
Pastikan komputer yang Anda gunakan terhubung ke internet, buka website Unggah Karya Ilmiah Mahasiswa UT Pendas dengan mengetikan alamat "http://karil.ut.ac.id:88/id/user/register" (tanpa tanda kutip). Sistem akan memunculkan tampilan seperti berikut :

Membuat akun baru
===============
Menu ini merupakan fasilitas untuk mengetahui langkah-langkah membuat akun baru. Buka website Unggah Karya Ilmiah Mahasiswa UT (http://karil.ut.ac.id), Kemudian isi form dengan lengkap :


  • Isi email anda (harus valid).
  • Isi nomor induk mahasiswa (harus valid).
  • Pilih tanggal, bulan dan tahun, sesuai dengan tanggal lahir anda.
  • Isi judul jurnal karya ilmiah milik anda.
  • Isi nama jurnal yang ter-generate apabila NIM anda valid.
  • Pilih karya ilmiah dengan mencari letak penyimpanan file Karya Ilmiah Anda di komputer. (yang dapat diunggah berupa file dengan ekstensi doc, docx, rtf, dan odt, dengan ukuran tidak lebih dari 1 MB).
  • Cantumkan kata kunci yang dapat mempermudah pencarian (kata-kata yang terkandung dalam jurnal).
  • Daftarkan akun baru Anda dengan klik tombol  : 
Kegagalan
=======
Apabila gagal, form registrasi akan muncul kembali dengan perubahan warna merah pada bagian yang inputannya tidak sesuai seperti dibawah ini :
Keberhasilan
=========
Apabila berhasil, sistem akan menampilkan pesan untuk memeriksa alamat email yang Anda daftarkan untuk mendapatkan password dan langkah lebih lanjut untuk memasuki akun baru Anda.

======>>>>>>>>>>>>>>>>><<<<<<<<<<<<<<<<<======
Catatan Penting!!!
============
1. Ukuran File Maksimal 1 Mb. Bila diatas 1 Mb, kompres gambar menggunakan Photoshop agar resolusi gambar menjadi lebih kecil. Caranya: READ MORE (KLIK DISINI)>>>
2. Awalnya saya gagal saat mengupload dengan ekstensi .rtf sesuai petunjuk dari website karil.ut.ac. id, dengan peringatan "Kombinasi NIM dan tanggal lahir salah", setelah saya ubah menjadi .doc upload menjadi berhasil.

Wednesday, March 13, 2019

Contoh Sinopsis Kreasi Seni Tari "Ngodo" Banten

 

SINOPSIS
“TARI NGODO”
(Dipopulerkan oleh anak-anak SDN Citeureup 3)



 Gambar Ilustrasi 
(Sumber: https://commons.wikimedia.org/Tari Jawa Barat)

Pasirkadu adalah salah satu kampung yang terletak tidak jauh dari kawasan wisata Khusus Tanjung Lesung yang tersohor di Provinsi Banten, tepatnya di Desa Citeureup Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang Banten.
  
Secara geografis kampung Pasirkadu berada pada ketinggian 100 m di atas permukaan laut. Keberadaan tanah pada kondisi tertentu sangat cocok dan subur untuk tanaman cengkeh dan tanaman sejenis lainnya. Masyarakat Kampung Pasirkadu memiliki mata pencaharian mayoritas sebagai petani cengkeh.

Pada waktu tertentu tanaman cengkeh mulai berbunga, saat itulah terpancar sinar harapan dari masyarakat sekitar. Memang harga cengkeh saat ini secara ekonomis memiliki nilai jual yang cukup menjanjikan, sehingg tidak heran pria-wanita, tua-muda bahkan anak-anak remaja jika masa panen tiba mereka menyambut hari-harinya untuk mulung cengkeh (ngodo) dalam bahasa setempat.

Kesempatan ngodo cengkeh ini hanya terjadi satu kali dalam setahun, itupun jika cuaca memungkinkan. Kebiasaaan  ngodo tersebut kami implementasikan pada gerakan tarian daerah yang diberi nama “Tari Ngodo”  yang akan dibawakan oleh anak-anak SDN Citeureup 3 di bawah asuhan Guru CS dan Bapak Ahim selaku kepala sekolah.



Selamat Menyaksikan….!!!






NARASI MAKNA TARI NGODO
Yang dipopulerkan oleh anak-anak SDN Citeureup 3


Penjelasan Budaya Ngodo
Ngodo merupakan salah satu budaya dan kearifan lokal daerah Pasirkadu yang harus kita pertahankan, karena  anak-anak maupun orang dewasa diperkenankan memungut/ngodo cengkeh (cengkeh yang sudah jatuh dari pohon dengan sendirinya) baik itu milik sendiri maupun milik orang lain tanpa ada tuntutan hukum atas perilaku tersebut, karena penduduk setempat beranggapan bahwa segala sesuatu yang telah jatuh ke tanah adalah pemberian alam yang wajib kita syukuri.  

Deskripsi  Gerakan Ngodo
  1. Musim panen cengkeh telah tiba
  2. Anak-anak melakukan persiapan ngodo dengan membawa alat seperlunya, seperti bakul ais dan peralatan lainnya, setelah peralatan cukup anak-anak langsung bergegas ngodo ke lokasi panen,      
  3. Sepanjang perjalanan menuju lokasi ngodo, mereka melihat banyak cengkeh berserakan,  anak-anak langsung ngodo cengkeh tersebut, setelah ngodo tersebut selesai kemudian anak-anak melanjutkan perjalanan ke lokasi tujuan, sambil tidak henti-hentinya bersukaria karena hasil ngodo di jalan cukup memenuhi bakul mereka.
  4. Tak terasa anak-anak akhirnya sampai di lokasi ngodo dalam suasana sukaria, salah satu dari mereka langsung memanjat sedangkan yang lainnya ngodo di bawah.
  5. Setelah ngodo selesai anak-anak melampiaskan kegembiraanya dengan bermain permainan Tam-tam Muku yang merupakan jenis permainan daerah setempat, permainan tersebut sebgai ungkapan rasa syukur ke Hadirat Ilahi atas panen cengkeh yang melimpah.
  6. Dengan penuh kecerian akhirnya anak-anak bergegas pulang dengan canda tawa.

Demikian deskripsi gerakan tari ngodo SDN Citeureup 3 Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandegang Banten, semoga alam selalu memberikan keberkahan kepada kita semua yang selalu menjaga kelestarian dan kesinambungan alam yang kita cintai ini.

Pencipta : Ebah Suhaebah @copyrigth




Tuesday, November 20, 2018

PTK Matematika Kelas 3 SD Aktivitas Hasil Belajar Matematika Metode Demonstrasi

BAB I
PENDAHULUAN 

A.   Latar Belakang

Hasil dan aktivitas belajar matematika pada peserta didik kelas III rendah. Hal ini terbukti dari hasil belajar siswa anak kelas III SDN 01 Songgowedi hanya 5 dari 12 siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 (42 %), sedangkan sisanya sejumlah 7 siswa rata-rata tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran di bawah 65 (58 %).  Dalam aktivitas belajar siswa di kelas juga kurang begitu memuaskan, diberitahukan oleh guru sebelumnya bahwa siswa belum aktif dalam mengikuti pembelajaran. Para siswa masih senang bermain sendiri atau dengan temannya daripada memperhatikan pelajaran. Kondisi seperti ini tentunya cukup memprihatinkan sehingga perlu segera dicari solusinya agar hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat meningkat.
Rendahnya hasil dan aktivitas belajar matematika pada materi pecahan sederhana pada peserta didik kelas III disebabkan oleh dominasi guru masih tinggi, peran guru dalam proses belajar mengajar sebagai penyebar ilmu kurang berperan sebagai fasilitator, guru masih banyak bergantung pada buku, guru masih dominan menggunakan ceramah dan mencatat, guru masih melaksanakan proses pembelajaransecara konvensional sehingga peserta didik cenderung pasif dan kurang bergairah dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut sangat mungkin disebabkan karena guru kurang variatif dalam penggunaan metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran matematika materi pecahan sederhana.
Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut, maka perlu adanya suatu tindakan untuk mengatasi masalah yang ada berupa penerapan pembelajaran bermakna yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal sehingga akan menarik minat dan perhatian siswa dalam pembelajaran matematika yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajarnya. Harapan yang dituju adalah meningkatnya hasil belajar dan aktivitas pembelajaran matematika materi pecahan sederhana bagi peserta didik. Target yang harus dicapai peserta didik kelas III dalam mata pelajaran Matematika, sesuai dengan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SBKM) yang telah ditetapkan adalah perolehan nilai ≥ 65. Target tersebut belum tercapai sebab dari 12 peserta didik, 7 anak  belum memenuhi nilai yang ditetapkan sebagai indikator keberhasilannya, sehingga perlu untuk ditingkatkan.
Kurang berhasilnya pembelajaran matematika materi pecahan pada siswa kelas III dikarenakan guru masih menggunakan metode pembelajaran yang belum mengikutsertakan siswa aktif dalam pembelajaran tersebut. Kondisi tersebut harus segera diperbaiki untuk memperbaiki hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika materi pecahan sederhana dengan menggunakan metode demonstrasi. Hal ini sangat penting dilakukan karena dengan menggunakan metode demonstrasi siswa dapat aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga meningkatkan hasil belajar dan aktivitas pembelajaran matematika materi pecahan sederhana.
Pada kenyataannya peserta didik masih menganggap pelajaran matematika sebagai pelajaran yang ditakuti sebagian banyak siswa. Pelajaran matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk dipahami, sehingga penguasaan materi pembelajaran kurang maksimal yang berakibat hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika rendah. Oleh karena itu guru harus memprioritaskan membuat pembelajaran matematika yang menyenangkan serta melibatkan peran aktif siswa. Sementara itu, guru masih menyampaikan pembelajaran secara tidak maksimal dengan menggunakan cara yang konvensional tanpa melibatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Guru terkesan hanya member pembelajaran secara monoton dan kurang peduli akan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika materi pecahan sederhana.
Penulis mencoba melakukan perbaikan pada pembelajaran matematika materi pecahan sederhana agar lebih menarik dan dapat mengikutsertakan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi pada materi pecahan sederhana. Pelaksanaan tindakan dilakukan 2 siklus, siklus 1 dilakukan secara klasikal sedangkan siklus 2 pembelajaran dilakukan secara kelompok. Tujuan pelaksanaan tindakan adalah untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika materi pecahan sederhana.
B.       Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, peneliti bersama teman sejawat mengidentifikasi masalah terhadap kekurangan dari pembelajaran matematika materi pecahan sederhana, sebagai berikut:
1.      Mengapa hasil belajar siswa rendah?
2.      Mengapa aktivitas siswa dalam pembelajaran rendah?
3.      Faktor apa yang menyebabkan rendahnya hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran?
4.      Bagaimana agar hasil belajar dan aktivitas siswa pada pembelajaran matematika materi pecahan sederhana meningkat?
C.      Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini data terarah dan tidak menimbulkan berbagai penafsiran, maka penulis membatasi masalah yang berhubungan dengan permasalahan saja yakni sebagai berikut:
1.    Upaya meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika materi pecahan sederhana pada peserta didik kelas III SDN 01 Songgowedi Kecamatan Petungkriono Kabupaten Pekalongan semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.
2.    Penggunaan metode demonstrasi oleh guru pada pembelajaran matematika materi pecahan sederhana pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif matematika materi pecahan sederhana.
Aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dalam kegiatan belajar guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
D.      Rumusan Masalah
  Dalam identifikasi masalah telah dipaparkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan rendahnya hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika materi pecahan sederhana. Penggunaan metode demonstrasi diarahkan oleh peneliti dalam rangka meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika materi pecahan sederhana pada peserta didik kelas III SDN 01 Songgowedi Kecamatan Petungkriono Kabupaten Pekalongan.
        Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas diajukan rumusan masalah sebagai berikut : ”Apakah  melalui penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi pecahan sederhana pada peserta didik kelas III SDN 01 Songgowedi Kecamatan Petungkriono Kabupaten Pekalongan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015?”
E.   Tujuan Penelitian
1.                  Tujuan Umum
Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa terutama dalam pembelajaran matematika.
2.                  Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini:
a.         Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan metode demonstrasi.
b.        Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui penggunaan metode demonstrasi.
c.         Untuk meningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa melalui penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran matematika materi pecahan sederhana pada peserta didik kelas III SDN 01 Songgowedi semester genap tahun pelajaran 2014/2015.
F.    Manfaat Penelitian
1.    Manfaat Teoritis
a.    Manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh teori baru peningkatan hasil belajar dan aktivitas dalam pembelajaran matematika materi pecahan sederhana melalui penggunaan metode demonstrasi bagi peserta didik kelas III SDN 01 Songgowedi.
b.    Sebagai dasar penelitian selanjutnya
2.    Manfaat Praktis
a.    Manfaat bagi peserta didik
1.      Meningkatkan hasil belajar matematika
2.      Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika
3.      Meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika
b.    Manfaat bagi peneliti
1.    Memperoleh bukti bahwa, melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika materi pecahan sederhana.
2.    Memperoleh bukti bahwa, melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika materi pecahan sederhana.
3.    Melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika materi pecahan sederhana.
c.    Manfaat bagi teman sejawat
1.    Sebagai masukan dalam melaksanakan penelitian di kelasnya.

2.    Sebagai bahan masukan untuk guru untuk dipertimbangkan dalam pemilihan metode dalam proses belajar mengajar. 

PTK Matematika Kelas 3 SD Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Materi Pecahan Sederhana Melalui Penerapan Metode Demonstrasi

Bisa di DOWNLOAD disini

Sunday, June 5, 2016

MAKALAH BUDIDAYA SINGKONG SECARA TERPADU

 


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan utama bagi manusia. Di antara kebutuhan yang lainnya, pangan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi agar kelangsungan hidup seseorang dapat terjamin. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dulu hingga sekarang masih terkenal dengan mata pencaharian penduduknya sebagia petani atau bercocok tanam. Luas lahan pertanianpun tidak diragukan lagi. Namun, dewasa ini Indonesia justru menghadapi masalah serius dalam situasi pangan di mana yang menjadi kebutuhan pokok semua orang.
Di Indonesia, ketela pohon menjadi makanan bahan pangan pokok setelah beras dan jagung. Manfaat daun ketela pohon sebagai bahan sayuran memiliki protein cukup tinggi, atau untuk keperluan yang lain seperti bahan obat-obatan. Kayunya bisa digunakan sebagai pagar kebun atau di desa-desa sering digunakan sebagai kayu bakar untuk memasak. Dengan perkembangan teknologi, ketela pohon dijadikan bahan dasar pada industri makanan dan bahan baku industri pakan. Selain itu digunakan pula pada industri obat-obatan.
Oleh karena itu kami sebagai mahasiswa agroteknologi perlu ikut serta berperan dalam pembangunan di sektor pertanian salah satunya dengan cara melakukan pembudidayaan ubi kayu .
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan maklah ini adalah agar memahami cara budidaya tanaman pangan terutama tanaman ubi kayu .


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aspek Budidaya ubi kayu
Ketela pohon merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ubi kayu, singkong atau kasape. Ketela pohon berasal dari benua Amerika, tepatnya dari negara Brazil. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia, antara lain: Afrika, Madagaskar, India, Tiongkok. Ketela pohon berkembang di negara-negara yang terkenal wilayah pertaniannya dan masuk ke Indonesia pada tahun 1852.
Klasifikasi tanaman ketela pohon adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan
Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
Sub divisi : Angiospermae atau berbiji tertutup
Kelas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot utilissima Pohl.; Manihot esculentaCrantz sin.
Varietas-varietas ketela pohon unggul yang akan ditanam pada lahan kami seluas 4x4 m2 ini adalah varietas biasa ditanam, antara lain: Valenca, Mangi, Betawi, Basiorao, Bogor, SPP, Muara, Mentega, Andira 1, Gading, Andira 2, Malang 1, Malang 2, dan Andira 4. Di dunia ketela pohon merupakan komoditi perdagangan yang potensial. Negara negara sentra ketela pohon adalah Thailand dan Suriname. Sedangkan sentra utama ketela pohon di Indonesia diJawaTengah dan Jawa Timur.
2.1.1 Syarat Tumbuh
Curah hujan yang sesuai untuk tanaman ubi kayu antara 1.500 – 2.500 mm/tahun. Kelembaban udara optimal untuk tanaman ubi kayu antara 60-65%, dengan suhu udara minimal bagi tumbuhnya sekitar 10oC. Jika suhunya dibawah 100C, pertumbuhan tanaman akan sedikit terhambat. Selain itu, tanaman menjadi kerdil karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna. Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman ubi kayu sekitar 10 jam/hari, terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
Tanah yang paling sesuai untuk ubi kayu adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros, serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia, dan mudah diolah. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ubi kayu adalah jenis aluvial, latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol, dan andosol.
Derajat kemasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ubi kayu berkisar antara 4,5 – 8,0 dengan pH ideal 5,8. Umumnya tanah di Indonesia ber-pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0 – 5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ubi kayu.
Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman ubi kayu antara 10-700 m dpl, sedangkan toleransinya antara 10-1.500 m dpl. Jenis ubi kayu tertentu dapat ditanam pada ketinggian tempat teretentu untuk dapat tumbuh optimal.
2.1.2 Pedoman Budidaya Ubi Kayu
2.1.2.1 Perbanyakan Tanaman
Ubi kayu diperbanyak dengan setek batang. Setek batang diperoleh dari hasil panenan tanaman sebelumnya. Setek diambil dari bagian tengah batang agar matanya tidak terlalu tua, tetapi juga tidak terlalu muda. Perbanyakan dengan biji hanya dilakuan oleh pemulia tanaman dalam mencari varietas unggul. Asal stek, diameter bibit, ukuran stek, dan lama penyimpanan bibit berpengaruh terhadap daya tumbuh dan produksi ubi kayu. Bibit yang dianjurkan sebagai berikut :
- stek berasal dari batang bagian tengah yang sudah berkayu
- Panjang 15-20 cm
- Diameter 2-3 cm
- Tanpa Penyimpanan
2.1.2.2 Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan antara lain adalah untuk memperbaiki struktur tanah. Tanah yang baik untuk budi daya ubi kayu seharusnya memiliki struktur remah atau gembur, sejak fase awal pertumbuhan tanaman hingga panen. Pengolahan tanah juga bertujuan untuk menekan pertumbuhan gulma. Hal ini dilakukan agar ubi kayu tidak bersaing dengan berbagai gulma dalam mengambil hara tanah, pupuk dan air. Selain itu pengolahan tanah pada ubi kayu juga bertujuan untuk menerapkan sistem konservasi tanah untuk memperkecil peluang terjadinya erosi. Hal ini penting dilakukan agar kesuburan tanah tetap lestari, karena sentra ubi kayu didominasi lahan-lahan yang relatif peka erosi.
clip_image002
2.1.2.3 Cara tanam
Jika dimaksudkan untuk diambil umbinya, penanaman setek dilakukan secara vertikal berjarak 50 cm antar setek. Namun, jika dimaksudkan untuk diambil daunnya, setek dapat ditanam rapat secara mendatar agar tunas baru muncul dari setiap buku. Anjuran cara tanam sebagai berikut :
- Pangkal stek dipotong rata atau runcing. Pangkal stek yang dipotong miring akan berdampak pada pertumbuhan akar yang tidak merata
- Tanamlah stek dalam posisi vertical. Stek yang ditanam dalam posisi lain (miring 450 dan horizontal), akarnya tidak terdistribusi secara merata. Volume akar di tanah dan penyebarannya berpengaruh pada jumlah hara yang dapat diserap tanaman, selanjutnya berdampak pada produksi. Jangan terbalik, pemotongan ujung stek meruncing, membantu agar stek tidak ditanam terbalik.
- Kedalaman tanam 15 cm, pada musim hujan maupun musim kemarau. Hal ini terkait dengan kelembaban tanah untuk menjaga kesegaran stek. Disarankan menanam dalam keadaan tanah gembur dan lembab. Tanah dengan kondisi ini akan menjamin kelancaran sirkulasi O2 dan CO2 serta meningkatkan aktivitas mikrobia tanah. Keadaan ini dapat memacu pertumbuhan daun untuk menghasilkan fotosintat secara maksimal yang akan ditranslokasikan ke tempat penyimpanan cadangan makanan (ubi) Ubi kayu secara maksimal pula.
2.1.2.4 Penanaman dan Penyulaman
Waktu tanam yang tepat bagi tanaman ubi kayu, secara umum adalah musim penghujan atau pada saat tanah tidak berair agar struktur tanah tetap terpelihara. Tanaman ubi kayu dapat ditanam di lahan kering, beriklim basah, waktu terbaik untuk bertanam yaitu awal musim hujan atau akhir musim hujan. Pada praktek penanaman lahan kami kali ini , stek ditanam pada bulan September ini.
Waktu penyulaman dilakukan saat ubi kayu mulai berumur 1-3 minggu. Bila penyulaman dilaksanakan sesudah umur 5 minggu, tanaman sulam akan tumbuh tidak sempurna karena ternaungi tanaman sekitarnya. Sediakan bibit khusus untuk sulam yang ditanam di pinggir atau tepi kebun.

2.1.2.5 Pengendalian gulma
Gulma harus dikendalikan karena gulma merupakan pesaing bagi tanaman ubi kayu khusunya untuk mengambil hara, pupuk dan air. Berikut adalah waktu yang tepat untuk pengendalian gulma yaitu :
- Tiga bulan pertama, hal ini disebabkan pertumbuhan gulma yang lebat, karena tanah di antara tanaman belum tertutup sempurna oleh kanopi
- Di saat panen, dengan tujuan menurunkan kesulitan panen, sehingga kehilangan hasil dapat dicegah dan mempermudah pengolahan tanah dan mengurangi populasi gulma pada musim tanam berikutnya.
2.1.2.6 Pemupukan
Tanaman ubi kayu memerlukan pupuk dalam penanaman, karena unsur hara yang diserap oleh ubi kayu per satuan waktu dan luas lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman pangan yang berproduktivitas tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa hara terbawa panenuntuk setiap ton umbi segar adalah 6,54 Kg N, 2,24 P2O5, dan 9,32 Kg K2O/ha/musim atau pada tingkat hasil 30 ton/ha sebesar 147,6 Kg N, 47,4 Kg P2O5, dan 179,4 Kg K2O/ha/musim. Hara tersebut harus diganti melalui pemupukan setiap musim. Tanpa pemupukan akan terjadi pengurasan hara, Sehingga kesuburan hara menurun dan produksi dan produksi ubi kayu akan menurun. Berikut adalah dosis pupuk yang berimbang untuk budi daya ubi kayu :
- Pupuk Organik : 5 – 10 ton/ha setiap musim tanam
- Urea : 150 – 200 Kg/ha
- SP36 : 100 Kg/ha
- KCl : 100 – 150 Kg/ha
Tehnik pemberian dosis pupuk untuk tanaman ubi kayu adalah, berikan pupuk organik + 1/3 Urea + 1/3 KCl sebagai pupuk dasar pada saat pembuatan guludan. Lalu sisa dosis diberikan pada bulan ketiga atau keempat.
 2.1.2.6 Pengairan dan Penyiraman
Kondisi lahan Ketela pohon dari awal tanam sampai umur + 4–5 bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab, tidak terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan dari sumber air yang terdekat. Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung .
2.1.2.7 Pengendalian Hama dan Penyakit
Penyakit utama tanaman ubi kayu adalah bakteri layu (Xanthomonas campestris pv. manihotis) dan hawar daun (Cassava Bacterial Blight/CBB). Kerugian hasil akibat CBB diperkirakan sebesar 8% untuk varietas yang agak tahan, dan mencapai 50 – 90% untuk varietas yang agak rentan dan rentan. Varetas Adira-4, Malang-6, UJ-3, dan UJ-5 tahan terhadap kedua penyakit ini.
Hama utama ubi kayu adalah tungau merah (Tetranychus urticae). Hama ini menyerang hanya pada musim kemarau dan menyebabkan rontoknya daun, tetapi petani hanya menganggap keadaan tersebut sebagai akibat kekeringan. Penelitian menunjukkan penurunan hasil akibat serangan hami ini dapat mencapai 20 – 53%, tergantung umur tanaman dan lama serangan. Bahkan berdasarkan penelitian di rumah kaca. Serangan tungau merah yang parah dapat mengakibatkan kehilangan hasil ubi kayu hingga 95%. Tungau dapat menyebabkan kerusakan tanaman ubi kayu dengan cara mengurangi luas areal fotosintesis dan akhirnya mengakibatkan penurunan hasil panen ubi kayu. Kerusakan tanaman dapat diperparah oleh kondisi musim kering, kondisi tanaman stress air, dan kesuburan tanah yang rendah.
Untuk pengendalian tungau merah sebaiknya ubi kayu ditanam di lahan pada awal musim hujan untuk mencegah terjadinya serangan tungau, dengan tenggang waktu maksimum 2 bulan. Jika terlambat ditanam, peluang terjadinya serangan lebih lama sehingga kehilangan hasil yang ditimbulkan semakin tinggi. Namun cara yang paling praktis, stabil dan ekonomis adalah dengan menanam varietas yang tahan tungau. Varietas Adira-4 dan Malang-6 cukup tahan tungau, sedangkan UJ-5 dan UJ-3 peka tungau. Sebaiknya UJ-3 dan UJ-5 sebaiknya ditanam di daerah-daerah yang mempunyai bulan basah cukup panjang (seperti Lampung) sehingga serangan tungau yang dialami tidak berat. UJ-3 dan UJ-5 kurang bagus ditanam di daerah yang mempunyai musim kering relatif panjang.
2.1.2.8 Panen
Kriteria utama umur panen ubi kayu adalah kadar pati optimal, yakni pada saat tanaman berumur 7-9 bulan. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan daun mulai berkurang, warna daun mulai agak menguning, dan banyak daun yang rontok. Sifat khusus ubi kayu ialah bobot ubi kayu meningkat dengan bertambahnya umur tanaman, sedangkan kadar pati cenderung stabil pada umur 7-9 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa umur panen ubi kayu fleksibel. Tanaman dapat dipanen pada umur 7 bulan atau ditunda hingga 12 bulan. Namun penundaan umur panen hanya dapat dilakukan di daerah beriklim basah dan tidak sesuai di daerah beriklim kering. Berikut adalah tehnik panen yang benar :
·         Buanglah batang – batang ubi kayu terlebih dahulu.
·         Tinggalkan pangkal batang ­+ 10 cm untuk memudahkan pencabutan
·         Cabutlah tanaman dengan tangan menggunakan tenaga dari seluruh tubuh, sehingga umbinya dapat diangkat keluar dari tanah.
·         Pada tanah berat, pakailah alat pengungkit berupa sepotong bambu atau kayu. Ikat pangkal batang dengan kayu, ujung pengungkit diletakkan di atas bahu, kemudian angkatlah perlahan – lahan ke atas.


BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Singkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya cairan berwarna biru gelap yang bersifat racun bagi manusia.
3.2 Saran
Dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi ubikayu serta pendapatan petani, penerapan teknologi ubikayu ditingkat lapang perlu diterapkan dengan tepat dengan menerapkan paket teknologi yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah (spesifik lokasi). Dengan melakukan budi daya ubi kayu langsung di lapangan mahasiswa akan mengetahuia berbagai masalah serta cara menyelesaikannya.










DAFTAR PUSTAKA

Badan Agribisnis Departemen Pertanian. 1999. Investasi Agribisnis Komoditas Unggulan Tanaman Pangan dan Hortikultura. Kanisius. Yogyakarta.
Danarti dan Sri Najiyati. 1998. Palawija, Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Penerbit Swadaya, Jakarta.
Rahmat Rukmana, H. Ir. 1997. Ubi Kayu, Budidaya dan Pasca Panen. Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI), Yogyakarta.
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS
http://indoagrow.wordpress.com/2012/02/10/budidaya-ubi-kayu/

E-learning